Sedangkan model hewan yang memiliki kemiripan anatomi dan fisiologis dengan manusia adalah satwa primata yang memiliki sumber sel punca di sumsum tulang, darah tali pusat, matriks tali pusat, jaringan adiposa, serta darah perifer. Melalui berbagai model hewan, ilmuwan dapat melakukan simulasi pengobatan regenerative melalui sel punca sehingga dapat mengembangkan prosedur baru yang lebih aman untuk diterapkan pada manusia.
Sel punca merupakan jenis sel yang belum memiliki suatu fungsi khusus sehingga dapat berdiferensiasi menjadi tipe sel yang lain. Maka dari itu, sel punca sering digunakan untuk transplantasi sebagai pengobatan regenerative.
Ada beberapa jenis sel punca, yaitu sel punca embrionik dan sel punca dewasa. Sel punca embrionik dapat berdiferensiasi menjadi berbagai macam sel, sedangkan sel punca dewasa memiliki kemampuan yang terbatas untuk membedakan jenis sel lain.
Sel punca dewasa sendiri dibedakan menjadi sel punca mesenkimal, sel punca hematopoietic, dan sel punca dari janin. Namun, hanya sel punca hematopoietic yang telah diizinkan untuk digunakan sebagai bahan pengobatan oleh Food and Drug Administration. Hal ini disebabkan oleh tingginya risiko kanker dan penolakan organ sehingga dapat membahayakan kelangsungan hidup pasien.
Terdapat suatu permasalahan di mana permintaan sel punca lebih banyak daripada donor yang ada, bahkan mencapai 10 pasien meninggal setiap hari saat berada dalam daftar tunggu transplantasi organ. Maka dari itu, dibutuhkan solusi alternatif bagi persediaan donor transplantasi.
Salah satunya adalah menggunakan sel dari hewan yang disebut dengan xenotransplantasi. Akan tetapi, teknik xenotransplantasi masih memiliki berbagai kekurangan, seperti menyebabkan penolakan organ dan risiko timbulnya penyakit menular baru.
Selain itu, xenotransplantasi dianggap melanggar etika dan hukum penganiayaan hewan. Meskipun xenotransplantasi dapat menyelesaikan masalah permintaan donor, tapi prosedur ini masih memiliki berbagai risiko dan kontroversi.
Xenotransplantasi sel punca memiliki potensi besar dalam mengubah sistem pengobatan regenerative karena memberikan solusi bagi bermacam-macam penyakit sehingga dapat mendukung kesehatan manusia.
Walaupun xenotransplantasi memiliki beberapa kekurangan, tapi pada berbagai kasus yang membutuhkan pertolongan urgen, prosedur ini bisa menjadi solusinya. Xenotransplantasi masih membutuhkan penelitian lebih lanjut agar dapat meminimalisir risiko yang dihasilkan. Maka dari itu, dibutuhkan pengembangan agar pengobatan ini bisa menjadi langkah yang aman bagi pasien.
DAFTAR PUSTAKA
- Subagiartha, I Made. 2018. “Sel: Pengertian, Struktur, Prokariotik, Eukariotik”, https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/f4ef046ce45021f1a9cb18b4b5fffc09.pdf, diakses pada 12 Agustus 2022 pukul 22.13.
- Mariya, Silmi. 2020. Peran Sel Punca dalam Pengobatan Regeneratif. Senus Medical Journal
- Muthiadin, Cut, Hajrah, dan Isna Rasdianah Aziz. 2020. Potensi Mesenchymal Stem Cell (MSC) Pada Hewan. Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
- Agustin, Sienny. 2021. “Transplantasi Sel Punca, Metode Pengobatan untuk Mengganti Sel yang Rusak”, https://www.alodokter.com/mengganti-sel-yang-rusak-dengan-transplantasi-sel-punca, diakses pada 13 Agustus 2022 pukul 02.36.
- Ratnasari, Elise Dwi. 2019. “Melihat Potensi Lain dari Terapi Sel Punca”, https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20171110153947-255-254817/melihat-potensi-lain-dari-terapi-sel-punca, diakses pada 13 Agustus 2022 pukul 02.51.
- Health Resources and Services Administration. 2022. “Donation and Transplantation Statistics”, https://bloodstemcell.hrsa.gov/data/donation-and-transplantation-statistics, diakses pada 13 Agustus 2022 pukul 02.47.
- Devries, Colin. 2021. “NYU Langone Health Performs Second Successful Xenotransplantation Surgery”, https://nyulangone.org/news/nyu-langone-health-performs-second-successful-xenotransplantation-surgery#:~:text=Less%20than%20two%20months%20after,supply%20of%20life%2Dsaving%20organs, diakses pada 13 Agustus 2022 pukul 03.02.
- Vanderpool, Harold Y. 1999. “Xenotransplantation: progress and promise”, https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1129087/#:~:text=Most%20recommended%20that%20before%20human,50%25%20rate%20for%20three%20months, diakses pada 13 Agustus 2022 pukul 06.25.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H