Mohon tunggu...
Ema Damayanti
Ema Damayanti Mohon Tunggu... Guru - Noroweco

Seorang pengajar SMP dan Ibu satu putra.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Cara Guru Mengambil Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran

24 April 2022   10:59 Diperbarui: 24 April 2022   12:45 3065
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengambilan keputusan juga pastinya akan dipengaruhi oleh kondisi sosial emosional kita. Ada pepatah yang mengatakan, jangan ambil keputusan saat kita sedang emosi. Keputusan yang kita ambil saat sedang mengalami emosi negatif pastinya akan lebih banyak disesali. Oleh karena itu, penting mengelola emosi kita sebelum mengambil sebuah keputusan. Keputusan harus diambil saat pikiran kita jenih, perasaan kita sedang baik-baik saja.

Namun, sekali lagi situasi seringkali tidak sesuai harapan. Guru sebagai pemimpin pembelajaran, tentu lebih baik berhenti sejenak ketika sedang emosi. Diam dan jangan mengambil keputusan. Guru bisa melakukan teknik STOP (Mengambil nafas dan merasakan nafas sendiri beberapa menit secara berulang) untuk mengatas emosi kita yang tidak stabil, kemudian melakukan pertimbangan melalui beberapa langkah pengambilan keputusan. 

Pengambilan Keputusan yang Berdampak Pada Murid

Pengambilan keputusan yang tepat, tentunya akan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Pengambilan keputusan merupakan langkah awal bagi seorang pemimpin pembelajaran dalam melakukan sebuah perubahan atau menjadikan sekolah lebih berkualitas. Di awal sudah dijelaskan, bahwa pengambilan keputusan yang tepat harus keputusan yang berdampak bagi murid.

Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan di dalam mengambil sebuah keputusan yang tepat. Diantaranya didasarkan pada empat paradigma pengambilan keputusan: Individu lawan masyarakat, kebenaran lawan loyalitas, Keadilan lawan rasa kasihan. 

Keputusan juga bisa diambil berdasarkan tuga Prinsip pengambilan keputusan: Prinsip Berbasis Hasil Akhir (kepentingan orang banyak), Prinsip berbasis peraturan, dan prinsip berbasis rasa peduli (empati). Selanjutnya ada sembilan langkah pengujian agar putusan yang kita ambil benar-benar teruji. 

Pengambilan keputusan berdasarkan hal tersebut pada praktiknya juga mengalami beberapa kendala. Apalagi jika putusan yang harus diambil menyangkut dilema etika pertentangan nilai yang melibatkan antara individu melawan sistem di sekolah misalnya dan tidak semua warga sekolah memahami tentang materi cara pengambilan keputusan. 

Jika dihadapkan pada situasi seperti ini, seorang pemimpin pembelajaran harus pandai mengomunikasikan tentang langkah-langkah dan dasar pengambilan keputusan. Hal yang harus dikomunikasikan diantaranya, memahamkan tujuan pengambilan keputusan yang kita ambil harus yang menyangkut masa depan dan kebaikan murid, sejalan dengan visi sekolah, dan didasarkan pada nilai-nilai kebajikan yang kita anut. 

Dengan langkah seperti itu, seorang pemimpin pembelajaran akan lebih percaya diri dalam mengemukakan putusannya. Sebuah keputusan yang tepat akan terlihat sejalan dengan konsep pendidikan yang memerdekan murid. 

Murid akan belajar secara merdeka jika mereka yakin bahwa diri  mereka memiliki potensi yang sedang berkembang, mereka juga merasakan situasi pembelajaran yang menyenangkan dan membuat mereka senang belajar bukan takut belajar, proses critikal thinking mereka berkembang, dan mereka belajar menjadi seorang problem solver dalam proses belajar. Pada akhirnya, keputusan yang diambil seorang pemimpin pembelajaran akan mengarah ke arah hal tersebut.

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun