Mohon tunggu...
Elyta Eparlina
Elyta Eparlina Mohon Tunggu... Guru - Guru Madrasah

Saya suka menulis sejak pandemi. sekarang sedang menempuh pendidikan Pascasarjana MP di UPS Tegal

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Welcome Kurikulum Merdeka di Madrasah

1 November 2023   06:00 Diperbarui: 1 November 2023   06:12 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dimensi Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada madrasah. Dikembangkan berdasarkan KMA No. 347 tahun 2022 diharapkan dapat mengamalkan nilai-nilai beragama yang moderat, baik sebagai pelajar Indonesia maupun sebagai warga dunia yang menjunjung nilai kemanusiaan dan berperadaban. Berkeadaban (ta’addub). Keteladanan (qudwah). Kewarganegaraan dan kebangsaan (muwaṭanah). Mengambil jalan tengah (tawassu). Berimbang (tawāzun). Lurus dan tegas (I’tidāl). Kesetaraan (musāwah). Musyawarah (syūra). Toleransi (tasāmuh). Dinamis dan inovatif (taṭawwur wa ibtikār). Karena madrasah mempunyai keunikan dan kekhasan, maka ada tambahan dengan istilah Rahmatan Lil Alamin. Difokuskan pada penanaman moderasi beragama yang dapat diimplementasikan melalui kegiatan yang terprogram dalam proses pembelajaran maupun pembiasaan dalam mendukung sikap moderat.Pembiasaan dibentuk dengan pengkondisian suasana pembelajaran yang mengutamakan proses pensucian jiwa (tazkiyatun nufus). Dilakukan melalui proses bersungguh-sungguh memerangi hawa nafsu (mujahadah). Melatih jiwa (riyadlah) dalam melawan kecenderungan yang buruk. Kementerian Agama RI menetapkan tema-tema utama Proyek Penguatan Profil Pelajar Rahmatan lil ‘Alamiin (PPPPRL) untuk dirumuskan menjadi tema turunan oleh satuan Pendidikan. Secara khusus sosok pelajar rahmatan lil alamin ini mampu mengejawantahkan 10 nilai-nilai berikut:

  • Berkeadaban (ta’addub), yaitu menjunjung tinggi akhlak mulia, karakter, identitas, dan integritas.
  • Keteladanan (qudwah),yaitu kepeloporan, panutan, inspirator & tuntunan.
  • Kewarganegaraan dan kebangsaan (muwaṭanah), yaitu sikap menerima keberadaan negara (nasionalisme), mematuhi hukum negara, melestarikan budaya Indonesia.
  • Mengambil jalan tengah (tawassuṭ), yaitu pemahaman dan pengamalan beragama yang tidak berlebih-lebihan (ifrāṭ) dan juga tidak abai terhadap ajaran agama (tafrīṭ).
  • Berimbang (tawāzun), yaitu pemahaman dan pengamalan agama secara seimbang yang meliputi semua aspek kehidupan, baik duniawi maupun ukhrawi.
  • Lurus dan tegas (I’tidāl), yaitu menempatkan sesuatu pada tempatnya dan melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban secara proporsional.
  • Kesetaraan (musāwah), yaitu persamaan, tidak diskriminatif kepada yang lain disebabkan perbedaan keyakinan, tradisi dan asal usul seseorang.
  • Musyawarah (syūra), yaitu setiap persoalan diselesaikan dengan jalan musyawarah dengan prinsip menempatkan kemaslahatan di atas segalanya;
  • Toleransi (tasāmuh), yaitu mengakui dan menghormati perbedaan, baik dalam aspek keagamaan maupun berbagai aspek kehidupan lainnya.
  • Dinamis dan inovatif (tathawwur wa ibtikâr), yaitu selalu terbuka untuk melakukan perubahan-perubahan sesuai dengan perkembangan zaman serta menciptakan hal baru untuk kemaslahatan dan kemajuan umat manusia.

Untuk menjadikan sosok/profil sosok pelajar rahmatan lil alamin, mestinya pembiasaan dibentuk dengan pengkondisian suasana pembelajaran yang mengutamakan proses pensucian jiwa (tazkiyatun nufus). Dilakukan melalui proses bersungguh-sungguh memerangi hawa nafsu (mujahadah). Melatih jiwa (riyadlah) dalam melawan kecenderungan yang buruk. Kementerian Agama RI menetapkan tema-tema utama Proyek Penguatan Profil Pelajar Rahmatan lil ‘Alamiin (PPPPRL) untuk dirumuskan menjadi tema turunan oleh satuan pendidikan sesuai dengan konteks wilayah serta karakteristik peserta didik.

Dengan demikian, profil pelajar Pancasila dan Rahmatan lil ‘alamin dapat disatukan dalam pelaksanaan Kurikulum Merdeka di madrasah saat ini dengan mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dan ajaran Islam yang mengutamakan toleransi, keadilan, dan cinta kasih dalam setiap mata pelajaran serta memfasilitasi kegiatan-kegiatan yang mengembangkan sikap kritis dan reflektif siswa. Sehingga kurikulum merdeka siap digunakan di madrasah dan menjadikan madrasah siap menyosong kepercayaan diri dalam menghadapi tantangan bangsa Indonesia di Abad ke-21 yang sedang menghadapi masa revolusi industri 4.0. dan 5.0. Juga diharapkan Pelajar Indonesia memiliki kompetensi untuk menjadi masyarakat yang demokratis serta menjadi manusia unggul dan produktif di Abad ke-21. Oleh karena itu, Pelajar Indonesia diharapkan dapat berpartisipasi aktif dalam pembangunan global yang berkesinambungan serta tangguh dalam menghadapi berbagai tantangan zaman. Pelajar Indonesia juga diharapkan mampu menjadi warga negara yang demokratis, unggul dan produktif di Abad ke-21. Welcome kurikulum merdeka di madrasah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun