Mohon tunggu...
elya azmi
elya azmi Mohon Tunggu... Perawat - Mahasiswa Universitas Airlangga

Book, Movie, Music

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Ingin Hidup Mu Lebih Bahagia, Yuk Simak Tips Anti Cemas dari Buku Filosofi Teras Karya Henry Manampiring

5 Juni 2022   09:05 Diperbarui: 5 Juni 2022   09:15 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Buku Filosofi Teras karya Henry Manampiring merupakan salah satu buku terbaik yang dapat digunakan untuk menghindari kecemasan kecemasan masa kini, meskipun buku ini telah diterbitkan pada tahun 2019, namun buku isi dari buku ini masih sangat cocok untuk dijadikan pedoman kita sebagai penangkal emosi negatif, pikiran buruk, dan kecemasan berkepanjangan, gampang marah serta mudah stress.

pada awalnya saya kira buka filsafat ini merupakan buku berat yang sangat kuno dan tidak relate dengan kehidupan kita, namun setelah saya membaca nya, buku ini menggunakan bahasa ringan yang mudah untuk dipahami, serta buku ini dilengkapi dengan ilustrasi ilustrasi menarik yang membantu mempermudah pemahaman kita.

beberapa kutipan dari buku ini yang sangat berguna untuk menghadapi kehidupan yaitu 

  1. “bukan situasi penyebab stress yang menjadi masalah tetapi persepsi kita akan situasi tersebut lah yang menjadi masalah. sehingga manajemen cemas = manajemen persepsi “ pada halaman 16, dengan kutipan yang saya ingat ini membuat saya merasakan beberapa perubahan di hidup saya, saat ini saya sedang mempraktekkan diri saya untuk melihat permasalahan secara netral, yang mana sangat membantu saya dalam menghadapi permasalahan. tidak ada suatu permasalahan yang benar benar buruk, yang ada hanyalah bagaimana persepsi kita terhadap suatu permasalahan tersebut.

  2. “manusia harus hidup selaras dengan alam”, keluar dari keselarasan dengan alam adalah pangkal dari ketidakbahagiaan, segala sesuatu di Alam adalah (interconnected), termasuk didalamnya segala peristiwa di dalam hidup kita, maka melawan atau mengingkari apa yang telah terjadi artinya keluar dari keselarasan dengan alam. banyak dari kita pasti sering menyalahkan keadaan, serta menyesali keadaan dengan paham dan mengerti bagaimana konsep dari keselarasan alam membuat saya merasakan bahwa hidup telah berjalan secara semestinya, dan tidak lagi sering menyalahkan hidup. 

  3. selanjutnya kutipan yang sangat saya sukai yakni “prinsip dikotomi kendali, dalam hidup ada hal hal yang berada dibawah kendali kita dan ada hal hal yang tidak” hal hal yang dibawah kendali kita meliputi opini kita, persepsi kita, tingkah laku kita, pertimbangan dan tujuan kita. hal yang tidak dibawah kendali kita yakni kekayaan, reputasi, kesehatan dan opini orang lain” dengan kutipan ini membuat saya menyadari bahwa konsep kebahagiaan hanya terletak kepada sesuatu yang menjadi kendali diri kita, bukan kepada hal hal yang diluar kendali kita sehingga dalam praktiknya saya harus belajar untuk tidak menginginkan hal hal yang diluar kendali saya.

  4. “premeditatio malorum adalah tenik memperkuat mentak dengan membayangkan semua kejadiaan buruk yang mungkin terjadi dihidup kita hari ini, maupun kedepannya” pada halaman 151 dalam kutipan tersebut membuat saya belajar untuk bagaimana mengendalikan pikiran negativ yang bertujuan untuk memperkuat mental, setalah saya menjalani premeditatio malorum ini membuat saya menjadi seseorang yang jarang merasa kecewa dan terhianati, oleh karena itu dalam buku ini mengajarkan pikiran negatif menjadi tidak selamanya negatif.

Pada buku Filosofi teras ini tidak hanya menjelaskan prinsip prinsip saja, melainkan mengajarkan kita bagaimana cara dalam mempraktekkan prinsip prinsip tersebut langkah langkah yang bisa dilakukan dengan akronim S-T-A-R (Stop Think & Asses and respond) dengan tujuan untuk merasakan emosi negatif dan mengontrolnya” pada halaman 117.dengan adanya langkah langkah dalam mengontrol emosi ini sangat membantu saya sadar akan emosi negatif yang mulai menghampiri saya. 

Maka buku karya Henry Manampiring ini merupakan buku yang sangat bagus untuk dibaca serta dipraktekkan di kehidupan sehari hari tanpa batasan usia. serta cocok menjadi pedoman dikala hidup sedang kacau kacaunya, menuju hidup lebih bahagia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun