Mohon tunggu...
M. Aminulloh RZ
M. Aminulloh RZ Mohon Tunggu... Guru - Hidup Berpetualang
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Politik hanya momentum, berbuat baik selamanya

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kenapa SBY Tidak Mengutuk Kekerasan pada Aksi RUU Cipta Kerja?

16 Oktober 2020   10:30 Diperbarui: 16 Oktober 2020   11:25 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam pemilu 2009, SBY yang berpasangan dengan mantan Gubernur Bank Indonesia Boediono, memenangi perolehan suara. Ironisnya, beberapa tokoh PD yang mengusung SBY dengan slogan “Melawan Korupsi” dalam pemilu 2009, banyak yang dijebloskan ke penjara karena korupsi. (Lesmana, Tjipta, 2009).

Sebuah negara demokrasi yang coba dibentuk Presiden Abdurrahman Wahid pada periode singkatnya (20 Oktober 1999-23 Juli 2001) bercita-cita bahwa demokrasi bukan sekadar sebagai gejala politik, melainkan suatu cara untuk menata seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara secara komprehensif dan holistik. (Thomas T. Pureklolon, 2017: 23). Kini semakin mundur dan merosot yang semakin mengukuhkan demokrasi Indonesia sebagai flawed democracy, akibat perilaku elite politik yang justru sudah pernah berkecimpung di dalamnya.

SBY seharusnya banyak belajar dari mantan atasannya di pemerintahan yakni KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), menjadi suri tauladan bagi perkembangan politik demokrasi dengan gaya elegan, humor berupa anekdot dalam menjalankan manajemen pemerintahan. Bahkan Gus Dur tetap menjadi simbol keberagaman dan toleransi yang pluralistis dengan kebijakan politik—sebelum maupun sesudah menjadi Presiden—tetap mengayomi minoritas. Sikap SBY tersebut semakin menjauhkannya dari penghargaan yang suatu saat nanti ia peroleh sebagai “negarawan”.

Seorang negarawan adalah seorang yang dinilai berjasa dan berhasil bagi terciptanya perdamaian, toleransi beragama, dan demokrasi. Sementara SBY? Mengutuk kekerasan dalam unjuk rasa anarkis RUU Cipta Kerja belakangan ini saja tidak dilakukannya. Malah bertindak playing victim yang membuat banyak kalangan menjadi illfeel.

Lalu dimana sikapnya selaku Jenderal yang juga mantan Presiden Indonesia sebagai sikap kenegarawanannya. Sebaiknya SBY tidak melibatkan diri lebih jauh ke ranah politik. Biarkan anak tersayang Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bermanuver politik agar publik tahu sejauh mana kemampuannya dalam perhelatan politik Indonesia.[]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun