Mohon tunggu...
Ely Ramadanti
Ely Ramadanti Mohon Tunggu... Penulis - Pelajar

Ingin terus berkelana

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menebar Kebaikan Bersama Relawan untuk Senyum yang Tak Pernah Padam

18 Agustus 2022   23:36 Diperbarui: 18 Agustus 2022   23:39 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sesama. Itulah kalimat yang sering diajarkan dalam agama yang saya anut saat ini, dan saya rasa semua orang akan menyetujui bahwa berbuat baik itu dianjurkan dalam kehidupan. Kebaikan adalah kata sederhana untuk menggambarkan seorang relawan.

Beberapa pengertian relawan adalah :

  • Menurut (Schroeder, 1998) relawan adalah individu yang rela menyumbangkan tenaga atau jasa, kemampuan dan waktu tanpa mendapatkan upah secara finansial atau tanpa mengharapkan keuntungan materi darI organisasi pelayanan yang mengorganisasi suatu kegiatan tertentu secara formal.
  • Menurut (Wilson, 2000) relawan adalah aktivitas memberikan waktu secara cuma-cuma untuk memberikan bantuan kepada orang lain.
  • Menurut KBBI relawan adalah kata non formal dari sukarelawan yang berarti orang yang melakukan sesutau dengan sukarela (tidak karena dipaksa atau diwajibkan)

Dari beberapa pengertian diatas dapat kita simpulkan bahwa relawan adalah orang yang dengan sukarela meluangkan waktunya untuk membantu dalam kebaikan tanpa mengharapkan imbalan apapun. Untuk mengetahui manfaat dan seberapa penting menjadi relawan akan saya sampaikan melalui pengalaman saya menjadi seorang relawan.

Saya adalah seorang mahasiswi yang bergabung dalam sebuah organisasi kepalangmerahan. menjadi relawan dalam bidang terlatih adalah tujuan dari organisasi ini. Pengabdian masyarakat adalah salah satu program rutinan kami. Saat pandemi covid-19 tengah melanda, banyak masyarakat yang terkena dampak negatifnya. 

Mulai dari segi ekonomi, pendidikan, sosial dan lain sebagainya. Masyarakat yang terdampak daalam segi ekonomi inilah yang menggerakkan hati kami untuk berusaha agar dapat memberikan sedikit bantuan yang dengan harapan dapat meringankan beban ekonomi keluarga yang semakin berat dengan adanya dampak dari pandemi covid-19.    

Jadwal rapatpun segera kami sebarkan kepada seluruh anggota untuk ikut bermusyawarah mengadakan kegiatan untuk membantu masyarakat yang terdampak covid-19 dari segi ekonomi. 

Dengan segala keterbatasan pertemuan, musyawarahpun dilakukan secara online. Hal ini menjadi begitu ganjil bagi kami yang sebelumnya tidak pernah melakukan musyawarah secara online. Kami lebih mengutamakan bertatap muka secara langsung agar mempermudah jalannya musyawarah dan menjalin kebersamaan antar anggota serta mempererat persaudaraan.

Musyawarahpun berjalan dengan lambat karena berbagai kendala yang dialami para anggota. Ada yang terkendala jaringan internet, ada juga yang terkendala waktu senggang karena posisi kami sedang berada dirumah masing-masing yang kemungkinan besar akan mempunyai tugas rumah yang diberikan orangtua kepada anaknya. Meskipun memakan banyak waktu, musyawarah tetap dilatjutkan sampai kata mufakat meskipun berjalan dengan kurang efektif. Ini adalah salah satu dampak yang kami rasakan dari adanya pandemi covid-19 saat itu.

Dengan berbagai saran dan usulan yang masuk akhirnya kami memtuskan untuk mengajak kepada masyarakat luas untuk membantu mereka yang terdampak covid-19 secara ekonomi. 

Open donasipun kami buka, baik berupa uang maupun kebutuhan pokok lainnya. Seluruh anggota dikerahkan untuk mengajak teman, keluarga, kerabat dan orang-orang disekitarnya untuk menjadi bagian dari penebar kebaikan bersama relawan ini. 

Alhamdulillah dengan kerja keras dan kerjasama yang baik antar anggota terkumpullah bantuan yang akan kami sebarkan di beberapa daerah di Indonesia. Kebetulan saya mendapatkan bagian di daerah Malang.

 Hasil dari donasi itu kami jadikan bahan makanan pokok sperti beras, gula dll. Setelah selesai pengemasan kami mendatangi langsung tempat tinggal keluarga yang menjadi sasaran pemberian donasi dengan kriteria yang telah ditentukan. 

Tentunya mereka yang mengalami kesulitan saat pandemi covid-19 berlangsung. Saat datang langsung ke rumah beberapa warga saya mendapatkan banyak sekali pemandangan yang tidak biasanya. 

Seorang nenek yang hidup sebatang kara dengan rumah tidak layak huni, seorang anak kecil tanpa ibu yang harus ikut bapaknya bekerja, seorang kepala keluarga yang tidak lagi bisa bekerja dengan tempat tinggalnya yang sangat sederhana dan seorang istri tanpa suami yang harus mencari pekerjaan kesana-kemari demi menghidupi anak-anaknya.

Bahan pokok makanan yang kami berikan mereka terima dengan Bahagia, bahkan ada yang meneteskan air mata haru ditengah kisah yang diceritakan kepada kami tentang sulitnya kondisi mereka saat ini. dengan segala keterbatasan yang ada harapan masih sangat kuat di sorot mata dan senyuman tulus mereka. Hal ini membuat saya merasa tertampar dengan keadaan saya yang jauh lebih baik namun masih saja sering mengeluh dan berputus asa.

Kenyataan hidup merekalah yang membuat saya sangat bersyukur dengan kondisi saya saat ini yang bisa dibilang sederhana dibandingkan dengan kehidupan mewah orang-orang kaya dan sangat mewah jika dibandingkan dengan kehidupan mereka yang kurang beruntung. Apa yang kita rasakan dari hidup ini tergantung pada siapa kita melihat. 

Jika selalu melihat keatas maka kita selalu merasa kurang, dan sebaliknya jika kita mau melihat kebawah maka rasa syukur akan selalu menyelimuti hati. Mungkin kita sering mengeluh dengan keadaan kita saat ini dan sering merasa menjadi orang yang hidupnya paling menderita. 

Mari sejenak menengok kehidupan mereka yang jauh dari kata cukup agar kita ringan tangan membantu sesame dan selalu bersyukur apapun keadaannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun