Bila tak kuungkapkan pesonamu dalam sajak...
Maka Kusembunyikan kagumnya ditiap jarak...
Bila kuteguk sebutir air mata tanpa cintamu...
Sekejap racun melumat tubuhku. Doakanlah aku
Meski aku tak peduli bagai pepohonan...
Tapi aku tersiksa bagai daun yang gugur dari rantingnya
Kau telah tinggal dibilik hatiku..
Gengamlah hatimu ke dekapanku.
Aku tahu bahwa aku setia di tiap perih ini...
Kutenun lagi gelombang kenangan denganmu...
Bagai bulir pasir yang sedia dijejaki..
Meski aku tiada dalam kerelaanmu...
Di atas mimbar cinta, aku ada dalam dadamu.
Aku bagai merah di bibirmu, menanti bekas rindu ditiap waktu.
Hingga tanpa diriku lagi, aku dapati diriku dalam dirimu dengan pura-pura...
dan tanpa cintaku, Â aku dapat berdendang dengan cintamu yang hakiki.
Ambon, 11-07-2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H