Senja menjelang terlalu cepat rasaku
Detik saat perkataan mu  tajam tepat menusuk jantung kalbu
Ku terpaku membeku...
How come! How cruel! you....you...
Jangan membangunkan macan yang tidur! jerit ku!
Lembut memang perangai ku
Terbalut tradisi kental yang menjujung tutur kata yang digugu
Detik itu...detik kau lumpuhkan ku
Belum ada yang berperangai seburuk itu padaku sampai detik itu
Harus kah ku berterima kasih karena luka??
Bukankan luka mendatangkan kebajikan??
Senja terang benderang serasa bara api dipelupuk
Tak seterang dan sepanas cakrawala pikiran ku
You..You..Just go...!
Never comeback!
Detik itu ku keras kan hatiku tak sedikit pun menoleh ke belakang
Aku takkan berubah hanya demi seberkas kenangan yang singgah
Takkan ku biarkan detik itu merubah ku
so...
Aku berpura kau tak ada dan tak pernah ada...
Tapi........detik itu ku pegang erat berusaha untuk tak lupa...
Karena detik itu  eksistensi ku berada di titik nadir
Bukankah setiap individu adalah anugerah! jerit ku!
Detik itu aku muak dengan mu
Menyesal dengan segala perhatian ku
Rasa empati ku melayang entah bersama detik itu
Detik saat kau berkata "So...you like me ? You so stupid coz take conversation with me!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H