Riley sebagai tokoh utama dalam Film Inside Out(2015) memiliki lima perasaan atau emosi yang berbeda. Macam-macam emosi tersebut adalah kegembiraan, kesedihan, marah, ,merasa jijik , dan takut.Â
Setiap film yang sudah dibuat, pasti film tersebut memiliki sebuah pesan yang ingin disampaikan oleh penonton atau target audiencenya, begitu juga Film Inside Out (2015). Dalam film ini, kita menyadari bahwa setiap orang memiliki perasaan atau emosi yang menonjol, namun memiliki emosi yang lainnya. Emosi tersebut dapat mendorong kita untuk melakukan sesuatu. Maka, penting bagi kita untuk dapat mengendalikan emosi, apalagi ketika kita sedang merasa marah.Â
Film Inside Out(2015) ini bergenre Animasi, Petualangan, Komedi, Keluarga, Fantasi. Di sebut animasi karena bentuk dari film tersebut adalah sebuah animasi. Petualangan karena film ini menceritakan sebuah keluarga yang harus meninggalkan rumah lamanya dan berpindah ke rumah yang baru. Mereka membutuhkan adaptasi yang baru dengan lingkungan yang baru. Komedi karena tingkah lucu dari kelima karakter emosi yang ada di kepala Riley. Keluarga karena film ini menceritakan kehidupan Riley, Ibu, dan Ayah nya. Lalu, yang terakhir fantasi karena kelima karakter emosi dalam melakukan tindakan yang dilakukan oleh Riley.Â
Film Inside out (2015) adalah film yang di produksi oleh Pixar Animation Studios, Walt Disney Picture. Tentu saja, masyarakat secara global sudah banyak yang mengetahuinya. Bahkan, tak sedikit penggemar dari Disney yang tersebar di seluruh dunia. Dalam memperkenalkan Film Inside Out (2015), Disney dan juga Pixar mengunggah konten film tersebut di media social mereka. Hal tersebut dilakukan supaya banyak masyarakat yang mengetahui film tersebut dan menontonnya.Â
Semiotika
Ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda disebut dengan Semiotika(Sya'Dian,2015). Semiotika dapat digunakan untuk menganalisis, film, gambar, maupun tulisan dan semua hal yang dapat dimaknai tergantung tokoh semiotik mana yang digunakan untuk memaknai sebuah tanda. Terdapat tiga tokoh semiotika, yaitu Ferdinand de Saussure, Roland Barthes, dan Charles Sanders Peirce. Masing-masing tokoh memiliki konsep yang berbeda-beda, namun dasar dari konsep tersebut sama. Menurut Mudjiono (2011) semiotika milik Charles Sanders Pierce dikenal dengan teori tandanya, sedangkan semiotika dari pemikiran Saussure adalah sistem tanda merupakan bahasa, dan tersusun menjadi dua bagian, yakni penanda dan petanda. Lalu, semiotika menurut Barthes melihat bahwa kehidupan sosial dengan apapun bentuknya merupakan sebuah sistem tanda. Penulis menggunakan semiotika menurut Rolan Barthes untuk menganalisis makna konotasi dan makna denotasi pada Film Inside Out(2015)
Semiotika menurut Rolan Barthes.
Konsep dari Barthes mengadopsi pemikiran Saussure dengan menekankan pembentukan sebuah makna. Konsep lanjutan dari Barthes adalah denotasi dan konotasi. Denotasi adalah pemikiran dasar dari Barthes. Tanda denotasi adalah sesuatu yang dapat dilihat dengan panca indera, bagaimana bentuknya, dan aroma nya seperti apa. Selanjutnya adalah konotasi, yang tidak melihat dari sebuah bentuk atau fisik, melainkan makna dari tanda yang dipengaruhi oleh si pembuat tanda. Â Contoh untuk mempresentasikan denotasi dan konotasi yaitu gambar bendera merah putih. Maka pada tahap denotasi, gambar tersebut hanyalah gambar bendera merah putih, namun ketika masuk ke makna konotasi, gambar bendera merah putih memiliki makna bendera dari Negara Indonesia.
Teknik Pengambilan Gambar
Salah satu hal yang penting adalah pengambilan gambar dalam penciptaan visusalisasi simbolik untuk mempengaruhi hasil gambar yang diinginkan (Anggitasari, 2019). Terdapat 2 macam dalam pengambilan gambar dalam film yaitu berdasarkan sudut pengambilan gambar (angel) dan berdasarkan jarak pengambilan gambar (shot) (Baksin, 2003: 32-39).
Sudut pengambilan gambar (angel)
- Straight Angle, yaitu sudut pengambilan gambar yang normal, dengan posisi kamera di depan atau setara dengan dada digunakan saat acara yang gambarnya tetap.
- Low Angle, yaitu posisi kamera berada di tempat yang lebih rendah dari obyek.
- High Angle, yaitu posisi kamera berada di tempat yang lebih tinggi dari obyek.
Jarak pengambilan gambar (shot)
- Extreme Long Shot (ELS), posisi kamera berada dijarak yang sangat jauh, sampai wujud dari manusia tidak terlihat.
- Long Shot (LS), posisi kamera jauh dari fisik manusia, namun fisik manusia tetap sedikit terlihat, dan yang mendominasi adalah latar belakang.
- Medium Long Shot (MLS), posisi kamera sedikit dekat dengan fisik, dan akan memperlihatkan dari bawah lutut hingga atas.
- Medium Shot (MS), fisik manusia akan terlihat dari pinggang hingga ke atas, dan sosok manusia mulai tampak.
- Medium Close Up (MCU), tubuh manusia mendominasi, dari dada hingga keatas akan terlihat.
- Close-up (CU), jarak kamera dekat dengan objek, seperti memperlihatkan wajah, kaki, tangan, maupun yang lainnya.
- Extreme Close-up (ECU), jarak yang paling dekat dan menonjolkan ke satu objek, seperti mata, hidunh, atau telinga.
Film Inside Out (2015)
Judul Film       : Inside OutÂ
Bahasa           : English (Inggris)Â
Tahun Rilis      : 19 Agustus 2015 di IndonesiaÂ
Durasi Film      : 95 MenitÂ
Sutradara        : Pete DocterÂ
Film Inside Out(2015) tayang perdana di Film Festival Cannes ke-68, pada 18 Mei 2015. Film ini menerima beberapa penghargaan, seperti BAFTA Award, Golden Globe Award, dan Critic's Choice Award. Secara singkat, film ini menceritakan kisah anak perempuan yang bernama Riley (Kaitlyn Dias), dimana didalam pikirannya terdapat beberapa perasaan emosi yang digambarkan, yaitu kegembiraan (Amy Poehler), kesedihan (Phylis Smith), marah (Lewis Black), menjijikan (Mindy Kaling), dan takut (Bill Hader).Â
Penulis fokus menganalisis makna denotasi dan makna konotasi pada ekspresi wajah Riley di dalam Film Inside Out (2015). Mimik wajah dari Riley yang mempresentasikan perasaan Riley, dimana perasaan Riley ini dikontrol oleh karakter yang ada di kepala Riley, mulai dari emosi ketika senang, sedih, merasa jijik, marah dan juga takut. Dalam memberikan pesan khusus pada penontonnya, film menggunakan shoot untuk memberikan kesan yang menonjol. Â
1. Perasaan Senang
Denotasi   : Terlihat seorang anak perempuan didalam sebuah mobil yang sedang memandang ke arah atas dengan tersenyum dan setengah menutupi matanya dari sinar matahari.Â
Konotasi   : Riley yang merasa senang karena ia akan pindah ke rumah yang baru. Di sepanjang perjalanan terdapat keindahan alam yang membuat ia terpukau.Â
2. Perasaan Sedih
Denotasi   : Terlihat seorang anak perempuan yang menunduk dan mengeluarkan air mata, dan di belakangnya terlihat anak-anak yang lain sedang melihat anak perempuan tersebut.
Konotasi   : Ketika Riley sedang bercerita di kelas, memori yang muncul didalam pikirannya adalah memori kesedihan, sehingga ia merasa sedih dan menangis karena mengingat momen tersebut. Anak-anak lainnya yang berada di belakang Riley merasa kaget karena Riley menceritakannya di kelas.Â
3. Perasaan Marah
Denotasi    : Tampak seorang anak perempuan yang terdiam dan melihat ke arah perempuan dewasa.
Konotasi    : Riley menatap ibunya secara tajam karena ia sedang marah dengan ibunya.Â
4. Merasa Jijik
Denotasi    : Terlihat seorang anak perempuan yang mengerutkan kedua alisnya dengan mulut terbuka dan melihat ke suatu sudut.
Konotasi    : Riley yang merasa jijik dan jorok karena melihat tikus di depannya.Â
5. Perasaan Takut
Denotasi    : Anak perempuan dengan mata membesar.
Konotasi    : Riley merasa takut ketika melihat kedua orang tuanya bertengkar.
#filmologiuts
Anggitasari, N. (2019). KASIH SAYANG DALAM FILM ANIMASI 3D (Analisis Semiotika dalam Film "Inside Out") (Doctoral dissertation, University of Muhammadiyah Malang). Diakses darihttp://eprints.umm.ac.id/46447/3/BAB%20II.pdf
Djendri D V. (2020, September 07) Sinopsis Film Insode Out, Kisah 5 Macam Emosi Manusia. Diakses dari https://www.kompas.com/hype/read/2020/10/07/075830966/sinopsis-film-inside-out-kisah-5-macam-emosi-manusia
Mudjiono, Y. (2011). Kajian Semiotika dalam film. Jurnal Ilmu Komunikasi, 1(1), 125-138.Â
Sya'dian, T. (2019). ANALISIS SEMIOTIKA PADA FILM LASKAR PELANGI. PROPORSI: Jurnal Desain, Multimedia dan Industri Kreatif, 1(1), 51-63. Diakses dari http://e-journal.potensi-utama.ac.id/ojs/index.php/PROPORSI/article/view/497/608Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H