Mohon tunggu...
M. Aminulloh RZ
M. Aminulloh RZ Mohon Tunggu... Guru - Hidup Berpetualang
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Politik hanya momentum, berbuat baik selamanya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Goyang Dombret Hizbut Tahrir

13 Agustus 2020   08:05 Diperbarui: 13 Agustus 2020   08:07 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
HTI (sumber gambar: penanegeri.com)

Menurut profesor ekonomi, Michel Chossudovsky yang ditulis pada artikel di laman Global Research, bahwa di permukaan, Hizbut Tahrir terlibat dalam aksi unjuk rasa di Suriah pada bulan maret 2011, hingga terus berkembang menjadi konflik sampai hari ini. 

Selain itu, Chossudovsky juga menulis kerjasama Hizbut Tahrir dengan intelejen Inggris M16 pada bulan mei 2011. Negara adikuasa akan mendanai jika ada sebuah pemikiran yang berbeda dari mayoritas.

Hizbut Tahrir juga terlibat pada penggulingan Muammar Khadafi, memprovokasi rakyat Libya, membuat sejumlah berita bohong seperti kerjasama Khadafi dengan Inggris dan Israel. 

Kenyataannya mereka sendiri yang didanai Inggris untuk menghancurkan Libya, yang pada saat itu menjadi negara terkaya dengan Gross Domestic Product (GDP) tertinggi di Afrika, subsidi yang besar untuk rakyat, pendidikan dan kesehatan gratis, menjadi satu-satunya negara yang tidak memiliki hutang, tidak tersentuh World Bank dan IMF, tingkat kejahatan paling rendah di Afrika, dan menjadi negara mandiri dengan mengelola sumber daya alamnya sendiri. 

Bahkan sejumlah ratusan pendemo Hizbut Tahrir di Indonesia, turut menyuarakan penggulingan pemimpin Libya tersebut pada hari senin, (28/03/11) di Bundaran Hotel Indonesia, Jl. MH Thamrin, Jakarta pusat.

Kata kuncinya adalah, bagaimana caranya fenomena tersebut tidak terjadi di Indonesia. Kalau terjadi, maka akan lebih parah dari apa yang terjadi di Timur Tengah dan Libya, karena di sini negara kepulauan, dan tanda-tanda perpecahan sudah terlihat nyata. 

Rogoh kocek untuk disawerkan kepada kelompok penegak khilafah juga sudah siap, walau tidak akan mudah, meskipun embrio-embrio sudah banyak tumbuh, dengan berlindung pada HAM, mereka bebas melakukan gerakan-gerakan dan aksi propaganda. 

Pekerjaannya sederhana, yang berbeda dengan pemahaman sistem mereka (khilafah) maka dihukumi sistem kafir. Hal ini akan menimbulkan konflik sosial yang berkaitan dengan keselamatan negara.

Jika sudah demikian, mestinya Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama dimodali negara untuk membenahi hal ini, karena mereka dengan pemikiran transnasionalnya dimodali oleh asing. 

Supaya para ulama mengurai kebekuan teologi hitam putih mereka, menjadi moderat dan seimbang antara agama, politik dan negara. Jadi tidak usah berkamuflase anti asing, sementara masih menerima saweran dari asing.

HTI (sumber gambar: penanegeri.com)
HTI (sumber gambar: penanegeri.com)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun