Beliau juga menjelaskan bahwa, untuk memperoleh foto yang bagus usahakan agar foto itu dapat bercerita. Contohnya saja ketika travelling kesuatu tempat, jangan hanya berfokus pada satu object saja (orang) hingga pemandangan disekitar tidak terlihat. Masak iya foto jauh jauh ke bali tapi isinya selfie, ngapain jauh jauh kebali coba.
Setelah menjawab beberapa pertanyaan dari sesi tanya jawab, Tompi memberikan tanda tanganya pada official T-Shirt Workshop & Photowalk with TOMPI. Semua peserta bergegas meninggalkan gedung megah itu. Acara selanjutnya adalah Photowalk, rencanya photowalk diselanggarakan di Dataran Merdeka. Lokasinya tidak jauh dari hotel jadi bisa diakses dengan jalan kaki, sekalian street photograp. Namun sayang tiba ditengah perjalanan hujan turun cukup deras. Membuat barisan peserta mencar, dan mencari tempat untuk berteduh. Sembari menunggu hujan reda, tompi juga menceritakan hal hal yang dapat dijadikan street photography. “Kayak itu tuh , menurut saya menarik” sambil menunjuk perempuan mengenkan kaos kuning dan berdiri dibalik tembok berwarna orange.
Drama berakhir tragis, hujan tak kunjung reda. Akhirnya banyak peserta yang membubarkan diri masing masing. Walaupun begitu, acara ini memberikan warna dan gambaran tersendiri bagi fotografer pemula maupun fotografer profesional yang ingin memulai bisnis fotografi. Pengisi-pengisi acara yang memberikan banyak ilmu bermanfaat dan sposor utama yang mempromosikan peluang beasiswa full sponsored di bidang IT, Nettium. Dihari itu Tompi memang banyak menginspirasi, karya nya luar biasa. Seleranya terhadap seni tangkap cahaya begitu dalam, dan meaningfull. Sukses selalu untuk KPIM dan sampai ketemu di next event.
Credit photos : Duce Moch, Agus Sukamto and John Ragai
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H