Sepulang dari kegiatan relawan, Andrea menulis "Laskar Pelangi" dalam tempo waktu yang cukup singkat yaitu membuat naskah setebal 700 halaman hanya dalam waktu tiga pekan. Bersama dengan Laskar Pelangi, kini total novel karya Andrea Hirata jumlahnya sudah mencapai 10.
Ada banyak alasan mengapa saya begitu mengidolakan Andrea Hirata. Latar belakang saya tidak ubahnya seperti Andrea, lahir dan hidup di desa terpencil dengan minim prasarana.Â
Namun semenjak membaca karya Andrea Hirata dan menelusuri perjalanan hidupnya membuat saya mulai berani memiliki sebuah mimpi tentang pendidikan sebagaimana halnya yang dilakukan Andrea Hirata.Â
Andrea Hirata adalah sebuah pembuktian yang nyata bahwa kemiskinan bukanlah suatu penghalang untuk bermimpi dan bercita-cita tinggi karena bahkan kemiskinan itu sendiri tidak memiliki korelasi dengan kebodohan ataupun kejeniusan.
Dari bacaan turun ke hati. Itulah alur yang tepat untuk menggambarkan bagaimana mulanya saya mencintai pendidikan. Sekarang disinilah saya, mengenggam erat bara semangat dan keyakinan penuh semangat. Meneruskan mimpi yang juga diyakini Andrea Hirata. Meyakini bahwa jika saya berani bermimpi, Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu.Â
Saya akan terus menggapai pendidikan yang saya cita-citakan dengan mimpi dan semangat tanpa batas. Karena seperti juga Andrea Hirata, saya meyakini jika hidup tanpa mimpi dan semangat, orang seperti saya hanya akan mati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H