Mohon tunggu...
Emanuel Hayon
Emanuel Hayon Mohon Tunggu... Editor - •Menulis adalah tanda berpikir

Kritis adalah cara kreatif untuk melatih keseimbangan otak kiri dan kanan•

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Makna di Balik OTT Ketua Umum PPP

16 Maret 2019   00:52 Diperbarui: 16 Maret 2019   02:02 955
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hampir semua mata dan telinga hari ini tertuju pada penangkapan Muhammad Romahurmuziy yang seyogianya adalah Ketua Partai Persatuan Pembangunan. Mengejutkan memang karena banyak yang berprasangka bahwa Romahurmuziy sejauh ini baik. Meski demikian, banyak juga yang mengatakan bahwa gerak-gerik  ketua partai kaabah ini sudah terendus sejak beberapa bulan lalu sehingga menunggu waktu dan kesempatan untuk ditangkap.

Dikutip dari media online detik.com, sebanyak enam orang, termasuk Ketum PPP Romahurmuziy atau Rommy, diamankan KPK dalam sebuah operasi tangkap tangan (OTT) di Surabaya, Jawa Timur. Diduga OTT tersebut terkait dengan pengisian jabatan di Kementerian Agama (Kemenag). 

Rommy dan lima orang yang lain selanjutnya menjalani pemeriksaan di Mapolda Jatim. Sementara Rommy diperiksa pada Jumat pagi menjelang siang, sekitar pukul 11.00 WIB.

"[Terkait] pengisian jabatan di Kemenag pusat dan daerah. Kami duga ini bukan pertama kali," tutur juru bicara lembaga anti rasuah Febri diansyah. 

Ketua DPW PPP Jatim Musyafa Noer mengatakan selama dua hari ini Rommy tengah berkegiatan di Jatim setelah melakukan sejumlah kegiatan di Blitar.

"Kemudian tadi malam, bermalam di Hotel Bumi, Surabaya. Sementara peristiwanya [penangkapan KPK] tadi pagi sekitar pukul 08.00 WIB, " tambah Musyafa.

Apresiasi Untuk KPK

KPK bekerja keras dan cepat, akhirnya beberapa jam lalu Romahurmuziy tiba di rumah anti rasuah kuningan. Kerja keras KPK ini harus dimaknai sebagai sesuatu yang luar biasa. Bukan karena ini adalah tahun politik, tetapi ini adalah sebuah keharusan dan kewajiban KPK untuk membersihkan korupsi di negara tercinta.

Bertepatan dengan tahun politik, gonjang-ganjing bermunculan. Saling lempar pendapat bertebaran di media sosial. Kubu 01 berpendapat bahwa ini adalah ketegasan incumbent dalam memberantas korupsi, sementara kubu 02 melihat bahwa banyak orang dekat  disekitar 01 tersangkut kasus korupsi.

Terlepas dari perdebatan kubu 01 dan 02, penulis beranggapan bahwa operasi tangkap tangan hari ini adalah kerja keras KPK. KPK yang harus diberi apresiasi untuk ketegasannya. Apabila proses penangkapan ini terjadi di era Jokowi, apresiasi setingginya harus disematkan kepada KPK karena KPK adalah panglima pemberantasan korupsi yang tidak bisa diintervensi oleh Presiden sekalipun.

KPK memang menjadi tumpuan terakhir rakyat ketika korupsi merajalela. Kinerja yang baik dilakukan oleh KPK hari ini, harus terus diapresiasi sehingga bisa membuka takbir kasus lainnya. Ini penting, karena sikap KPK menjadi titik tolak bagi semua masyarakat dalam menilai kinerja politikus atau pejabat selama ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun