Apa itu Abnormal?Â
Dalam kehidupan masyarakat dan akademisi istilah "abnormal" sering dipakai untuk mengambarkan kondisi seseorang yang sedang tidak normal. Istilah abnormal sering dilabeli arti yang berkonotasi negatif, misal orang gila, setres, kelainan dan sebagainya. Apakah benar?Â
Ada beberapa tokoh yang memberikan pemahaman tentang "abnormal". Purwanto (2017) menuliskan abnormalitas adalah lawan dari kepribadian yang normal. Adapun batasan dikatakan abnormal adalah jika keluar dari norma sosial dan norma individual.Â
Tokoh Chaplin (1981), abnormal memiliki definisi berbeda atau sangat menyimpang dari ke-normal-an. Abnormal juga ditunjukan pada tingkah laku yang menyimpang secara mencolok dari acuan normatif. Istilah abnormal sering kali mengandung konotasi negatif yang bersifat patologis. Akan tetapi, abnormal juga kadang kala digunakan untuk menyatakan sifat "super-normalitas" atau "superioritas ekstrem". (Baca: Ahmad Saifuddin, Psikologi Agama).Â
Berdasarkan penjelasan tentang istilah abnormal yang dijelaskan diatas, abnormalitas tidak selalu dilabeli atau berkonotasi negatif. Terkadang abnormal juga digunakan untuk mengambarkan individu yang luar biasa di luar kenormalan individu lain namun tidak berkonotasi negatif. Misalkan, orang yang memiliki kapasitas intelektual lebih dibanding orang lain. BJ. Habibie salah satunya.
Siapa BJ. Habibie?Â
Prof. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie, (lahir di Parepare, Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936). Adalah Presiden Republik Indonesia yang ketiga. Ia menggantikan Soeharto yang mengundurkan diri dari jabatan presiden pada tanggal 21 Mei 1998.Â
Jabatannya digantikan oleh Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang terpilih sebagai presiden pada 20 Oktober 1999 oleh MPR hasil Pemilu 1999. Saat ini namanya diabadikan sebagai nama salah satu universitas di Gorontalo, menggantikan nama Universitas Negeri Gorontalo. (Sumber: wekipedia).Â
Terlepas dari itu BJ. Habibie, adalah salah tokoh dunia yang berasal dari Indonesia yang memiliki kecerdasan dan tingkat IQ di atas rata-rata orang normal pada umumnya. Ia memiliki tingkat IQ 200 sedangkan tingkat IQ 100 dijadikan rata-rata (normal). Salah satu bukti BJ. Habibie sukses menciptakan sebuah pesawat di era Soeharta.
Ini menunjukan BJ. Habibie memiliki tingkat kecerdasan, kejeniusan, superioritas yang lebih sehingga masuk wilayah abnormal dibandingkan dengan kenormalan orang pada umumnya, namun abnormal yang ada pada BJ. Habibie tidak memiliki konotasi negatif.Â
Akan tetapi, abnormalitas BJ. Habibie berkonotasi positif, ia memiliki tingkat kecerdasan dan kejeniusan yang tinggi dibandingkan dengan orang lain. Jawabannya, BJ. Habibie adalah manusia abnormal dalam konotasi positif.Â
Tokoh-tokoh dunia yang dikatakan abnormal dengan tingkat kecerdesan intelektual yang tinggi diantaranya, Albert Einstein memiliki IQ 160, William James Sidis meniliki IQ 300, Kim Ung Yong memiliki IQ 210, dan Marilyin Vos Safant memiliki IQ 190. Mereka semua dikatakan abnormal dalam konotasi yang positif.Â
Catatan:Â istilah abnormal dalam pemahaman umum memiliki perbedaan dengan istilah abnormal agama. Perbedaannya terletak pada indikator perilaku yang dilakukan individu, jika abnormal agama selalu dinisbatkan pada norma-norma agama. Batasan yang digunakan untuk membatasi normal dan abnormal terletak pada batas kewajaran yang berada dalam lingkungan tertentu dan lebih pada konteksnya.
 EM. Agus Wahyudi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H