Namun, demokrasi tidak dapat mencegah korupsi yang betul-betul mendistorsi kesejahteraan rakyat tanpa konsolidasi negara yang kompeten. Contoh Filipina menunjukkan distorsi yang membuat negara tidak kompeten yang berkoalisi dengan kaum industrialis yang tidak kompeten pula. Di negara lain yang menjadi contoh di atas memberikan beberapa pengetahuan. Konsolidasi elit dalam negara merupakan prasyarat. Elit dalam negara tidak saling menyandera dan membagi wilayah jarahan. Itu yang pertama.
Kedua, terutama di negara Asia Timur, para elitnya kuat mempromosikan pembangunan yang cepat. Perbedaan dengan negara berkembang lain, mereka adalah birokrat yang kompeten. Pembangunan berada dalam mindset para elit politik. Mereka mengetahui kelompok ekonomi mana yang harus difasilitasi dan agar menjadi kereta penarik sektor ekonomi lainnya.
Tidak seperti elit politik di Indonesia, bagi mereka apa yang terjadi di tingkat internasional adalah sesuatu yang harus dipelajari dan dibuat strategi perbaikannnya di dalam negeri. Ketiga, kedisiplinan dan kestabilan pasar terus diperbaiki melalui perbaikan institusi ekonomi.
Dengan cara ini ekonomi rakyat membuat rencana dan inovasi, bukan terpaksa menyatu ke wilayah ilegal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H