Mohon tunggu...
Eliza Bhakti
Eliza Bhakti Mohon Tunggu... Insinyur - Environmental Enthusiast

Government Officer | Environmental Enthusiast | Writer in progress |

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Smart Water City, Kota Impian Masa Depan

12 Januari 2024   09:16 Diperbarui: 12 Januari 2024   20:30 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemandangan Kota Yokohama (Dok. Eliza Bhakti)

Meskipun demikian, smart water juga menghadapi beberapa tantangan antara lain investasi pembiayaan yang tinggi (Gupta et al , 2020) dan keamanan siber. Hassanzadeh (2020) dan Pacheco (2017) menyatakan peretasan di perusahaan air minum dan sanitasi harus ditangani dengan cepat dan tanggap, karena dapat memicu kasus kontaminasi dan pencemaran yang berdampak besar bagi kesehatan masyarakat secara luas.

Penerapan Smart Water di Indonesia dan dunia

Implementasi smart water telah dilakukan di Inggris, Singapura dan Amerika Serikat untuk mendeteksi kebocoran pada sistem distribusi secara efektif. Dalam Li (2020) dijelaskan bahwa pengelola air minum di California menggunakan teknologi Supervisory control and data acquisition (SCADA) untuk melakukan pengoperasian otomatis pada Instalasi Pengolahan Air Minum (IPA) dilengkapi dengan real-time alarm. Implementasi teknologi ini dapat menurunkan kehilangan air sebesar 20%, serta 30% lebih efisien dalam penggunaan teknologi dan meminimasi gangguan teknis sebesar 20%.

Penerapan SCADA di Indonesia sudah dapat dijumpai di beberapa Instalasi Pengolahan Air (IPA) dan jaringan distribusi. SCADA pada IPA berfungsi memonitor dan mengontrol semua proses pengolahan air sampai menjadi air minum yang siap untuk didistribusikan. Manfaat penggunaan SCADA ini yaitu adanya efisiensi operasional karena tidak membutuhkan banyak Sumber Daya Manusia (SDM) untuk standby mengawasi proses IPA di lokasi, tercatatnya semua analisa dan proses yang berjalan, serta sinyal alarm akan berbunyi apabila terdapat anomali dalam proses pengolahan.

Sedangkan SCADA pada jaringan distribusi berfungsi untuk memonitor dan mengontrol semua proses distribusi air, mulai dari reservoir sampai dengan ke pelanggan. Manfaat menggunakan SCADA pada jaringan distribusi yaitu sebagai alat pengendalian kebocoran air, pencapaian layanan dengan mengutamakan prinsip 3K (Kualitas, Kuantitas dan Kontinuitas), notifikasi apabila terjadi anomali pada jaringan distribusi dan efisiensi operasional distribusi.

Implementasi kota cerdas dan berkelanjutan memerlukan dukungan dari masyarakatnya. Smart water diharapkan dapat menjadi salah satu wadah untuk memberikan keleluasaan pengguna untuk mengakses informasi dan memberikan umpan balik positif kepada operator. Smart water diharapkan menjadi salah satu tonggak pembenahan manajemen sistem penyediaan air minum di Indonesia. Smart water merupakan tulang punggung dari smart city, sehingga harapannya smart water akan menopang keberlanjutan kota di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun