Mohon tunggu...
Emanuel Hayon
Emanuel Hayon Mohon Tunggu... Editor - •Menulis adalah tanda berpikir

Kritis adalah cara kreatif untuk melatih keseimbangan otak kiri dan kanan•

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

MRT Jakarta dan "Surat Cinta" Anies Baswedan

25 Maret 2019   18:46 Diperbarui: 26 Maret 2019   12:50 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penantian panjang itu akhirnya datang juga. Kemarin (Minggu, 24/3/2019),masyarakat Jakarta akhirnya resmi menggunakan moda transportasi masal mass rapid transit (MRT). Tepuk tangan dan riuh suara terdengar ketika Presiden Joko Widodo meresmikan MRT.

MRT sendiri memiliki catatan perjalanan panjang. Mengutip jakartamrt.co.id, proyek infrastruktur ini sebenarnya sudah digagas sejak orde baru pada 1985. Ada lebih dari 25 studi subjek umum dan khusus yang telah dilakukan terkait dengan kemungkinan sistem MRT di Jakarta. Proyek ini kemudian sempat terhenti akibat krisis ekonomi dan politik yang terjadi antara rentang 1997-1999.

Pada 26 April 2012, titik terang pembangunan MRT muncul. Gubernur DKI Jakarta saat itu Fauzi Bowo meresmikan pencanangan persiapan pembangunan MRT di Stadion Lebak Bulus, Jakarta. 

Foke (sapaan akrab Fauzi Bowo) mengaku lega. Ia berharap MRT menjadi ikon pembangunan serta menjadi transportasi yang nyaman, efisien, dan ramah lingkungan. 

Setelah berganti pemerintahan, proyek moda transportasi masal tersebut akhirnya dilanjutkan oleh Gubernur DKI Jakarta setelahnya yakni Joko Widodo dan Basuki Tjahja Purnama. Dengan menempatkan sebagai program prioritas, akhirnya proyek tersebut dilakukan ground breaking pada 2013.

Proses pengerjaan dengan skema pinjaman dari Pemerintah Jepang membuat proyek ini tanpa halangan hingga akhirnya diresmikan kemarin. 

Semua tentu bergembira menyambut hal ini. Lihat saja, sejak dilakukan uji coba pada pekan sebelumnya terlihat sekali animo masyarakat yang tinggi untuk menjajal produk transportasi masal berbasis rel tersebut.

Terlepas dari proses panjangnya, ada hal yang menarik dan kemudian menjadi sebuah perbincangan sejak kemarin. Perbincangan tersebut berhubungan dengan "Surat Cinta" Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Dalam surat yang ditulis dari hati tersebut, Anies mengungkapkan rasa terima kasih sebesarnya bagi pekerja bangunan MRT yang telah bersusah payah dalam diam bekerja siang dan malam untuk moda transportasi masal MRT.

"Saya sudah meminta kepada Direksi MRT bahwa kali ini harap dicatat setiap nama yang terlibat. Sekecil apapun termasuk para pekerja paling operasional. Dokumentasikan semua, dan izinkan kami, bangsa Indonesia, mengenal orang-orang yang bekerja keras dalam sunyi untuk mengubah wajah ibu kota," ujar Anies yang tertuang dalam carik tulisannya.

Anies juga mempertegas dalam setiap paragraf suratnya bahwa keringat berpeluh yang dikeluarkan siang dan malam sepanjang proses pengerjaan MRT telah menjadi suluh bagi jutaan warga ibu kota yang menikmati MRT di hari-hari ke depan.

Belajar Menghargai Proses

Surat Anies Baswedan kemudian menjadi viral dijagat sosial media. Semua memberi nilai positif. Terlepas dari suhu politik yang memanas, Anies sebenarnya memberi pendidikan yang menarik bahwa proses pembangunan merupakan sesuatu yang berkelanjutan.

Anies mempertegas arti dari surat tersebut bahwa kesuksesan pembangunan tidak harus diklaim sebagai hasil kerja seorang pemimpin saja, tapi lebih dari itu merupakan proses kerja berkelanjutan, bahkan mereka yang kecil dan terlupakan dalam proses proyek tersebut.

Akhir-akhir ini, kita kadang terlampau sulit mengakui pembangunan sebagai sebuah hasil proses berkelanjutan. Proses penghargaan tersebut tertutup sejak politik menghantui kondisi sosial.

Kadang kita terlampau menyudutkan pihak lain, seakan ada yang paling berjasa dan yang lainnya tidak berjasa. Sikap saling membenturkan ini yang membuat kita lupa dari esensi pembangunan yakni keberlanjutan. 

Semoga secuil sikap rasa terima kasih Anies kepada semua pelaku yang berjasa dalam proses pembangunan MRT dapat mengembalikan rasa hormat kita pada sebuah proses pembangunan. Tanpa ada mereka yang berjasa di masa lampau - kita tidak bisa menikmati proses yang dirasakan sekarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun