Mohon tunggu...
eman ramadhani
eman ramadhani Mohon Tunggu... Editor - Kreator
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Traveling online

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Titan Infra Energy dalam Menghadapi Permintaan Ekspor Batubara di Tahun 2024

11 Oktober 2023   13:48 Diperbarui: 11 Oktober 2023   13:59 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut Handoko A Tanuadji, Chairman Titan Infra Energy Group, Proyek Phase 1D ini bertujuan untuk mengembangkan fasilitas pelabuhan yang sudah ada agar mampu mendukung target produksi Titan Group sebesar 20 juta ton per tahun. Titan Group adalah perusahaan yang sangat berkomitmen pada sektor Infrastruktur Pertambangan Batubara, dan mereka terus berupaya untuk mengintegrasikan bisnis mereka secara lebih efisien.

Melangkah ke ID Upgrade Phase 2
Selain Proyek 1D Upgrade Phase 1, PT Titan Infra Energy juga meresmikan ID Upgrade Phase 2. Menurut Dirut PT Titan Infra Energy, Darwan Siregar, fase ini dimulai setelah selesainya Phase 1 di Pelabuhan PT Swarnadwipa Dermaga Jaya pada bulan Februari lalu.

ID Upgrade adalah sebuah proyek yang mencakup peningkatan Belt Loading Conveyor (BLC) yang digabungkan dengan perbaikan fasilitas pelabuhan. Tujuannya adalah meningkatkan produktivitas pelabuhan PT Swarnadwipa Dermaga Jaya agar lebih fleksibel dalam melakukan proses loading sesuai dengan produk dari pelanggan dengan lebih cepat, efisien, dan produktif.

Perpanjangan Jalur Khusus Angkutan Batubara (Hauling Road)
Selain memperbarui fasilitas yang akan diresmikan oleh PT Titan Infra Energy, perusahaan ini juga sedang berfokus pada perpanjangan jalan khusus pengangkutan batubara (hauling road) dari tambang-tambang di sekitar Lahat dan Muara Enim. Sejak tahun 2015, PT Titan Infra Energy telah mengoperasikan jalur angkut sepanjang 113 kilometer yang melintasi tiga kabupaten, yaitu Lahat, Muara Enim, dan Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), yang dikelola oleh anak perusahaannya, PT Servo Lintas Raya. Sebanyak 15 perusahaan tambang menggunakan infrastruktur pada jalur sepanjang 113 kilometer tersebut.

Perlu diakui bahwa penambangan batubara yang gencar dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan internasional yang terus meningkat menghadapi kendala infrastruktur. Meskipun cadangan batubara melimpah, namun tanpa infrastruktur yang memadai, produksi besar tidak dapat diangkut dengan efisien. Oleh karena itu, melalui hauling road ini, PT Titan Infra Energy berupaya untuk terus memaksimalkan potensi penambangan dan pengangkutan batubara di wilayah Sumatera Selatan.

Hingga saat ini, hauling road yang dioperasikan oleh PT Titan Infra Energy terbukti mampu meningkatkan pengangkutan batubara sejak tahun lalu. Pada tahun 2022, terdapat tambahan sekitar 14 juta ton batubara yang diangkut melalui jalan khusus ini. Hal ini membuktikan komitmen perusahaan dalam mendukung industri batubara dan infrastruktur yang mumpuni untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.

Optimis Produksi Batubara 25 Ton dalam 2-3 Tahun Kedepan
Darwan Siregar optimis, seperti yang dikutip dari detiksumsel, bahwa dalam 2-3 tahun ke depan, jumlah produksi batubara akan meningkat menjadi 25 ton. Jalur conveyor yang lebar sekitar 13 meter ini memiliki potensi besar dan mampu menampung banyak truk karena jarak yang sangat panjang. Hal ini memungkinkan pengiriman kurang lebih sekitar Rp 50 juta ton batubara.

Dengan inisiatif terbaru ini, Titan Group menunjukkan komitmennya untuk terus berkembang dan berkontribusi pada industri batubara Indonesia. Semua upaya ini akan memperkuat posisi Titan Group dalam mencapai target produksi mereka yang ambisius dan menjadi pemimpin dalam sektor ini.

Tantangan Permintaan Pasar Ekspor Batubara yang Potensial Turun pada 2024

Salah satu faktor utama yang mempengaruhi permintaan global batubara adalah kebijakan harga karbon. Menurut Bank Dunia, diperkirakan bahwa harga batubara akan mengalami penurunan sebesar 42% pada tahun 2023 dan tambahan penurunan sebesar 23% pada tahun 2024. Meskipun demikian, harga batubara masih jauh di atas rata-rata tahun 2015-2019.

Kebijakan harga karbon memiliki dampak signifikan terhadap industri batubara. Permintaan batubara cenderung melemah karena adanya kebijakan ini, yang bertujuan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Titan Infra Energy memahami bahwa adaptasi terhadap perubahan ini sangat penting.

Strategi Menghadapi Penurunan Permintaan Pasar Ekspor

Diversifikasi Pasar Ekspor
Salah satu strategi utama Titan Infra Energy adalah melakukan diversifikasi pasar ekspor. Mereka tidak hanya bergantung pada satu atau dua pasar ekspor utama, tetapi mencari peluang di berbagai negara. Diversifikasi ini memungkinkan perusahaan untuk lebih fleksibel dalam menghadapi fluktuasi permintaan di pasar tertentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun