Dalam era pertanian modern, tantangan yang dihadapi petani semakin kompleks. Di tengah isu perubahan iklim, peningkatan kebutuhan pangan, dan ketergantungan pada energi fosil memerlukan solusi inovatif yang efisien. Salah satu inovasi yang cocok diterapkan untuk tantangan ini adalah pengembangan sistem pertanian berbasis Artificial Intelligence (AI).
Dalam artikel yang berjudul Design and Implementation of a Hydroponic Strawberry Monitoring and Harvesting Timing Information Supporting System Based on Nano AI-Cloud and IoT-Edge yang ditulis oleh Sun Park dan Jongwon Kim pada Juni 2021, memberikan solusi inovatif mengenai budidaya stroberi secara hidroponik menggunakan konsep IoT-Edge-AI-Cloud, yaitu sebuah sistem yang digunakan untuk menentukan waktu panen serta memantau data lingkungan hidroponik.Â
Sistem ini mengumpulkan, menyimpan dan memvisualisasikan data lingkungan pertumbuhan stroberi. Sistem penentuan waktu panen menggunakan algoritma deep learning untuk mengklasifikasikan tingkat kematangan stroberi berdasarkan gambar.Â
Sistem ini juga dirancang untuk memungkinkan ekspansi yang fleksibel. Sehingga jika lahan pertanian diperluas, maka server berbasis Nano AI-Cloud akan mengoptimalkan pengelolaan data yang lebih luas tanpa memerlukan perubahan besar pada infrastruktur fisik. Teknologi ini tidak hanya cocok diterapkan pada lahan kecil seperti rumah kaca, namun juga pada skala besar.
Dalam konteks keberlanjutan, inovasi ini sangat relevan dengan Sistem irigasi berbasis Artificial Intelligence (AI), yang menawarkan efisiensi dan efektivitas dalam proses penyiraman tanaman, termasuk stroberi yang dibudidayakan di greenhouse.
 Stroberi merupakan salah satu komoditas hortikultura yang bernilai tinggi dengan perawatan yang intensif. Dalam budidaya greenhouse, faktor lingkungan seperti kelembaban, suhu, dan kebutuhan air harus dikelola secara optimal agar menghasilkan panen yang berkualitas. Disini lah teknologi AI-Powered irrigation memainkan perannya.
Sistem AI-Powered Irrigation mengintegrasikan teknologi Internet of Things (IoT), Edge Computing, dan Cloud Computing untuk menciptakan solusi irigasi yang cerdas.Â
Sistem ini bekerja dengan memanfaatkan teknologi sensor IoT yang dipasang pada greenhouse untuk mengumpulkan data real-time, seperti kelembaban tanah, suhu, intensitas cahaya, dan kadar air pada tanaman. Data yang terkumpul kemudian dianalisis menggunakan algoritma AI untuk menentukan kebutuhan penyiraman secara spesifik berdasarkan kondisi tanaman dan lingkungan.
 Analisis ini memungkinkan sistem untuk memprediksi kapan tanaman memerlukan air dan dalam jumlah berapa, sehingga penyiraman dilakukan sesuai dengan kebutuhan tanaman.Â
Selain itu, data lingkungan dan aktivitas penyiraman disimpan di Cloud, sehingga petani mudah untuk melakukan pemantauan secara digital.
Sistem ini cukup memberikan banyak manfaat. Pertama, sistem ini mendukung efisiensi penggunaan air dengan memastikan bahwa penyiraman dilakukan hanya sesuai dengan kebutuhan.Â
Kedua, teknologi ini dapat meningkatkan produktivitas karena lingkungan yang telah dikelola secara optimal, sehingga menghasilkan buah dengan kualitas tinggi.Â
Ketiga, sistem ini membantu para petani menghemat waktu dan tenaga, karena penyiraman dilakukan secara otomatis.
 Keempat, sistem ini sangat fleksibel dan dapat dengan mudah diperluas, sehingga cocok diterapkan pada skala kecil dan skala yang lebih luas.
Dengan adopsi yang luas, inovasi ini berpotensi merevolusi sektor pertanian dan menjadi landasan bagi pertanian modern di masa depan.
Penulis: Ema Khairina Sutrisno
Program Studi: Teknik Robotika dan Kecerdasan Buatan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H