Bertepatan dengan Hari Air Sedunia yang bertemakan Air Limbah, tentu menjadi pertanyaan yang sangat penting. Apakah anak cucu akan konsumsi air limbah? Jawabannya bisa saja iya. Air limbah yang tidak terkontaminasi langsung masih bisa melakukan daur ulang untuk kembali dikonsumsi. Tentu hal tersebut memerlukan teknologi yang tidak sederhana.
Apakah tidak lebih baik kita semua melakukan penghematan air, daur ulang, dan konservasi lingkungan, serta pertanian hemat air melalui perilaku berikut ini:
- Penghematan air dapat dilakukan dengan tidak mengisi bak air sampai penuh bahkan tumpah. Nyalakan kran air sesuai dengan kebutuhan, mencuci piring dan baju menggunakan ember. Menggunakan air bekas mencuci sayur/beras untuk menyiram tanaman atau membasuh piring kotor yang hendak dicuci.
- Daur ulang limbah agar tidak langsung mencemari lingkungan.
- Konservasi terhadap sumber-sumber air: memperluas ruang hijau dan menanam tanaman penyimpan cadangan air seperti Pohon trembesi atau pohon kihujan (Samanea saman), Pohon mahoni (Swietenia sp), Bambu, Sono Kembang/Angsana (Pterocarpus indicus), Akasia, Beringin (Ficus benyaamia L), Asam jawa/asam/asem (Tamarindus Indica), Cemara Bundel, Johar atau Juar, Pohon Matoa, Tanaman Bungur (Lagerstroemia), Pohon Kiara Payung (Fellicium Decipiens), Pohon Tanjung atau Bunga Tanjung (Mimusops elengi), Pohon Dadap dan Pohon Kajuara/Ara.
- Pertanian hemat air bisa menggunakan media gedebog pisang, pertanian hidroponik, self watering (model pengairan sendiri), atau penggunaan sabut kelapa sebagai penahan air siraman tanaman.
Sumber:
Data dan Sejarah Hari Air Sedunia http://www.un.org/en/events/waterday/
Kualitas Air Indonesia Kian memprihatinkanÂ
Indonesia Peringkat Lima Pemilik Cadangan Air Terbesar di DuniaÂ
Umbul Pajangan sebagai Sumber Penghidupan WargaÂ
Sepuluh Tahun Gempa Yogyakarta
Likuifaksi http://tukangbata.blogspot.co.id/2013/01/apa-itu-liquefaction-atau-likuifaksi.html
Daur Ulang Limbah http://lipi.go.id/berita/single/daur-ulang-air-limbah/120