Tidak terasa sekali, dalam beberapa bulan lagi aku akan menjalani kehidupan mahasiswi semester 2. Padahal baru kemarin aku mencari kemeja putih untuk persiapan pengenalan kampus secara online, dan dalam waktu dekat kampus akan kedatangan mahasiswa/i baru lagi.
Aku jadi ingat, bagaimana awal aku berada di kampus ini.
Universitas Riau, salah satu universitas negeri yang berdiri di Riau, Pekanbaru. Ibu dan bapak yang meminta aku untuk melanjutkan perkuliahan di sini, yang waktu itu aku ingin sekali keluar dari Riau untuk mencoba hal baru. Kata mereka sama saja, yang membedakan hanya niat seorang anak dalam berkuliah.
Aku melihat profil universitas ini. Akreditasi universitas ini adalah A, dan kampus terbaik di Riau. Jika dinilai tingkat se-Sumatera pun, Universitas Riau salah satu kampus terbaik dari segi kualitas pengajar dan fasilitas pendukung belajar. Namun bukan peringkat kampus yang kupandang, akan tetapi jurusan yang akan kuambil nantinya.Â
Sebelum itu, aku juga pernah ke kampus ini sewaktu SMA. Begitu banyak pepohonan rimbun dan hamparan hijau di sini, membuat nyaman mahasiswa dalam belajar. Ada danau juga di sana, yang rasanya asyik sekali jika duduk di pinggiran ketika sore hari.
Hingga sewaktu pengisian daftar SNMPTN, aku meletakkan kampus ini pada pilihanku i. Senangnya, karena pada April 2020 aku mendapatkan layar berwarna hijau di pengumuman. Aku lulus. Orangtuaku bahagia.
Setelah menerima berita kelulusan itu, waktunya melanjutkan administrasi mahasiswa. Banyak sekali ternyata yang diisi, dan hal itu membuatku bingung. Kami diminta mengisi data yang bersangkut dengan Pak RT di daerah, membuatku berlalu lalang di gang yang mencuri perhatian adik-adik kecil.Â
Mungkin jika aku bisa mengartikan lirikan tajam mereka, kurang lebih akan berkalimat seperti ini hadeh kakak ini mondar-mandir terus. Selain data dari Pak RT yang berupa surat penggunaan PLN, dan warga di sana, kami juga diminta untuk cek kesehatan. Cek kesehatan dilakukan secara pribadi karena waktu itu kampus mengeluarkan kebijakan bahwa administrasi diisi secara online karena tingginya angka corona.
Berhubung aku tinggal di PT perusahaan kelapa sawit yang alhamdulillah di fasilitasi lengkap, aku cek kesehatan di klinik sana, atau polibun kami menyebutnya (Politeknik Kebun).Â
Luar biasa lelah antri, sebab cek kesehatanku bersamaan dengan karyawan-karyawan yang harus diperiksa darahnya. Ini semacam kegiatan rutin mungkin, yang harus diketahui bagaimana kondisi kesehatan karyawan di sana. Dan pada akhirnya aku harus menunggu lebih lama, bersama ibu-ibu dan bapak-bapak di sana.Â
Beberapa list syarat pemenuhan administrasi lengkap, kini yang rumitnya adalah surat berkelakuan baik dari sekolah. Jarak rumahku saat ini dengan sekolah adalah 4 jam, dan ujiannya ialah daerah tempatku melarang orang-orang di sini untuk tidak keluar sebab maraknya corona. Hari itu, akupun nekat ke Pekanbaru untuk mengambil surat berkelakuan baik dan beberapa surat lainnya yang harus di cap tiga jari dan ditanda tangani. Aku berhasil, dan kembali dalam keadaan sehat-sehat saja.
Semuanya selesai, kini waktunya adalah mengunggah data-data administrasi.Â
Ternyata tidak semudah itu, aku harus mengulang hingga beberapa belas kali. Melalui bantuan kakak-kakat tingkat, mereka meminta kami bersabar karena bisa jadi web eror sebab banyak yang menggunakannya.Â
Esoknya aku kembali berperang pada jam lima pagi. Syukur, data berhasil diunggah keseluruhannya dan semua urusanku selesai.
Seperti itulah kisahku pada pilih kampus tahun silam. Terima kasih sudah membaca<3
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H