Tidak enak badan membuat semua kegiatan jadi terganggu. Biasanya, aku memilih "njamu" (Bahasa Jawa: minum jamu) untuk memulihkan kesehatan. Beruntung bagiku yang tinggal di Jogja, Â di era milenial ini aku masih bisa menemukan mbok jamu (sebutan untuk pedagang jamu) dengan mudah. Bahkan, istimewa sekali minum jamu pun dipopulerkan di sini, Sabtu (17/02) lalu yang bertempat di Plaza Ngasem Yogyakarta. Bagi kamu yang tidak sempat mampir dan mengikuti prosesi minum jamu bersama saat Festival Minum Jamu, simak fakta berikut ini.
"Minum jamu adalah budaya kita yang harus kita lesatarikan," ungkap GKR Bendoro saat membuka acara Festival Minum Jamu. Lebih lanjut GKR Bendara mengungkapkan bahwa, "inovasi jamu terus diadakan. Jamu sudah tidak zaman lagi seperti zaman dulu. Kemasannya boleh berubah agar anak muda tetap mau minum jamu."
Sebagai upaya melestarikan budaya, Festival Minum Jamu diselenggarakan di dalam komplek bersejarah, Plaza Ngasem yang berada tepat di sisi utara situs Tamansari Kraton Yogyakarta. Hal ini merefleksi kembali di mana aktivitas zaman dulu kalau orang mau minum jamu bisa pergi ke pasar tradisional untuk menemui mbok jamu. Menunggu dan menghirup aroma khas yang ke luar saat tumbukan rempah jamu mulai diperas adalah sensasi yang bisa membangkitkan semangat.
Sebab tujuannya untuk mendekatkan pada generasi milenial, jamu-jamu disajikan untuk siap dinikmati. Pengunjung bisa mengambil sendiri jamu dalam wadah yang terbuat dari tanah liat seperti tempayan namun lebih kecil. Mbok jamu menyediakan banner-banner dengan desain menarik untuk memberikan informasi tentang produk jamu yang mereka miliki.
Dukungan dari Pemerintah DIY yakni Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY dan Dinas Pariwisata DIY adalah bukti keseriusan dalam menyongsong terwujudnya Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai salah satu destinasi terkemuka di Asia Tenggara pada tahun 2025 berdasarkan keunggulan produk wisata yang berkualitas, berwawasan budaya, berwawasan lingkungan, berkelanjutan dan menjadi salah satu pendorong tumbuhnya ekonomi kerakyatan.
Aldo Iwak Kebo dan Sugeng Iwak Bandeng didaulat untuk memandu acara dengan konsep duet Asu-sesuai dengan shio anjing di tahun baru Cina 2018- dalam Festival Minum Jamu. Atas kelihaian mereka berdua dalam membawakan acara, para penonton pun dibuat tertawa oleh aksi panggung mereka berdua saat menggoda Mikha Tambayong dengan menyebut,"Mbok Jamu Zaman Now."
Mikha Tambayong hadir di tengah-tengah penonton setelah GKR Bendoro selesai sambutan. Berbalut kebaya warna hijau, Mikha tampak anggun layaknya mbok jamu zaman now yang segar dan kekinian. Mikha Pun mengajak generazi zaman now untuk tetap minum jamu seperti dirinya. Lebih lengkap lihat video pada link berikut.Â
Â
 Selepas mengajak minum jamu, Mikha pun meracik jamu untuk GKR Bendoro, Ketua Panitia, Maria Hidayat beserta putera, perwakilan menejemen PT. Sidomuncul, dan ke dua MC dilanjut minum jamu bersama.
Festival Minum Jamu yang pertama kali di DIY ini berhasil membagikan 2.500 cangkir jamu dari 18 jenis jamu yakni temulawak, secang, kencur, pahitan, semelak, sehat pria, galian singset, bir pletok, terlambat bulan, watukan, serbat, pegalinu, sereh, kunyit asam, uyup-uyup, cabe puyang, wedang tetep dan gula asam. Atas dasar kesamaan visi dan misi dari panitia acara untuk melestarikan budaya minum jamu membuat Irwan Hidayat, Direktur PT Sido Muncul mendukung penuh kegiatan Festival Minum Jamu dengan mengangkat merk Tolaklinu.
"Sido Muncul sebagai sponsor kegiatan ini karena mumpung Keraton ingin melestarikan jamu, memberdayakan penjualnya, memperkenalkan cara pembuatan. Upaya menjaga dan mengembalikan tradisi minum jamu ini selaras dengan Sido Muncul," diungkap oleh Irwan Hidayat saat dihubungi melalui telepon.
Lebih lanjut, Irwan Hidayat menyampaikan, "Zaman kuno pegel kecapaian minum jamu. Zaman sekarang pegel minum obat. Kami mengajak kembali masyarakat untuk kembali mengajak masyarakat seperti zaman dulu, kalau capek-capek bisa pijet terus minum jamu tolaklinu," pungkasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H