Namanya Dona, anjing betina yang tersesat di tengah hutan. Ia memiliki rambut-rambut berwarna putih dan sepasang mata yang begitu berbinar. Saat binatang-binatang menatapnya, akan terbesit ketertarikan pada Dona. Namun sayang, karena sosoknya hanyalah seekor anjing para binatang di sana sama sekali tidak ingin bergaul dengan Dona.Â
Trauma dan ketakutan dibelasan tahun silam membuat binatang di sana menjaga jarak dari Dona. Dahulu, hutan sempat terkutuk dengan kebakaran dikarenakan sekumpulan anjing yang menjadi penyebabnya. Maka dari hari itu, bersikap baik pada anjing adalah pantangan bagi penghuni hutan.Â
"Hei Nona, kalau kau ingin mencari makan jangan disekitar sini. Ini wilayah kami, benar tidak Zoe?" seru Kamba pada Zoe, salah satu bangau yang mencari ikan di pinggir sungai. Zoe tertawa, menyetujui pertanyaan yang diucapkan oleh Kamba. "Benar sekali, lebih baik kau pergi dari tempat ini. "
Dona menundukkan kepala, meneruskan langkah kaki sambil menahan rasa laparnya. Dari kemarin ia hanya menelan daunan sebagai pengganjal lapar, atau mengunyah ranting-ranting rapuh di tengah hutan. Hari ini mungkin akan serupa dengan hari kemarin, mencari daun-daun yang masih hijay dan melunakkan ranting di sana.
"Apa yang kau makan?" seekor angsa dan monyet menghampiri Dona. Dona menjatuhkan badannya ke tanah, menatap sayu pada monyet dan angsa yang memasang wajah kebingungan. Perutnya begitu sakit, membuat Dona berbisik raungan.
Melihat reaksi Dona seperti itu, angsa berlari ke suatu tempat. Hingga lima belas  menit kemudian ia kembali dengan membawa dua ekor ikan segar. Angsa yang memiliki nama Geca itu menumpahkan ikan-ikan diparuhnya, lalu monyet di sebelahnya pun menyiram Dona dengan air di genangan.Â
Dona tersadar, membuka pandangannya perlahan dan matanya kembali berbinar begitu melihat ikan-ikan di depannya. Dengan cepat Dona melahap tanpa tersisa. Perutnya masih kelaparan, namun setidaknya dua ekor ikan itu dapat membantu Dona.
"Terima kasih. Akhirnya aku bisa jumpa dengan hewan baik di sini," seru Dona. Monyet mengelus punggung milik Dona, "Ah tidak apa-apa, hewan di hutan ini baik semua kok. Akan tetapi mereka hanya masih sedikit takut dengan hewan sepertimu." Dona mengangguk, membenarkan ucapan monyet.Â
"Aku Geca, dan ini Aspa," ucap Angsa menunjuk monyet.
"Namaku Dona, mari berteman."
Lalu sejak hari itu ketiganya menjadi teman yang begitu akrab. Dona, Geca, dan Aspa merupakan sekawanan yang selalu bersama di hutan. Pertemanan mereka membut penghuni hutan lain berbisik-bisik, dan dengki karena seekor anjing seperti Dona memiliki teman.Â