Mohon tunggu...
Elizhabet Elzha
Elizhabet Elzha Mohon Tunggu... Penulis -

#travellerkembangtebu yang mengabdikan diri pada netbook sebagai #Pekerjatekskomersial di http://www.elzha09.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sejarah Tolak Angin dan Indonesia dalam Satu Ramuan Iklan Peristiwa

30 Mei 2017   21:02 Diperbarui: 31 Mei 2017   16:43 13184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Revolusi Bungkus Tolak Angin dari masa ke masa (Dokumentasi Pribadi)

Tahun 1947, Bapak Irwan Hidayat lahir dan ikut neneknya, di mana pada saat itu terjadi Agresi Militer I di Jakarta. Keluarga Ibu Rahmat Sulistio masih bertahan di Ketandan, Yogyakarta. Namun, ketika Agresi Militer II pecah di Yogyakarta pada 19 Desember 1948 ditandai penangkapan Soekarno, Moh. Hatta, Sjahrir, dan tokoh penting lainnya. Perang terus terjadi hingga peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 atas Yogyakarta Membuat keluarga Ibu Rahmat Sulistio harus pindah ke Semarang.

Lingkungan baru di Semarang tak menyurutkan niat tulus Ibu Rahmat untuk tetap melanjutkan berjualan jamu dan terus berkarya untuk kesehatan masyarkat. Pada tahun 1951 di Kota Semarang, Ibu Rahmat Sulistio berhasil membangun sebuah Pabrik Jamu bernama Sido Muntjul yang berarti “impian yang terwujud.” Jamu Godokan Tolak Angin menjadi produk pertamanya. Saat itu Ibu Rahmat masih melayani konsumen yang ingin minum di Toko Djamu.

Tahun 1961, pabrik Sido Muntjul semakin berkembang pesat. Inovasi pertama yang dilakukan untuk produk andalan Tolak Angin adalah membuatnya dalam format serbuk yang praktis. Desain bungkus jamu serbuk itu khas, dengan foto Pak Irwan Hidayat dan Ibu Rahmat Sulistio yang saat itu diambil di daerah Tugu Kulon, Yogyakarta.

Sebagai cucu ke 6 dari 46 orang cucu, Pak Irwan Hidayat yang lebih memahami perjalanan Tolak Angin dan menjadi leader dalam meneruskan usaha keluarga ini bersama adik-adiknya. Seiring perkembangan jaman dan teknologi, Tolak Angin terus berproses dan melakukan inovasi. Pada tahun 1992, Tolak Angin berhasil disajikan sebagai jamu cair dalam kemasan pertama di Indonesia.

Pada tahun 2000, PT. Sido Muncul Tbk memutuskan untuk melakukan uji toxit. “Produk ini terjual banyak, kami merasa perlu uji toxit untuk menumbuhkan kepercayaan konsumen. Kami sebagai perusahaan dipercaya memiliki responsibility. Sebab, ramuan ini tidak pernah berubah dari dulu,” ucap Irwan Hidayat. Hasil uji toxit tersebut Tolak Angin dinyatakan nihil dari toxit dan aman dikonsumsi dalam jangka panjang. Rencana akan mengganti unsur ramuan pun tidak jadi dilakukan.

Usia adalah bukti bahwa ketekunan dan ketelitian dari Ibu Rahmat Sulistio dapat melahirkan produk kesehatan asli Indonesia yang patut kita banggakan bersama. Warisan budaya leluhur yang terus menerus melakukan inovasi, uji laboratorium, dengan didukung tenaga ahli dan pabrik berteknologi tinggi. Tolak Angin pun terus berkembang dengan beragam produknya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Demi kecintaan dan tanggung jawab kepada konsumen, PT. Sido Muncul Tbk memproduksi sebuah iklan dengan durasi 2 menit tentang product knowledge yang telah dipaparkan di atas. Tunggu saja tayangannya di TV kesayangan Sahabat Kata.

Tolak Angin Sido Muncul untuk keluarga pintar!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun