Mohon tunggu...
Elysa Pasupati
Elysa Pasupati Mohon Tunggu... Administrasi - Perempuan bekerja, seorang istri, dan ibu bagi 2 princess yang lucu2

Just want to share from heart....:)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Angin, Rinai Hujan, Dandelion, dan Firasatku

18 Desember 2019   16:49 Diperbarui: 18 Desember 2019   16:58 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(foto berasal dari wallpaper.sc)

Hujan mengguyur kota ini

Hampir 6 purnama ditunggu datangnya sang rinai hujan

Sejuk 

Pelupuk mata mulai mengantuk tertutup perlahan karena lelah menunggu

Orang sibuk hilir mudik dengan labirin pikirannya

Menatap kedepan, menatap rinai hujan, menatap kabut

Sudah

Diam dalam tenangku kini...

Tenggelam ku dalam labirin pikiran ku yang indah

Ada savanna di depan ku

Dandelion di tangan ku

Menatap putik bunga dandelion

Berterbangan putik putih lembutnya 

Sesuatu yang sengaja ditiup lepas 

Untuk apa? Mengapa? Kata sang bayu

Supaya dia terbang bersama angin, dan rinai hujan

Untuk apa? Mengapa? Kata sang bayu

Supaya aku bisa menatapnya tanpa melihatnya

Ku pikir akan lebih indah jika savanna ini  dipenuhi bunga dandelion

Ku pikir kamu gak suka bunga Dandelion. Kata sang bayu

Ah...itu hanya persepsimu saja

Satu persatu kutiup lepas

Terbang bersama sang bayu nan cerewet 

Terbang menuju lembah-lembah di kanan dan kiri savanna

Diam ku

Tenang ku

Menajamkan firasat ku

Ku tutup mata ku menikmati sunyi

Tiba-tiba ada suara menyapa, hey...,sang Bayu menyapa

Mengapa, tanya ku

Putik Dandelionnya gak mau pergi. Jawab sang bayu

Angin berputar putar di sekeliling ku membawa putik putih dandelion yang lembut

Berebut menempel di kain baju ku

Ah....

Rupanya

Terbang sana..... kataku pada dandelion

Jangan disini terus

Jangan khawatir, aku memfirasati mu selalu

Kutitipkan kepada sang bayu firasatku

Dandelion terbanglah bersama firasatku

Karena kemana kamu terbang aku akan tahu

Ely

Denpasar, 16.25 WITA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun