Mohon tunggu...
Ely Isnaeni Nur Hidayah
Ely Isnaeni Nur Hidayah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Salatiga

Sedang Belajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perempuan, untuk Apa Berpendidikan?

10 Juni 2022   08:50 Diperbarui: 10 Juni 2022   09:03 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Untuk apa berpendidikan? Ujung-ujungnya juga di dapur."

"Untuk apa berpendidikan? Nanti enggak nikah-nikah."

"Untuk apa berpendidikan? ..."

Duh, di zaman sekarang ini, pasti masih ada yang mendengar kalimat yang begitu. Terlebih kalau masyarakat yang tinggal di pedesaan, pasti dekat sekali dengan ucapan-ucapan tersebut. Berdeda dengan masyarakat di perkotaan, yang umumnya lebih memiliki kemudahan untuk mengakses pendidikan dan pemikiran masyarakatnya yang lebih maju. Pasti jarang sekali mendengar celoteh masyarakat yang demikian.

Lalu, kalau dapat ucapan-ucapan yang demikian gimana? Haruskah bersedih? Atau berbanggahati menjadikan kamu sombong kalau kamu sedang menempuh pendidikan tinggi?

Tujuan kamu berkuliah bukanlah untuk menyombongkan diri, tetaplah menjadi pribadi yang rendah hati. Kita tak perlu memperdulikan ucapan semua orang, cukup fokus. Fokus dengan tujuan kita. Untuk apa kita kuliah. Ucapan orang-orang, biarlah. Mereka tak punya kontribusi apapun terhadap langkah kita.

Mengapa perempuan perlu berpendidikan tinggi? 

Perempuan sebagai madrasah pertama bagi anaknya

Kelak, seorang perempuan yang telah menikah, yang InsyaAllah diberikan keturunan. Mereka memiliki tugas untuk mendidik dan menyayangi anak-anak mereka. Mendidik, tentu perlu ilmu. Ilmu bisa kita dapatkan dimana saja. Tak terbatas pada perguruan tinggi.

Perempuan akan baik akhlaknya dengan adanya ilmu

Ya, tak perempuan saja sebenarnya. Tapi juga bagi setiap manusia. Dengan ilmu, seseorang akan memiliki akhlak yang baik.

Tapi kenapa saya sering menemukan seorang yang berilmu tapi minim akhlak?

Mungkin kamu sempat bertanya-tanya, kenapa kok begitu? Ya, ketika seorang yang berilmu tetapi minim akhlak, bisa saja pembelajaran dari ilmu yang di dapatkan hanyalah ilmu semata, tidak dengan ilmplemetasi dan kerendah hatian kita sebagai manusia, bahwa Allah lah yang memberikan kita pengetahuan dan kemudahan dalam memahaminya. Barangkali mereka lupa bahwa apa yang ada pada diri mereka semata-mata datangnya dari Allah, sehingga membuat mereka sombong dan berbangga hati kemudian melupakan tuhannya. Semoga Allah karuniakan hidayah untuk kita para penuntut ilmu.

Perempuan, Pencetak Generasi Selanjutnya

Dari seorang perempuan akan lahir calon penerus bangsa. Oleh sebab itu, sebelum menjadi seorang ibu. Perempuan harus mempelopori dirinya untuk hal-hal kebaikan, Supaya tertanam habbit yang baik pada dirinya. Apa yang kita lakukan hari ini akan berdampak pada kita dimasa yang akan datang.

So, kebiasaan baik itu perlu dibangun. Tak tiba-tiba terbiasa. Dari hal-hal kecil, kemudian menjadi terbiasa dan menjadi kebiasaan.

Mengapa perempuan perlu berpendidikan?

Berpendidikan disini konteksnya tidak semata-mata yang bergelar. tapi berpendidikan dalam arti bahwa seorang perempuan memang memiliki keharusan untuk memiliki ilmu termasuk di dalamnya ilmu parenting, tauhid dan fikih. Semua ilmu tersebut sangat penting untuk bekal mereka sendiri dan orang lain nantinya.

Jika pendidikan yang dimaksud adalah mereka yang bergelar, bagaimana dengan para perempuan yang tanpa gelar?

Pendidikan tak semata-mata gelar. Kecuali bagi mereka yang ingin berkiprah menjadi akademisi seperti guru, dosen ataupun profesi lainnya. Namun kembali lagi, apapun tujuan kita belajar, haruslah tetap karena Allah. Karena kita memang membutuhkan itu. Tidak untuk sombong atau pekerjaan semata.

Tetaplah melangkah, meskipun banyak orang yang tak yakin pada dirimu. Jangan sampai kehilangan dirimu sendiri, karena pekataan orang lain yang bertujuan meremehkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun