3. Keraguan tentang institusi politik
Ketika berita palsu menyebar luas, individu mungkin mulai mempertanyakan institusi politik dan pemimpin yang bertanggung jawab. Proses politik dapat terganggu ketika orang kehilangan kepercayaan pada media, partai politik, atau pemerintah. Hal ini dapat mengakibatkan ketidakstabilan politik, jumlah pemilih yang lebih rendah, dan meningkatnya ketidakpuasan dengan sistem politik saat ini.
4. Manuver politik yang buruk
Berita palsu sering digunakan untuk memajukan kepentingan politik tertentu. Politisi dapat dengan sengaja mendistribusikan hoaks untuk mencoreng reputasi lawan politik, memengaruhi opini publik, atau mengalihkan perhatian dari masalah nyata. Perilaku ini merusak integritas politik dan dapat menyebabkan manipulasi politik yang tidak adil.
Untuk menangkal dampak merugikan dari berita palsu di lingkungan politik, pemerintah, media, dan masyarakat harus bekerja sama. Pemerintah harus mengadvokasi aturan media yang mendorong keterbukaan dan akuntabilitas, serta meningkatkan pendidikan publik terkait literasi media. Media harus mengembangkan metode jurnalistik yang bertanggung jawab, mengevaluasi secara ketat kebenaran fakta sebelum menyebarluaskan berita, dan mendorong kesadaran publik akan bahaya hoaks.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI