Mohon tunggu...
Catatan Pingiran
Catatan Pingiran Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - RUANG TUNGGU

Mengamati

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Membangun Generasi Emas: Tantangan Kompetisi di Kalangan Anak Muda Indonesia

13 Agustus 2024   22:13 Diperbarui: 14 Agustus 2024   00:16 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


                                                                                             Indonesia saat ini tengah berada dalam masa persiapan untuk menghadapi tantangan besar menuju tahun 2045, di mana diharapkan tercapainya visi "Indonesia Emas". Dalam perjalanan menuju visi tersebut, generasi muda menjadi salah satu pilar utama yang diandalkan. Namun, terdapat kekhawatiran yang mendalam mengenai kesiapan anak muda Indonesia, terutama mahasiswa, dalam berkompetisi di era globalisasi yang semakin ketat.
 1. Potret Kompetisi di Kalangan Mahasiswa

Kompetisi di kalangan mahasiswa Indonesia sering kali masih jauh dari yang diharapkan. Hal ini terlihat dari rendahnya partisipasi dalam berbagai kompetisi akademis, baik di tingkat nasional maupun internasional. Misalnya, jumlah mahasiswa Indonesia yang berpartisipasi dalam olimpiade sains atau kompetisi debat internasional masih sangat minim jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia. 

Menurut data yang dirilis oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, partisipasi mahasiswa Indonesia dalam kompetisi internasional di bidang sains dan teknologi masih berada di bawah 5% dari total populasi mahasiswa di Indonesia. Ini menjadi salah satu indikasi bahwa banyak mahasiswa yang belum termotivasi atau bahkan merasa kurang percaya diri untuk bersaing di tingkat global.

Selain itu, studi yang dilakukan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada tahun 2022 menunjukkan bahwa rendahnya partisipasi mahasiswa dalam kompetisi diakibatkan oleh beberapa faktor, antara lain kurangnya dukungan dari institusi pendidikan, minimnya akses terhadap sumber daya yang diperlukan, dan ketidaktahuan mahasiswa tentang peluang yang ada. Di sisi lain, sikap apatis dan rasa puas diri yang berlebihan juga menjadi penghambat utama dalam pengembangan budaya kompetisi di kalangan mahasiswa.

 2. Pentingnya Kompetisi untuk Mewujudkan Indonesia Emas

Visi Indonesia Emas 2045 tidak hanya menitikberatkan pada aspek ekonomi semata, tetapi juga mencakup pengembangan sumber daya manusia yang unggul. Dalam hal ini, kompetisi memegang peranan penting sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas diri dan kemampuan bersaing, baik di tingkat nasional maupun internasional. 

Kompetisi mendorong individu untuk terus belajar, berinovasi, dan berpikir kritis, yang semuanya merupakan kualitas penting bagi generasi emas Indonesia. Dalam sebuah laporan yang dirilis oleh World Economic Forum (WEF) pada tahun 2023, Indonesia berada di peringkat ke-56 dari 141 negara dalam hal daya saing global. 

Meskipun ini menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, peringkat ini masih jauh di bawah negara-negara maju. Salah satu faktor yang mempengaruhi peringkat ini adalah rendahnya kualitas pendidikan tinggi dan kurangnya inovasi di kalangan mahasiswa. Tanpa adanya upaya yang serius untuk meningkatkan partisipasi dalam kompetisi, Indonesia akan kesulitan mencapai target sebagai negara maju pada tahun 2045.

 3. Kendala dan Solusi
 Beberapa kendala yang dihadapi oleh mahasiswa Indonesia dalam berkompetisi antara lain kurangnya pembinaan dan bimbingan dari pihak kampus, minimnya dukungan finansial untuk mengikuti kompetisi, serta kurangnya kolaborasi antara perguruan tinggi dengan dunia industri. 

Selain itu, kurangnya akses terhadap informasi kompetisi internasional juga menjadi masalah tersendiri.
Salah satu solusi yang dapat diambil adalah memperkuat peran perguruan tinggi sebagai fasilitator bagi mahasiswa untuk mengikuti kompetisi, baik dalam bidang akademik maupun non-akademik. 

Kampus dapat memberikan pembinaan khusus, menyediakan sumber daya yang memadai, serta menjalin kerjasama dengan pihak-pihak eksternal seperti perusahaan teknologi atau lembaga riset. Selain itu, pemerintah juga perlu memperkuat program beasiswa dan hibah untuk mahasiswa yang berprestasi dalam kompetisi internasional, sehingga mereka dapat lebih fokus dalam mengembangkan kemampuan mereka tanpa terbebani oleh masalah finansial. 

Selain itu, penting untuk membangun budaya kompetisi yang sehat di kalangan mahasiswa. Ini bisa dimulai dengan mengadakan lebih banyak kompetisi di tingkat nasional yang melibatkan berbagai disiplin ilmu, sehingga mahasiswa dapat terbiasa bersaing dan mengasah kemampuan mereka. Dengan begitu, mereka akan lebih siap untuk bersaing di tingkat internasional.

 4. Peran Teknologi dan Inovasi
 Di era digital ini, teknologi memainkan peran penting dalam meningkatkan daya saing generasi muda. Teknologi membuka akses yang lebih luas terhadap informasi, pendidikan, dan peluang. Namun, pemanfaatan teknologi ini masih belum optimal di kalangan mahasiswa Indonesia. 

Banyak dari mereka yang masih menggunakan teknologi untuk hiburan semata, daripada untuk mengembangkan kemampuan diri. Menurut data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pada tahun 2022, pengguna internet di Indonesia mencapai 210 juta orang, dengan sebagian besar adalah anak muda. Namun, penggunaan internet untuk tujuan pendidikan dan pengembangan diri masih rendah. 

Padahal, dengan memanfaatkan teknologi secara maksimal, mahasiswa dapat meningkatkan kemampuan mereka melalui kursus online, partisipasi dalam kompetisi daring, atau kolaborasi dengan mahasiswa dari negara lain. Untuk itu, integrasi teknologi dalam pendidikan tinggi menjadi sangat penting. 

Perguruan tinggi perlu mendorong mahasiswa untuk lebih aktif menggunakan teknologi untuk mengembangkan diri mereka, misalnya dengan memfasilitasi akses ke kursus-kursus daring berkualitas atau menyediakan platform untuk kolaborasi antar mahasiswa. Selain itu, perlu adanya upaya untuk meningkatkan literasi digital di kalangan mahasiswa agar mereka dapat memanfaatkan teknologi dengan lebih optimal.

 5. Mempersiapkan Generasi Emas yang Kompetitif
  Untuk mencapai visi Indonesia Emas, diperlukan generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki kemampuan untuk berkompetisi di tingkat global. Oleh karena itu, penting untuk menanamkan semangat kompetisi sejak dini, baik di tingkat sekolah maupun perguruan tinggi. 

Pendidikan harus diarahkan untuk tidak hanya mengajarkan teori, tetapi juga mendorong siswa dan mahasiswa untuk aktif berpartisipasi dalam berbagai kompetisi yang dapat mengasah kemampuan mereka.
Generasi emas Indonesia harus memiliki mindset untuk terus belajar dan berkembang, serta tidak mudah puas dengan pencapaian yang ada. Kompetisi adalah salah satu cara untuk mengembangkan mindset ini. Dengan berkompetisi, mahasiswa dapat belajar dari kekalahan, meningkatkan kemampuan mereka, dan pada akhirnya menjadi individu yang lebih baik dan siap bersaing di dunia kerja.
Visi Indonesia Emas tidak akan tercapai tanpa adanya generasi muda yang kompetitif dan inovatif.

 

    Oleh karena itu, semua pihak, baik pemerintah, perguruan tinggi, maupun dunia industri, perlu bekerja sama untuk menciptakan ekosistem yang mendukung pengembangan potensi mahasiswa. Dengan begitu, Indonesia dapat mencapai cita-cita sebagai negara maju yang sejahtera pada tahun 2045.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun