Mohon tunggu...
Emanuel Odo
Emanuel Odo Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Catatan Harian

Mengamati

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Di Balik Genangan, Refleksi Ketangguhan Generasi Muda Indonesia

17 Agustus 2024   06:40 Diperbarui: 17 Agustus 2024   07:46 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://x.com/adarwis

                                            

Di suatu pagi yang sunyi, ketika matahari baru saja menyibak tirai malam, seorang anak kecil berdiri tegak. Baju seragam putih merahnya, sedikit lusuh namun tetap membanggakan, bergoyang diterpa angin lembut. 

Di sekelilingnya, tanah yang becek menggigil di bawah pijakan, menciptakan genangan air yang tak bisa dihindari. Namun, bocah itu tak gentar, ia tetap berdiri dengan hormat, menatap bendera merah putih yang berkibar anggun di langit biru.  

Gambaran ini bukan sekadar potret sederhana dari upacara bendera yang rutin dilakukan setiap Senin.

 Ini adalah cerminan mendalam dari kondisi pendidikan di Indonesia, sebuah cerminan yang membawa kita pada pertanyaan yang lebih besar: Apa arti sebenarnya dari pendidikan yang merdeka? 

Di balik senyuman lugu bocah-bocah yang setia menghadap bendera, tersembunyi realitas yang pahit. Ketika para petinggi negeri duduk nyaman di kursi empuk, bocah-bocah ini harus bergulat dengan keterbatasan. Buku-buku usang, bangunan sekolah yang tak layak, serta tenaga pendidik yang kerap terabaikan hak-haknya, menjadi teman setia mereka dalam menuntut ilmu. 

Adakah yang salah? Adakah yang terabaikan? 

Bendera merah putih itu, yang berkibar dengan gagah di angkasa, seharusnya menjadi simbol harapan bagi setiap anak bangsa. Namun, kenyataannya, bagi sebagian besar anak di pelosok negeri, pendidikan masih terasa seperti impian yang jauh dari jangkauan. 

Di tengah kebijakan yang terus berubah dan janji-janji yang tak pernah terpenuhi, mereka tetap berdiri tegak, menghormat dengan penuh harapan. Pendidikan seharusnya adalah jalan menuju kebebasan, sebuah jalur yang membebaskan manusia dari belenggu kebodohan dan ketidakadilan. 

Namun, ketika pendidikan hanya menjadi ajang formalitas tanpa esensi, apa yang sebenarnya kita peroleh? Anak-anak yang terpaksa belajar di ruang kelas yang bocor, duduk di kursi yang reyot, dan menerima pengajaran dari guru yang bergulat dengan minimnya penghargaan, hanya akan mengisi barisan panjang generasi yang terjebak dalam siklus kemiskinan dan ketidakadilan. Di hari kemerdekaan ini, mari kita merenung sejenak. 

Adakah kita benar-benar merdeka dalam arti yang sesungguhnya? Apakah kemerdekaan hanya milik mereka yang mampu membelinya dengan kekayaan dan kekuasaan? 

Jika demikian, apa gunanya bendera merah putih yang berkibar di tiang tertinggi? Kita butuh lebih dari sekadar perayaan kemerdekaan yang penuh dengan seremoni. Kita butuh komitmen nyata dari para pemimpin untuk memastikan bahwa setiap anak Indonesia, tanpa terkecuali, mendapatkan haknya untuk memperoleh pendidikan yang layak. 

Pendidikan yang bukan hanya soal angka dan huruf, tapi juga soal nilai dan moral. Pendidikan yang membebaskan, bukan sekadar memenjara dalam doktrin semata. Merdeka! Teriakan itu harus lebih dari sekadar gema suara. 

Ia harus menggema dalam tindakan nyata, dalam kebijakan yang berpihak pada mereka yang terpinggirkan, dalam perjuangan untuk memerdekakan setiap jiwa dari kebodohan dan ketidakadilan. Bagi para pemimpin, renungkanlah. Merdeka bukan hanya tentang mengibarkan bendera setinggi mungkin, tapi juga tentang mengangkat derajat setiap anak bangsa. 

Jadikanlah pendidikan sebagai alat pembebasan, bukan sebagai alat penindasan. Dan bagi kita semua, mari bersama-sama membangun bangsa ini dengan penuh kesadaran. Tanamkan dalam diri bahwa pendidikan adalah hak setiap anak bangsa, bukan hanya milik mereka yang beruntung.

Selamat Hari Kemerdekaan, Indonesia. Mari kita berjuang bersama, untuk kemerdekaan yang sejati, untuk pendidikan yang memerdekakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun