Indonesia adalah negara kepulauan yang besar, memiliki berbagai suku, ras, budaya, bahasa daerah, dan agama. Perbedaan tersebut seharusnya tidak dijadikan sebuah permasalahan karena Indonesia memiliki semboyan Bhineka Tunggal Ika, yang artinya meski berbeda-beda tetap satu juga. Justru, dengan keberagaman yang dimiliki Indonesia akan memperkaya bangsa dan negara.
Tetapi, sangat disayangkan masih ada segelintir orang yang mempermasalahkan perbedaan. Tidak menghargai dan tidak memiliki jiwa yang toleran, hal tersebut akan menghasilkan masalah dan perpecahan. Sikap-sikap tidak menghargai ini akan mengancam kesatuan sebuah bangsa.
Penyebaran yang paling cepat melalui media atau teknologi seperti internet, salah satunya adalah film. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang semakin canggih dan mudah diakses oleh siapa saja memungkinkan penyebaran isu SARA semakin luas.
Film merupakan sebuah media yang digunakan untuk penyebaran pesan atau informasi, film juga dapat menjadi alat untuk penyebaran SARA atau malah film tersebut telah mengandung unsur SARA.Â
Film menjadi media yang  efektif untuk menyebarkan atau menyampaikan pesan, karena secara audio dan visual film bekerja dengan baik mempersembahkan alur cerita yang membuat penontonnya tidak bosan dan lebih mudah di ingat. Adegan-adegan yang disajikan dapat diingat dengan mudah oleh penontonnya. Â
Di lansir dari liputan6.com SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan ) merupakan tindakan yang dilakukan secara verbal maupun non verbal berdasarkan pemikiran sentimen atas identitas diri atau golongan tertentu. Menurut Sumardiana (2016) tindakan SARA yang didasarkan identitas diri dan golongan melibatkan kekerasan, diskriminasi, dan pelecehan.
Rasisme merupakan salah satu tindakan dari SARA, perbedaan fisik merupakan fokus utama dari rasisme, seperti perbedaan warna kulit. Diskriminasi merupakan tindakan membeda-bedakan dan memperlakukan orang secara tidak adil karena melihat dari suku, agama, ras, antar golongan, aliran politik, gender, kondisi fisik dan lainnya.
Saya melihat bahwa Film Tanda Tanya "?" (2011) dan Film Detroit (2017) telah mengandung unsur SARA, kedua film tersebut akan saya analisis dengan menggunakan teori SARA yang telah saya paparkan diatas. Bagaimana bisa Film Tanda Tanya "?" (2011) dan Film Detroit (2017) bisa dikatakan mengandung unsur SARA? Yuk simak penjelasan berikut ini!
Film Tanda Tanya "?" (2011)
Hanung Bramantyo adalah sutradara dari Film Tanda Tanya. Pada tanggal 7 April 2011 film ini rilis dan di bintangi oleh Revalina S. Temat, Reza Rahadian, Agus Kuncoro, Endhita, Rio Dewanto, dan Hengky Solaiman.
Saat film ini diluncurkan, film ini banyak menuai kontroversi karena film ini mengandung unsur SARA dan dianggap menyinggung pihak-pihak tertentu. Film Tanda Tanya "?" (2011) mengandung isu SARA yang lebih condong kepada permasalahan agama. Di Indonesia isu-isu agama sangat mudah di goreng karena terdapat organisasi masyarakat yang mudah tersinggung dan sensitif dengan masalah agama.
Di lansir dari CNN Indonesia, terdapat sebuah organisasi masyarakat yang mengecam keras peredaran Film Tanda Tanya, organisasi tersebut adalah FPI (Front Pembela Islam). Protes peredaran Film Tanda Tanya dilakukan oleh kelompok Islam konservatif  FPI, karena dianggap menyesatkan dan mengharamkan umat Islam untuk menonton Film Tanda Tanya "?" karena film ini menyampaikan ide-ide pluralisme serta berisi ajaran yang liberal.
Pada awal cerita film ini, rasisme sudah mulai ditampilkan, hal tersebut dapat dilihat dari dialog pada menit ke 7:43 ketika Hendra seorang keturunan Cina dipanggil oleh pemuda muslim dengan panggilan "sipit", lalu Hendra tidak terima dan membalas dengan kalimat "dasar teroris", dari situ terjadilah perkelahian karena saling mengejek. Banyak adegan-adegan yang merujuk rasisme seperti berfikir umat muslim tidak diperbolehkan masuk gereja dan sebaliknya.
Pada menit-menit terakhir, ketika umat muslim sedang merayakan Idhul Fitri, Hendra bersih keras untuk tetap membuka restauran, padahal ayahnya sudah melarangnya untuk membuka restauran tersebut. Pada akhirnya, umat muslim tidak terima dan langsung mendatangi restaurant tersebut hingga merusak restauran. Â
Menurut Herdini, G. A. (2013) dalam Film Tanda Tanya "?" (2011) ini terdapat pesan yang disampaikan, dimana pesan tersebut mengandung unsur SARA yang condong ke agama, diantaranya :
- Islam ditampilkan dalam film sebagai agama yang keras, seperti yang ditampilkan pada adegan Film Tanda Tanya ketika umat muslim merusak bangunan restauran yang tetap buka ketika suasana ramadhan.Â
- Islam sebagai agama yang rasis.Â
- Pemikiran Islam tentang ajaran pluralisme agama.
- Islam beserta Aqidah dan Syariah Islamnya.
Film Detroit (2017)
Film Detroit (2017) merupakan film Amerika yang disutradarai oleh Kathryn Bigelow yang dirilis pada tanggal 25 Juli 2017. Film Detroit (2017) bergenre kejahatan, drama, sejarah, dan thriller. Film ini di bintangi oleh John Boyega, Jack Reynor, Will Poulter, Ben O'Toole, Hannah Murray, Anthony Mackie. Film ini juga mengandung unsur SARA yang lebih condong pada permasalahan ras. Film Detroit mempunyai tujuan untuk mengingat dan mengenang insiden pahit yang telah terjadi 50 tahun lalu melalui film. Film Detroit merupakan film drama kriminal yang sangat kental dengan isu sosial. Kekerasan rasisme mengenai kulit hitam di Amerika Serikat masih dirasakan oleh mereka.
Terdapat adegan kekerasan rasisme secara fisik yang dilakukan oleh polisi berkulit putih terhadap masyarakat yang berkulit hitam. Kekerasan verbal atau kekerasan yang ditampilkan dalam bentuk kata-kata/kalimat juga terlihat di film ini. Terdapat panggilan khusus untuk kulit hitam dan kulit putih. Menurut Setiawan, F. B, dkk (2018) kekerasan verbal pada Film Detroit (2017) dapat dilihat ketika kulit putih terhadap kulit hitam saat interogasi adalah "Negro/Nigger" "Pimp". Sedangkan kulit hitam terhadap kulit putih adalah "Cracker".Â
Film Detroit (2017) ini dianggap mengandung unsur SARA karena menyangkut dengan kekerasan rasisme. Pelecehan ras dilakukan ketika seseorang mengucap, berperilaku, dan bertindak melecehkan warna kulit, keturunan, budaya, dan agama disebut dengan kekerasan rasisme. (Setiawan, F. B, dkk, 2018)
Menurut Setiawan, F. B, dkk (2018) film Detroit ini dapat dikatakan mengandung unsur SARA dalam golongan kekerasan rasisme karena menyangkut beberapa perilaku meliputi:
- Memanggil nama dengan cara menghina.
- Ancaman verbal, penghinaan, dan candaan yang rasis.
- Menampilkan material yang menyinggung secara rasial.
Saya berharap teman-teman yang telah membaca artikel ini lebih bisa menghargai satu sama lain ya! Selalu rendah hati dan bersikap toleransi. Indah bukan dengan adanya perbedaan? Yuk, sharing tentang kebudayaan kalian ke teman-teman yang memiliki latar belakang berbeda. Ilmu bertambah, jangan sampai bubrah!
#FILMOLOGIUAS
Daftar Pustaka
Sumardiana, B. (2016). Formulasi Kebijakan Penanganan Tindak Pidana Berbasis Isu Sara dalam Pemilihan Umum. Pandecta: Jurnal Penelitian Ilmu Hukum (Research Law Journal), 11(1), 80-95.
Setiawan, F. B., Hadi, I. P., & Budiana, D. (2018). Penggambaran Kekerasan Rasisme Dalam Film Detroit. Jurnal e-Komunikasi, 6(2).
Herdini, G. A., Suprihatini, T., & Rahardjo, T. (2013). Representasi Islam Dalam Film Tanda Tanya "?". Interaksi Online, 2(2).
Kusmiarti, U., & Huda, A. M. Framing Pemberitaan Kompas. com Dalam Kasus Diskriminasi dan Rasisme Mahasiswa Papua di Surabaya Periode 16 Agustus-21 Agustus 2019.
CNN Indonesia. (2015, 23 Januari). Riwayat Kontroversi Film-film Hanung Bramantyo. Diakses pada 12 Desember 2020
Liputan 6. (2019, 12 Januari). SARA Adalah Isu Sensitif, Berikut Arti dan Penjelasannya. Diakses pada 12 Desember 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H