Bunga edelweiss memang bunga yang sudah tidak asing lagi di telinga kita, bunga cantik berwarna putih ini merupakan tumbuhan endemik yang tumbuh di daerah pegunungan di Indonesia. Bunga dengan nama latin Anaphalis javanica ini saya lihat pertama kali di Gunung Merapi di Yogyakarta sekitar 12-an tahun yang silam saat saya masih menempuh S1 di Yogyakarta.Â
Bunga berkelopak putih nan cantik ini pertama kali ditemukan oleh naturalis asal Jerman bernama Georg Carl Reinwardt pada tahun 1819, konon edelweis disebut-sebut sebagai bunga abadi, karena bunga ini bisa tumbuh selama 10 tahun. Hal tersebut dikarenakan bunga ini memiliki hormon yang bisa mencegah kerontokan kelopak bunga (sepertinya suami saya perlu hormon ini agar rambutnya gak lagi rontok (hehe..peace honey!).Â
Bunga ini mekar di bulan April hingga Agustus setiap tahunnya, mampu bertahan dalam keadaan tanah yang tandus dan tumbuh di daerah pegunugan. Akar edelweiss sendiri unik dan mampu membentuk mikoriza yang dapat memperluas kawasan yang dijangkau oleh perakarannya sehingga dapat meningkatkan efisiensi dalam mencari zat hara.Â
Untuk status perundang-undangan termasuk dalam Undang-Undang No.5 tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Hayati Ekosistemnya pasal 33 ayat 1, dan status IUCN termasuk dalam kategori Critically Endanger (CE).
Sebenarnya tidak ada bunga edelweiss di Taman Edelweiss (hanya namanya saja) yang ada disana antara lain bunga marigold, genitir, dan bunga kasna (mirip edelweiss). Tapi karena susananya cantik dengan latar belakang Gunug Agung, dan udara yang sejuk maka lokasi ini menarik untuk dijadikan tempat berwisata khususnya yang suka selfie atau wefie seperti saya (haha..).Â
Lokasi Taman Edelweiss di Kab. Karangasem akses ke lokasi mudah dijangkau. Taman ini terletak di Desa Temukus yang berada begitu dekat dengan Pura Besakih. Jarak tempuh dari Pura Besakih sekitar 2 km dari untuk bisa sampai ke tempat ini.Â
Selain itu, tiket masuk yang diperlukan untuk liburan ke sini juga begitu murah. Anda hanya perlu mengeluarkan uang sebesar Rp 20 ribu per orang. Selanjutnya, puas-puasin deh berburu foto yang instagramable (padahal suami saya sudah melirik keki kalau saya upload foto di instagram, gak usah aneh-aneh dah tua katanya, maaf honey tangannya gatel pengen upload, haha).Â
Berbagai macam aktivitas yang memang dibuat untuk selfie ada disini, mulai dari ayunan, jembatan-jembatan cantik untuk tempat selfie berbentuk hati dan sarang burung, yang tak kalah menarik adalah rumah rumahan kincir angin ala2 negeri Belanda. Dikiri dan  kanan lokasi ini ada pertanian sayuran dan buah-buahan.Â
Sebelum mencapai lokasi ini pengunjung dapat naik pickup khusus yang dijemput dari pasar atau peken selama kurang lebih 15 menit. Saat itu cuaca hujan cukup deras, alhasil keesokan harinya saya sakit flu tapi tetap ngantor (sedikit memaksakan diri memang, tapi kerjaan numpuk sih).Â
Apabila pengunjung kelaparan ada warung kopi kecil di dekat pintu masuk sehingga cukup lah bagi yang suka selfie dengan background home decor dengan tema kopi. Okay silahkan yang berminat untuk berwisata di Kab. Karangasem di Taman edelweiss, lumayanlah saya cukup senang karena mengobati kerinduan saya untuk melihat bunga ini lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H