Mohon tunggu...
Elyana Gunawan
Elyana Gunawan Mohon Tunggu... -

:)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori Belajar Menurut Aliran Humanisme

19 Juni 2014   17:44 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:08 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teori ini diperkenalkan oleh David Kolb dalam bukunya yang berjudul “Experiential Learning, experience as the source of the learning and development”. Artinya adalah belajar adalah sebagai proses bagaimana pengetahuan diciptakan memalui perubahan untuk pengalaman. Mulai diperkenalkan oleh David pada tahun 1984. Pengetahuan diakibatkan oleh kombinasi pemahaman dan mentransformasikan pengalaman”. Dilakukan untuk menekankan bahwa pengalaman berperan penting dalam proses pembelajaran dan membedakannya dari teori pembelajaran lainnya seperti teori pembelajaran kognitif ataupun behaviorisme.

Aplikasi Teori Belajar Humanisme Dalam Pembelajaran

Siswa berperan sebagai subjek didik, lebih menonjolkan kebebasan setiap individu atau siswa dalam memahami materi pembelajaran untuk memperoleh informasi/pengetahuan baru dengan caranya sendiri, selama proses pembelajaran

Siswa sebagai pusat (central) dalam aktifitas belajar. Peserta didik bebas berekspresi cara-cara belajarnya sendiri. Peserta didik menjadi aktif dan tidak sekedar menerima informasi yang disampaikan oleh guru. Guru hanya sebagai fasilitator saja bagi para peserta didiknya dengan cara memberikan motivasi dan memfasilitasi pengalaman belajar, dengan menerapkan strategi pembelajaran yang membuat peserta didik aktif, serta menyampaikan materinya pembelajaran yang sistematis.

Kelebihan teori belajar humanism

1.Sangat cocok diterapkan untuk materi-materi pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial

2.Indikator dari keberhasilan aplikasi ini ialah siswa merasa senang bergairah, berinisiatif dalam belajar dan terjadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas kemauan sendiri

3.Siswa diharapkan menjadi manusia yang bebas, berani, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara tanggung jawab tanpa mengurangi hak-hak orang-orang lain atau melanggar aturan, norma, disiplin, atau etika yang berlaku

Kekurangan dalam teori humanism

1.Karena dalam teori ini guru ialah sebagai fasilitator maka kurang cocok menerapkan yang pola pikirnya kurang aktif atau pasif. Karena bagi siswa yang kurnag aktif, dia akan takut atau malu untuk bertanya pada gurunya sehingga dia akan tertinggal oleh teman-temannya yang aktif dalam kegiatan pembelajaran, padahal dalam teori ini guru akan memberikan respons bila murid yang diajar juga aktif dalam menanggapi respons yang diberikan oleh guru.

2.Karena siswa berperan sebagai pelaku utama (student center) maka keberhasilan proses belajar lebih banyak ditentukan oleh siswa itu sendiri, peran guru dalam proses pembentukan dan pendewasaan kepribadian siswa menjadi berkurang

3.Siswa yang tidak mau memahami potensi dirinya akan ketinggalan dalam proses belajar.

4.Siswa tidak aktif dan malas belajar akan merugikan diri sendiri dalam proses belajar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun