Mohon tunggu...
Emanx Firmansyah
Emanx Firmansyah Mohon Tunggu... -

gunakan lajur kirik - ttd : asu

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Didorong Pendorong

12 Mei 2012   14:45 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:23 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadilah seperti sungai yang mengalir,

Hening di kala malam.

Usah takut pada kegelapan.

Pantulkan bintang-bintang.

Jelmakan pula awan-awan,

Sebab awan itulah air, tiada beda dengan sungai,

Maka pantulkan juga dengan suka cita,

Di kedalamanmu sendiri yang tenteram

(Manuel Bandeira)

Bila bumi di lihat dari atas, Sungai akan nampak seperti urat yang ada di tubuh kita, saya tidak sedang membahas peran sungai dalam kehidupan, akan tetapi, sungai sungai yang ada di dalam tubuh kita, terlebih hati, Yah … ! hanya di dalam lubuk sanubari itulah adanya aliran aliran yang serupa dengan sungai dimana adanya arus yang saling tarik menarik antara menuju muara, atau berhenti di pinggiran sebagai genangan.

Hal itu semua, tergantung pada adanya dorongan. Oleh karena itu, patutlah buat kita untuk mensyukuri, terlebih untuk menikmati nya sebagai penyemangat dalam menjalani gelombang atau riak riak kehidupan itu, sebagai upaya untuk bisa mencapai muara, karena di muara lah kita bisa menguraikan dan menjernihkan kotoran kotoran yang terbawa dari perjalanan kita di aliran kehidupan hingga melebur di kebeningan lautan bebas.

Saya jadi ingat, akan sebuah kisah tentang Nabiyullah Ibrahim As(1), yang atas dorongan istrinya Ibunda Sarah Ra(2) agar menikah lagi supaya mendapatkan keturunan, maka di nikahilah Ibunda Hajar Ra yang notabene adalah seorang budak dari Mesir.

Begitu Ibu Hajar Ra sedang mengandung, Ibu Sarah Ra Nampak seperti kurang berkenan, dikarenakan kecemburuannya yang mendalam, maka Ibu Sarah Ra mendorong Nabi Ibrahim As untuk mencarikan tempat tinggal yang jauh darinya.

Maka dengan satu  unta yang di penuhi perbekalan dan satu unta lagi yang di naiki beliau beliau berdua, berangkatlah Nabi Ibrahim As dan Ibu Hajar Ra keluar dari Palestina menuju Mekkah, dan itu lelah ………

Kita bisa bayangkan, bagaimana saat Nabi Ibrahim As meninggalkan Ibu Hajar Ra di tengah padang pasir dan serakan bebatuan, dan itu perih ……..

Dari cuplikan kisah yang sengaja tidak tuntas itu,  kita kan sudah tau bagaimana cerita itu ber Muara, saya cuma terdorong untuk menggaris bawahi bahwa jangan salah pilih, di dasarkan atasdorongan apa kita mengalir ?

Gresik, Kamis 10 Mei 2012

_________________________________________________________________

1). As : Alaihis Salam adalah gelar yang biasanya diberikan kepada para nabi dan juga pada para Malaikat dalam Islam selain nabi Muhammad yang bergelar “Shalallaahu ‘Alayhi Wasallam” atau disingkat “SAW”

2). Ra :  Radhiyallahu ‘anha Lafaz ini kan merupakan ungkapan dan doa yang maknanya adalah semoga  Allah meridhainya

Bila di dapati kata terakhirnya:
‘anhu maka dhamirnya untuk dia satu orang laki-laki.
‘anhum maka dhamirnya mereka (jama`)
‘anhaaa maka dhamirnya untuk dia seorang wanita.

bila mendapati  yang begini “Ibnu Umar rodiyallahu ‘anhuma” maksudnya semoga Allah meridhai Sayidina Umar Ra dan anaknya

Referensi:


  1. Cerita Teladan 25 nabi – Dian Rakyat
  2. Modern Brazilian Poetry – Manuel Bandeira
  3. Wikipedia Indonesia
  4. http://groups.yahoo.com/group/assunnah/message/38211

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun