Mohon tunggu...
Emanuel Dapa Loka
Emanuel Dapa Loka Mohon Tunggu... Freelancer - ingin hidup seribu tahun lagi

Suka menulis dan membaca... Suami dari Suryani Gultom dan ayah dari Theresia Loise Angelica Dapa Loka. Bisa dikontak di dapaloka6@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Semoga Jadi Oase di Tengah Rundungan

27 Januari 2015   13:48 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:18 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kabar gembira! Di tengah gonjang-ganjing yang merundung negeri ini, pada awal 2015, kompasianer Agust Dapa Loka mengeluarkan buku kumpulan puisi Gemerisik Ilalang Padang Sabana, terbitan Altheras Publishing. Buku ini memuat 60 buah puisi dan mendapat kata pengantar dari menteri Anies Baswedan dan endorsement dari sejumlah orang.

[caption id="attachment_348175" align="aligncenter" width="300" caption="Buku "][/caption]

Buku tersebut sudah beredar di Gramedia, Gunung Agung dan toko buku lainnya di Jabodetabek dan kota-kota lainnya di seluruh Indonesia. Semoga puisi-puisi dalam buku ini bisa menjadi oase di tengah rundungan yang menimpa negeri ini.

[caption id="attachment_348176" align="aligncenter" width="449" caption="oase dari padang sabana. foto: EDL"]

1422315906792051158
1422315906792051158
[/caption]

Berikut, komentar para Sahabat dan pembaca antologi puisi tersebut:

Gemerisik Padang Ilalang Sabana adalah ladang terbuka menganga. Semua terlihat dengan nyata, tapi tak berarti tak menyembunyikan misteri.Misteri dalam gemerisik, juga dalam diam, dalam angin sabana. Gemerisik angin itulah yang dihidupkan Agust Dapa Loka dalam kumpulan puisi yang kadang terasa sebagai doa, kadang ungkapan dosa, kadang bertanya, dan kadang ditinggalkan begitu saja. Karena angin adalah jiwa, dengankeleluasaan. Juga kemerdekaannya. —Arswendo Atmowiloto, budayawan

Kumpulan puisi di dalam buku ini mewakili suara tanah Sumba yang terlupakan. Dari antara ilalang, Agust bersuara demi cintanya pada negeri ini. Dia bersuara lantang melalui Lolong Anjing di Gerbang Senayan, Berteduh di Bawah Matahari, dan melalui Gemerisik Ilalang Padang Sabana. Inilah suara yang mengentak, mengaduk rasa, dan bahan perenungan bagi kita semua. –Andy Noya, wartawan dan host KICK ANDY

Beberapa puisi Agust Dapa Loka dalam buku ini membuka luka masyarakat yang antara lain disebabkan oleh kekerasan terhadap tanah dan isinya. Di berbagai tempat di negeri ini sering terjadi gegar sosial akibat eksploitasi tanah demi pembangunan. Selain tidak memberikan hasil yang adil bagi masyarakat atau komunitas setempat, pembalakan tanah juga telah menggoyahkan keseimbangan hidup. Tanah kehilangan sejarahnya dan lambat-laun kehabisan nilai spiritualnya. Penguasaan atas tanah telah menjadi bagian dari mesin keserakahan. Kian terkurasnya tanah mencerminkan kian mengeringnya jiwa manusia. Puisi-puisi Agust Dapa Loka adalah suara dari tengah padang yang merindukan cinta yang ramah terhadap tanah. —Joko Pinurbo, penyair

“Puisi adalah seni memotret kehidupan dengan kata-kata. Bait demi bait puisi yang ditulis Agust Dapa Loka ini memotret dengan tajam berbagai pemikiran, perasaan bahkan curahan hati yang kadangala sulit diungkap dengan kata-kata. Tatkala membaca puisi demi puisi yang disajikan di buku Gemerisik Ilalang Padang Sabana ini, seakan-sekan kita diberikan mikroskop kehidupan untuk memotret wajah dan realitas kehidupan dengan lebih tajam hal-hal yang terlewati ataupun gambaran kehidupan yang sering kita abaikan. Kata-kata yang saya kumpulkan untuk menggambarkan buku puisi ini adalah: kaya, variatif, banyak sisi yang dipotret, indah dan juga berani!” —Anthony Dio Martin, Motivator, penulis buku best seller

Larik-larik puisi adalah untaian kata-kata indah, tak ubahnya nada-nada lagu pengisi jiwa yang hampa. Seorang musisi dan penyanyi, tentunya sangat membutuhkan kata, lirik yang sanggup memengaruhi suasana jiwa. Kumpulan puisi "Gemerisik Ilalang Padang Sabana" ini kiranya bisa menjawab kebutuhan lirik para pencipta lagu di tanah air ini, dan "gemerisik ilalang" pun terdengar sampai ke mana-mana.—Mirelle, penyanyi dan pencipta lagu, penggemar susastra

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun