Mohon tunggu...
Elizhabet Elzha
Elizhabet Elzha Mohon Tunggu... Penulis -

#travellerkembangtebu yang mengabdikan diri pada netbook sebagai #Pekerjatekskomersial di http://www.elzha09.com/

Selanjutnya

Tutup

Money

Kelola Pendapatan Tak Pasti dengan Bank Syariah

27 Oktober 2017   21:50 Diperbarui: 27 Oktober 2017   23:04 574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap orang memiliki cara berbeda dalam menikmati hasil kerja kerasnya. Tentu dengan membelanjakan sebagian dari apa yang dihasilkan, misalnya dengan membeli properti, kendaraan, barang elektronik, atau bahkan wisata. Bagaimana dengan Anda?

Benjamin Franklin bilang, "Tragedi dalam kehidupan adalah saat kita terlalu cepat menjadi tua, namun terlambat untuk jadi bijaksana."

Hmmmmm, tragedi tua? Oh, no! Sebagai perempuan saya sangat menghindari cepat tua. Iya, bukankah begitu kebanyakan perempuan? Saya punya resepnya untuk menghindari tragedi itu. Tentunya dengan merencanakan dan menikmati hidup sesuai dengan passion.     

Agar kerja tak sia-sia, wisata adalah salah satu cara saya untuk menikmatinya. Namun, hal ini justru sering dijadikan tuduhan orang tua kepada saya. "Dolannya dikurangi, saatnya mikir masa depan," kira-kira begitu ucap Mama dan Papa ketika tahu saya melakukan perjalanan berhari-hari ke luar kota.

Sebagai traveler bayaran, tak mudah bagi saya memahamkan kepada orang tua bahwa keuangan saya aman dan terkendali. Indikator mereka hanya satu, saya pulang dengan barang baru yang menurut mereka tentu perlu banyak rupiah untuk membawanya pulang. Pokoknya yang tertangkap hanya wisata dan hura-hura.Padahal menurut saya wisata aka bekerja. Ya, bagaiamana lagi "traveler bayaran" harus pandai menikmati dan menerima penderitaan dalam waktu bersamaan. Kadang, hanya minum kopi dan makan sepotong roti. Pergi ke luar kota tak cocok dengan kuliner yang ada. Dibilang wisata tapi menghadap netbook terkoneksi internet demi memandangi MDA (Meta Data Analys).

Tak banyak orang tahu itu dan tidak perlu tahu. Biarlah media sosial mencitrakan wisata bahagia, gembira dan ceria yang terpampang nyata. Berdarah-darahnya tak perlu. Kira-kira begitu cara saya menikmati hasil kerja.

Rahasia mengelola pendapatan

Sebelum Benjamin Franklin mengolok-olok saya karena terlambat bijaksana, maka saya memiliki beberapa strategi dalam mengelola pendapatan. Ada benarnya juga yang dikatakan orang tua saya "mulailah memikirkan masa depan." Wisata memang kadang membuat saya lupa untuk itu saya harus bijak dalam mengelola pendapatan.

"Seberapa, sih gajimu kok wisata melulu?" selididk beberapa teman pada saya.

Pekerjaan utama saya adalah pekerja teks komersial yang punya hobi berburu wisata gratisan yang kemudian dijual. Jadilah saya dijuluki traveler bayaran. Hehehe.Jelas pekerjaan saya ini tidak menjanjikan kepastian setiap bulannya. Saya harus pandai mencari peluang pekerjaan yang bisa saya kerjakan dalam waktu beberapa hari dan hasilnya untuk sebulan atau dua bulan ke depan. Ini prinsip.

Nah, saya harus ketat pada diri saya dalam mengatur keuangan. Salah satunya dalam hal menyimpan sebagian pendapatan untuk masa depan dengan memanfaatkan beberapa produk bank yang kiranya menguntungkan saya dalam mengelola keuangan yang tak pasti ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun