Beberapa tantangan utama dalam mencapai pendidikan yang berkualitas di Indonesia meliputi:
Pertama kesenjangan regional. Kualitas pendidikan di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung dan Surabaya cenderung lebih baik dibandingkan dengan daerah terpencil seperti Papua, NTT dan Maluku. Kesenjangan ini mencakup akses terhadap teknologi, informasi, fasilitas belajar, dan kualitas guru.
Kedua kualitas guru. Guru memegang peran penting dalam menentukan kualitas pendidikan. Namun, di Indonesia, banyak guru yang masih kurang dalam hal kualifikasi dan kompetensi.
Pelatihan dan pengembangan profesional bagi guru masih perlu ditingkatkan secara signifikan oleh pemerintah melalui Kemedikbud, yayasan serta lembaga-lembaga pendidikan swasta baik dalam maupun luar negeri.
Ketiga fasilitas Pendidikan. Banyak sekolah di Indonesia, terutama di daerah terpencil, masih kekurangan fasilitas dasar seperti ruang kelas yang layak, perpustakaan, laboratorium, dan akses ke teknologi serta jaringan internet.
Keempat dampak pandemi COVID-19. Pandemi COVID-19 telah memperburuk kondisi pendidikan di Indonesia. Penutupan sekolah dan transisi mendadak ke pembelajaran daring menghadirkan tantangan besar, terutama bagi siswa di daerah yang sulit dijangkau teknologi dan jaringan internet.
Upaya Pemerintah dan Pemangku Kepentingan
Untuk mencapai SDG ke-4, pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya, termasuk:
Pertama program wajib belajar 12 Tahun.  Program ini bertujuan untuk memastikan bahwa semua anak mendapatkan pendidikan dasar dan menengah secara gratis dan berkualitas di setiap daerah bahkan pelosok Indonesia.
Kedua Peningkatan Kualitas Guru. Pemerintah telah meluncurkan berbagai program untuk meningkatkan kualitas guru, termasuk pelatihan profesional berkelanjutan seperti yang seperti yang sedang dilakukan PPG, PPPK dan peningkatan kualifikasi melalui sertifikasi guru.
Ketiga pembangunan Infrastruktur pendidikan. Pemerintah terus berupaya meningkatkan akses pendidikan melalui pembangunan dan renovasi fasilitas sekolah serta jaringan komunikasi serta internet di daerah-daerah yang kurang berkembang.
Keempat pengembangan kurikulum. Pengembangan kurikulum yang lebih relevan dengan kebutuhan pasar kerja dan perkembangan teknologi menjadi fokus utama, termasuk penguatan pendidikan vokasional dan teknis.