Sahabat Kata suka berwisata? Aku Juga. Apalagi berwisata ke pantai untuk berjemur dan berenang. Kali ini, aku akan berbagi pengalamanku tentang berwisata di pantai yang berada di ujung timur Pulau Jawa. Agak sedikit berbeda dengan pantai-pantai yang pernah aku kunjungi sebelumnya. Pertama adalah baliho selamat datang yang terpampang nyata seukuran layar tancep bertuliskan Selamat Datang di Pantai Syariah-Pulau Santen.
                        Â
Apa yang Sahabat Kata bayangkan?
Hijab, pembatas, pengelompokan, khusus muslim,...
Berikut pendapat Sahabat Kata via Fesbuk yang terpublikasi pada 22 Oktober 2017 jam 13:44
Lusi Tris:Â Skala pariwisatanya jauh berbeda. Pariwisata di Jogja itu sdh industri yg masif dg wisatawan yg bener2 kyk melting pot. Tiap perubahan besar dampaknya jg masif. Mungkin nggak harus bener2 dipisah spt itu kyk gitu tp prasarana ibadahnya dibuat istimewa. Musholl ada disemua obyek wisata dg tempat wudhu yg suci, terpisah dr toilet.
Yoanna Fayza: Kalo dipisah gitu yg dateng sekeluarga gimana? Tetep kudu pisah?
Prima Hapsari: Duh, neng pantai Ra iso nggo celana gemes Iki
Titin Mabruroh: Kerennn bangeettt
Fa Seggaf: Like
Baiklah... mari kita lanjutkan obrolan ini, jangan lupa siapkan kopi atau teh dan camilan.
"Elzha ngapain, sih piknik ke Banyuwangi?"
"Ini piknik aka kerja," ucapku kepada seorang kawan.
Ceritanya begini, Banyuwangi adalah daerah yang telah berhasil membranding diri tentang destinasi wisata. Nah, pada  tanggal 21 Oktober 2017 ada event tahuan yang disebut Ngopi Sepuluh Ewu yang berarti Ngopi Sepuluh Ribu di Desa Kemiren.
Elzha tidak sendiri, saat itu kami berdua belas terdiri dari fotografer (Rani, Kenedi, Richard, Heri), Bloger (Monyo, Elzha, Khun), videografer (Ghifari, Febri, Christ-Jalutajam) dan buzzer (malamuseum dan kulineryogya) tujuan kami adalah belanja konten dan manajemen kegiatan pariwisata. Â