Perih memasung semenjak purnama perpisahan
Hatiku berdarah-darah  di ruang penantian
Rinduku bernyanyi sendu di taman kehampaan
Hadirkan senyummu apabila kau dengar irama angin kerinduan
Sebab, kita terpisah lebih jauh daripada hati yang tetap tabah dan resah yang terus menjamah
Di ujung ketidakpastian, aku tahu kita adalah air mata yang pasrah untuk jatuh
Namun, tidak terbaca di mata pendosa cinta yang dungu
Perihak yang ku takutkan dari perpisahan ini
Adalah duri cinta yang baru sedang tumbuh di hatimu, kekasih
Aku terlena pada langit indah di matamu
Para pujangga di dalam syair duka, berseru