Mohon tunggu...
Elyshia Alodia Binarto
Elyshia Alodia Binarto Mohon Tunggu... Lainnya - Siswa SMA Karangturi

Siswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Xenotransplantasi: Pengobatan Menggunakan Sel Punca Hewan

6 September 2022   19:35 Diperbarui: 6 September 2022   19:41 1652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 3. Ginjal babi (Sumber: NYU Langone Health/AFP/Joe Carrotta)

Salah satunya adalah retrovirus endogen babi yang terbukti mengeinfeksi sel manusia, tapi perkembangan sejak tahun 1997 mendukung bahwa belum ada bukti cukup tentang infeksi retrovirus endogen babi akibat dari xenotransplantasi. Akan tetapi, Food and Drug Administration tetap mengembangkan tes untuk retrovirus dan kontrol kualitas penyakit menular agar dapat menemukan langkah-langkah penyempurnaan xenotransplantasi.

Gambar 4. Retrovirus endogen (Sumber: drugtargetreview.com)
Gambar 4. Retrovirus endogen (Sumber: drugtargetreview.com)

Dalam prosedur transplantasi menggunakan sel punca hewan, terdapat beberapa jenis sel yang dapat digunakan, yaitu sel punca embrionik, sel punca dewasa, serta induced pluripotent stem cells. 

Penggunaan sel punca embrionik sangat kontroversional karena embrio dini harus dihancurkan terlebih dahulu untuk mendapatkannya sehingga dapat merusak potensi hidup. Sel tersebut memiliki pertumbuhan yang cepat dengan didukung oleh kapasitas hidup yang lama. Sel punca embrionik juga dapat memperbarui diri sendiri dan berdiferensiasi menjadi jenis sel lain. 

Meskipun telah dilakukan berbagai penelitian, tapi tidak ada uji klinik pada manusia yang berhasil dengan menggunakan sel punca embrionik karena kecenderungannya untuk menyebabkan kanker, penolakan organ, serta membentuk tipe sel acak. Tidak dapat dipungkiri bahwa sel punca embrionik memiliki kemampuan berdiferensiasi tanpa batasan, maka sel jenis ini tetap menjadi sumber potensial teoritis dalam pengobatan jaringan yang rusak.

Gambar 5. Sel punca mesenkimal (Sumber: Go Care)
Gambar 5. Sel punca mesenkimal (Sumber: Go Care)

Sel punca dewasa lebih aman digunakan dalam transplantasi, tapi memiliki kemampuan terbatas dalam membedakan jenis sel lain. Sel ini dibedakan menjadi sel punca mesenkimal, sel punca hematopoietic, dan sel punca dari janin. Sel punca mesenkimal adalah sekumpulan sel yang dapat berdiferensiasi menjadi sel osteogenic, kondrogenik, serta adipogenik dengan tetap mempertahankan stemness (kemampuan suatu sel untuk membelah diri dan berdiferensiasi) sesuai sel induknya. 

Sel tersebut dapat ditemukan di seluruh tubuh, terutama di sumsum tulang, jaringan lemak, dan organ. Sel ini akan berubah menjadi jaringan ikat dan dapat menurunkan peradangan. Selanjutnya adalah sel punca hematopoietic yang sudah digunakan dalam pengobatan pasien kanker darah dan gangguan sistem kekebalan tubuh. 

Sel yang ditemukan di sumsum tulang dan darah tali pusat ini, memiliki kemampuan untuk memperbarui diri, berdiferensiasi menjadi sel secara spesifik, keluar dari sumsum tulang menuju sirkulasi darah, serta menjalani kematian sel. Terakhir, sel punca dari janin yang memiliki fungsi multiguna dibanding sel punca dewasa lainnya. Di antara berbagai jenis, sel punca hematopoietic adalah jenis sel punca yang paling sering digunakan dalam dunia medis.

 Gambar 6. Sel punca hematopietic (Sumber: Ryan Etter / Getty Images)
 Gambar 6. Sel punca hematopietic (Sumber: Ryan Etter / Getty Images)
Beberapa penelitian melalui hewan telah dilakukan untuk menghasilkan pengobatan regenerative. Salah satunya pada tikus di mana ditemukan bahwa jarak evolusi antara donor dengan resipien akan memberikan efek pada daya hidup sel punca yang ditransplantasikan. Hal ini disebabkan oleh perbedaan spesies dan sifat dari jaringannya. 

Tikus memiliki sel punca embrionik pada sumsum tulang dan sel punca mesenkimal pada jaringan adiposa. Kelinci memiliki sel punca pada letak yang sama, tapi model hewan berupa kelinci sulit untuk mendeteksi penanda baik dalam ekspresi gen dan protein. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun