Mohon tunggu...
Ely Rizki
Ely Rizki Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Bukan sekedar gumpalan daging.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Aku, Pada Sudut Tersembunyiku

11 Oktober 2015   13:33 Diperbarui: 11 Oktober 2015   14:07 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kau di sana. Sedang duduk di bangku taman. Menunduk, membaca buku. Di sebelahmu ada lelaki berkacamata. Sama halnya denganmu, ia juga sedang membaca. Aku menatapmu dari sini; jendela kelas yang terletak di lantai tiga gedung perkuliahan. Sesekali kamu tersenyum, tertawa bahkan sedih. Aku melihatmu dari sini; tempat tersembunyi, seperti rasaku padamu.

Aku tidak tahu siapa lelaki yang di sampingmu. Wajahnya asing, mungkin orang lain yang kebetulan duduk di sebelahmu. Tetapi sesekali ia mengajakmu berbicara, dan kau meresponnya, dengan senyummu. Kau memang seperti itu, terbuka pada siapa saja. Bahkan seseorang yang baru kenal pun, kau meresponnya. Terkadang aku cemburu pada sikapmu itu, kau terlalu membawa diri, aku takut ada lelaki lain yang menyukaimu juga. Namun, itu egoku. Kau tenang saja. Aku cukup sadar jika aku hanya pengagummu yang sangat rahasia.

Aku bukan bodoh seperti yang mereka katakan. Hanya saja aku tidak punya nyali mengatakannya. Aku cukup pintar, indeks prestasiku lumayan tinggi; 3,7. Tetapi hati kamu tak semudah menaklukkan tugas-tugas dan dosen di kampus. Kuakui, kebodohanku adalah ketika cintaku masih rahasia. Ya, rahasia umum. Teman-temanku, mereka tahu jika aku pengagummu nomor satu. Mencintaimu di setiap waktu, mengabadikanmu di kepalaku. Begitu juga orang-orang di lembaga kemahasiswaan tempatku menimba pengalaman, mereka tahu betul apa yang selalu bertengger di hatiku. Bahkan petugas penjaga perpustakaan pun tahu (beliau bapak kosku).

Kurasa cukup tentang mereka, kini aku ingin fokus padamu. Dan kau masih di tempat itu. Namun tidak membaca buku, kau membuka laptop. Mungkin kau ingin mengerjakan tugasmu atau menulis cerita pendek, hobimu itu. Lelaki itu tidak di sampingmu lagi, ada seseorang gadis di sana. Dia temanmu, sahabat baikmu. Aku mengenalnya, kami saling senyum jika berjumpa. Temanmu, sesekali mengajakmu berbicara, dan kau meresponnya. Seandainya aku di antara kalian. Tentu aku akan menegur temanmu dan mengatakan padanya untuk tidak menganggumu yang sedang konsentrasi. Ya, akan kulakukan hal itu. Sebab, hal yang paling aku suka darimu adalah ketika bibirmu mengerucut dan alismu saling beradu. Kau cantik pada segmen itu, Re.

Re, kau masih di sana. Dalam hatiku bertanya-tanya, apa kau tak masuk kuliah? Kenapa dari sejam yang lalu kau masih di sana? Kelas Re dan kelasku berbeda. Aku di lantai 3, dia di lantai 4. Tangga menuju kelasnya melewati kelasku. Aku suka memerhatikannya yang tengah letih sehabis menaiki tangga dan menuju lantai terakhir. Terkadang aku ingin sekali mengusap letihmu. Tapi, kau bukan gadis seperti itu. Pernah sesekali aku berada tepat di belakangmu. Dengan sengaja aku berjalan sangat pelan, mengikuti ritmemu. Kuperhatikan kau dari belakang. Bahkan dari belakang pun kau terlihat cantik, Re. Aku terus mengikutimu. Pandanganku tetap menujumu sambil membayangkan bisa bercanda denganmu. Dan, “Aduh!” kakimu terpeleset di anak tangga, kau pun meringis. Aku berusaha mendekatimu, dengan sangat khawatir aku mencoba menolongmu. Tapi kau melarangnya, dan meminta bantuan pada mahasiswi lain. Kau memang seperti itu, Re. Suka membuang moment yang selalu aku harapkan.

Kau masih di sana. Masih duduk di bangku taman. Aku masih memandangmu. Tanpa kau sadari, ada yang rela menghabiskan waktunya berjam-jam untuk melihatmu pada segmen tertentu. Kau masih di sana; di tempat yang sulit kujangkau. Namun, aku masih di sini; di sudut paling tersembunyi, mencintaimu, Re.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun