Mohon tunggu...
Emanuel Dapa Loka
Emanuel Dapa Loka Mohon Tunggu... Freelancer - ingin hidup seribu tahun lagi

Suka menulis dan membaca... Suami dari Suryani Gultom dan ayah dari Theresia Loise Angelica Dapa Loka. Bisa dikontak di dapaloka6@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Virus Korona Lahirkan Tempusdei.id

29 Desember 2020   11:48 Diperbarui: 29 Desember 2020   11:56 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akibat  Virus Korona yang terkesan tiba-tiba menyergap dunia, banyak orang kepayahan. Tiba-tiba muncul pengangguran di mana-mana karena perusahaan bangkrut. Pekerja harian atau mereka yang bergerak di bidang informal menjadi sangat sulit dalam pendapatan.

Hal yang sama juga terjadi di bidang media. Sejumlah media terseok-seok lalu terjatuh alias tutup, lalu muncullah wartawan yang tanpa pekerjaan. Saya termasuk orang yang bekerja di media kecil dan cenderung tergolong media internal. Sesekali menjadi editor buku dan lain-lain.  Media tersebut terbit secara teratur dan dibagikan secara gratis kepada kelompok-kelompok yang berkumpul secara reguler pula di tempat-tempat tertentu untuk kegiatan tertentu. Artinya, majalah dengan dengan oplag 2.500 eksemplar tersebut dibagikan saat terjadi pertemuan-pertemuan.

Ketika tidak boleh kumpul-kumpul karena korona, otomatis muncul masalah untuk pengedaran majalah ini. Kalau dikirimkan ke rumah masing-masing, pasti memerlukan dana tersendiri. Kesimpulannya, majalah tersebut berhenti terbit. Baru akan terbit lagi kettika Virus Korona ini berlalu. Tapi sampai kapan?

Lalu saya harus buat apa? Karena memiliki sedikit pengalaman di bidang jurnalistik, saya lalu mengajak beberapa kawan untuk membuat sebuah media online untuk tetap menyalurkan talenta dan daya kreatifitas. Tentu saja, melalui media tersebut, saya ingin berbagi inspirasi dan semangatt.

Setelah memeras pikiran dan mengajak beberapa teman untuk berdiskusi, akhirnya ketemu nama TEMPUS DEI yang berarti waktu Tuhan. Mengapa TEMPUS DEI? Karena hidup ini sangat tergantung pada waktu Tuhan. Kapan Tuhan mau, Dia panggil saja sesuai kuasaNya. Karena itu hidup ini harus diisi dengan baik agar ketika tiba saatnya, sedapat mungkin siap menerima kehendak Tuhan itu.

Sebagai media baru, TEMPUS DEI masih harus mencari jati diri dan bentuk. Silakan mampir. Tagline-nya: Inspiratif Tembus Ke Hati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun