Mohon tunggu...
Elza Ztya Malihatus Sholikhah
Elza Ztya Malihatus Sholikhah Mohon Tunggu... Editor - Pemimpin Redaksi Ora Aji Official

NIM : 22107030092 Mahasiswi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta semester 2

Selanjutnya

Tutup

Tradisi

Menjadi Kaya Lewat Program Masjid Jogokariyan di Bulan Ramadhan

8 April 2023   10:49 Diperbarui: 8 April 2023   10:59 1177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hai guys, Ramadan tahun ini sudah explore tempat hunting takjil dimana aja ni?

Mengawali buka puasa dengan aneka hidangan takjil rasanya sudah menjadi kewajiban, bagi mulut dan lambung kita di bulan Ramadhan.

Tahukah kamu apa arti takjil?

Istilah takjil yang identik dengan di bulan Ramadhan ini kerap kali diartikan sebagai makanan untuk berbuka puasa. Namun ternyata, arti istilah takjil yang sebenarnya bukanlah berarti makanan untuk buka puasa.

Lalu Arti Takjil Sebenarnya Itu Apa? 

 

Istilah takjil adalah istilah asing yang berasal dari bahasa Arab. Isitilah ini kemudian diserap ke dalam bahasa Indonesia dengan penyesuaian ejaan dan lafal. Istilah takjil juga sudah masuk ke dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia).

Menurut KBBI seperti yang dilansir dalam laman Kemdikbud, takjil artinya mempercepat (dalam berbuka puasa). Kata takjil tersebut merupakan serapan dari bahasa Arab yaitu kata 'ajila yang berarti menyegerakan. Berawal kata inilah kemudian ada anjuran untuk tidak menunda buka puasa. Ada baiknya setelah mendengar adzan maghrib, langsung menyegerakan berbuka dengan menu apapun, bahasa ringannya adalah 'mbatalin dulu'.

Bahasa Indonesia menyerap istilah takjil yang berasal dari bahasa Arab itu sebagai verba dan nomina sekaligus. Istilah takjil juga dapat dipakai untuk menunjukkan perbuatan menyegerakan berbuka puasa dan juga objek atau bahan makanan yang disantap saat berbuka puasa.

Secara etimologis, takjil dalam bahasa Arab berarti umum menyegerakan, tidak terikat dengan puasa. Meski begitu bahasa Indonesia memberikan makna baru terhadap takjil sebagai segala sesuatu (makanan atau minuman) untuk berbuka puasa, maka tidak ada salahnya apabila istilah takjil diperlakukan sebagai istilah umum, tidak hanya penyegeraan berbuka puasa secara khusus, namun juga penyegeraan segala hal sebagaimana makna asalnya dari bahasa Arab.

Telusuri Perkembangan Bahasa Takjil

 

Dilansir dari situs Pemerintah Kota Surakarta, atas arti yang berisi imbauan tersebut, istilah itu kemudian melebur dengan adanya kudapan yang perlu segera dimakan untuk membatalkan puasa. Selanjutnya, seiring perkembangannya, makna takjil kemudian mengalami pergeseran sehingga takjil dianggap sebagai makanan pembuka saat maghrib atau buka puasa tiba.

Takjil atau takjilan di Indonesia, umumnya kudapan yang tersaji yaitu kurma dan kolak. Namun seiring dengan perkembangan olahan makanan dan jajanan yang ada, maka takjil kemudian memiliki definisi yang lebih luas lagi dengan sajian yang bervariasi mulai dari yang digoreng, direbus, gurih, manis, hingga segala jenis makanan ringan akhirnya masuk ke dalam menu takjil yang siap dilahap saat berbuka puasa.

Mengulik Tradisi Berbagi Takjil Di Indonesia 

Seiring dengan perkembangan zaman, takjil kemudian menjadi tradisi tersendiri oleh banyak masyarakat di Indonesia sampai sekarang. Kegiatan berbagi takjil berupa makanan ringan dan minuman untuk berbuka puasa juga biasa dilakukan masyarakat sembari ngabuburit, kegiatan menunggu adzan maghrib atau buka puasa.

Rekomendasi Tempat Untuk Ngabuburit di Yogyakarta

 

Setelah membahas apa itu takjil, sekarang saatnya saya akan memberitahu kalian tempat yang paling saya rekomendasikan untuk menjadi pilihan disaat mencari bukber. Tempat tersebut yaitu, Masjid Jogokariyan yang berada di alamat jl. Jogokaryan No.36, Mantrijeron, Kec. Mantrijeron, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 555143.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi

Masjid Jogokariyan membagikan takjil gratis berupa 3.500 piring nasi beserta lauknya dan minuman hangat berupa teh atau jahe kepada para jamaah dan pengunjung setiap hari, selama bulan Ramadhan.

Kampung sekitar masjid Jogokariyan sudah terkenal dengan nama khasnya yaitu, Kampung Ramadhan Jogokariyan sejak awal didirikannya program Ramadhan tersebut.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi

Sudah sejak tahun 2017  masjid Jogokariyan membagikan takjil gratsi dengan cara mengadakan buka bersama di area masjid tersebut. Jika menjelang berbuka puasa serambi dan seluruh ruangan yang ada di masjid Jogokariyan selalu ramai dipadati jama'ah. Ada yang datang untuk melaksanakan ibadah sholat lalu sekaligus menunggu adzan maghrib. Ada pula yang datang karena rasa penasarannya ingin  berbuka dengan rasa yang berbeda. Para penyaji menu buka puasa di masjid Jogokariyan merupakan relawan dari berbagai daerah tak hanya dari dalam kota saja, namun juga luar kota. Mereka tulus membantu pergerakan masjid Jogokariyan untuk memakmurkan rakyat. Masyarakat Islam yang tinggal di sekitar masjid Jogokariyan benar-benar hebat dalam menghidupkan suasana Ramadhan di kampungnya.

 

Dalam programnya, masjid Jogokariyan telah menciptakan kemakmuran kepada masyarakat yang tinggal disekitarnya juga. Pasalnya, mereka yang memiliki dagangan dan minat dagang menjadi lebih produktif di bulan Ramadhan dengan bermodal menggelar lapaknya di sepanjang jalan masjid Jogokariyan membuat mereka dapat maraup banyak keuntungan.

Tak hanya pedagang takjil dengan jenis takjil umum seperti kolak, es buah, kurma dll. Tapi juga penjual dengan makanan kekinian seperti, crapes, korean seafood dan berbagai minuman kekinian lainnya. Penjual banyak yang tidak mau ribet sudah menyiapkan dagangannya dari rumah. Jadi sampai lokasi penjual tinggal memasang meja lalu manaroh dagangannya lalu menunggu para pemburu takjil untuk antri panjang mengililingi meja dagangannya. Bahkan keuntungan yang didapatkannya pun tak sepele, "saya kalo pulang ke rumah pendapatan kotor yang bisa saya bawa sekitar 1.5jt setiap hari" kata Pak Rahman penjual es buah di depan masjid Jogokariyan.

Masjid Jogokariyan menjadi tempat favorit warga jogja dan para anak rantau yang sedang mencari ilmu bahkan bekerja, untuk mencari takjil dari yang berbayar sampai yang gratis dari masjid tersebut. Sudah menjadi masjid panutan di berbagai daerah karena setiap tahunnya dalam bulan Ramadhan selalu membagi beribu-ribu takjil gratis, serta membuka banyak lowongan pekerjaan untuk menyejahterakan masyarakat khususnya umat Islam di sekitar masjid tersebut.

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun