ekonomi digital yang pesat. Pada tahun 2024, kontribusi ekonomi digital terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia diproyeksi mencapai Rp4.500 triliun. Pemerintah dan asosiasi industri sepakat untuk mendorong literasi keuangan digital dan inklusi keuangan untuk memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan.
Indonesia telah menjadi salah satu negara dengan pertumbuhanSalah satu faktor utama dalam pertumbuhan ekonomi digital ini yaitu penggunaan e-wallet atau dompet digital. E-wallet telah menjadi alat yang sangat populer di Indonesia, memfasilitasi berbagai transaksi sehari-hari seperti pembayaran tagihan, transfer uang, dan pembelian online. Menurut survei terbaru, beberapa e-wallet terbesar di Indonesia yaitu Dana, OVO, Gopay, LinkAja, dan ShopeePay.
Dana tercatat sebagai e-wallet yang paling banyak digunakan, diikuti oleh OVO dan Gopay. Dana juga sering digunakan untuk transaksi judi online, yang telah menarik perhatian pemerintah. Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi, menegur keras perusahaan-perusahaan e-wallet yang memfasilitasi penjudi online.
Penggunaan e-wallet tidak hanya terbatas pada transaksi keuangan sehari-hari. e-wallet juga digunakan dalam berbagai sektor seperti transportasi online, e-commerce, dan makanan/minuman berbasis digital. Pada tahun 2024, transaksi melalui e-wallet mencapai Rp5,4 triliun, menunjukkan betapa pentingnya teknologi ini dalam ekonomi digital Indonesia.
Pemerintah juga berupaya untuk meningkatkan infrastruktur digital di seluruh negeri. Dengan adanya infrastruktur yang kuat, diharapkan lebih banyak masyarakat yang dapat terlihat dalam ekonomi digital. Pemerintah juga mendukung pengembangan startup teknologi, dengan lebih dari 2.600 startup yang beroperasi di Indonesia.
Selain itu, pemerintah juga fokus pada pendalaman terkait teknologi semikonduktor dan kecerdasan buatan (AI). Menteri Koordinator Bidang Pereknomian, Airlangga Hartanto, menyebutkan bahwa pendalaman teknologi ini sangat penting untuk mendukung ekosistem ekonomi digital.
Pada tahun 2024, Indonesia juga menjadi tuan rumah Digital Transformation Summit ke-32, di mana pemimpin industri, pelopor teknologi, dan perwakilan pemerintah berkumpul untuk membahas strategi masa depan ekonomi digital. Summit ini bertujuan untuk memfasilitasi diskusi tentang kolaborasi, keberlanjutan, dan inovasi teknologi.
Dalam rangka menjaga inklusi dan literasi keuangan digital, pemerintah dan asosiasi industri juga bekerja sama untuk memberikan edukasi kepada masyarakat. Literasi keuangan digital sangat penting agar masyarakat dapat memahami risiko dan manfaat dari produk dan layanan fintech.
Ekonomi digital di Indonesia juga diperkirakan akan terus berkembang hingga tahun 2030. Pemerintah memperkirakan kontribusi ekonomi digital terhadap PDB mencapai Rp4.724,5 triliun pada tahun tersebut. Potensi ini didorong oleh sektor e-commerce, transportasi online, dan makanan/minuman berbasis digital.
Penggunaan e-wallet juga terus meningkat, dengan ShopeePay menjadi salah satu e-wallet yang tumbuh pesat. Pada tahun 2021, ShopeePay berhasil mengambil 38% pangsa pasar transaksi e-wallet, diikuti oleh OVO dan Gopay.
Dengan adanya dukungan pemerintah dan infrastruktur digital yang kuat, Indonesia siap menjadi pemain utama dalam ekonomi digital global. Transformasi digital tidak hanya melibatkan sektor bisnis besar, tetapi juga UMKM yang jumlahnya mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.