Mohon tunggu...
Elena Yunis Tiana
Elena Yunis Tiana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca, menulis, dan mendengarkan musik.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Tantangan Single Parent dalam Manajemen Pekerjaan dan Keluarga

18 November 2022   19:10 Diperbarui: 18 November 2022   19:16 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pekerjaan adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan taraf hidup menjadi lebih baik. Pekerjaan bagi orang tua tunggal merupakan suatu hal yang sangat mereka butuhkan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. 

Mereka harus mampu bekerja dan menjadi tulang punggung keluarga sendirian sekaligus mengurus rumah tangga. Orang tua tunggal, khususnya para ibu tunggal juga harus  menghadapi berbagai tantangan baik dari segi ekonomi, psikologi, maupun sosial. 

Selain itu, permasalahan di keluarga dengan orang tua single parent cenderung lebih kompleks, terutama permasalahan manajemen waktu dalam keluarga tersebut. Orang tua tunggal sering mengalami kesulitan dalam menyeimbangkan waktu bersama keluarga dan waktu bekerja. 

Bahkan waktu luang yang mereka miliki dihabiskan untuk mengurus pekerjaan rumah tangga yang lain. Hal ini tentu membawa dampak buruk bagi perkembangan anak karena tidak dapat berkomunikasi secara efektif dengan orang tuanya.

 Single parent atau orang tua tunggal terkhusus ibu tunggal pasti memiliki berbagai hal yang menjadi masalah yang membuat mereka kesulitan dalam hal melakukan manajemen pekerjaan dan juga keluarga. 

Permasalahan yang sering terjadi dapat berupa masalah-masalah terkait ekonomi, sosial dan juga psikologis. Tidak dapat kita memungkiri bahwa peran single parent itu sangat sulit untuk dijalani, belum lagi untuk memenuhi kebutuhan hidup, memberi waktu luang untuk anak dan juga menjalin hubungan sosial dengan sekitar.

Dan semua hal itu harus dilakukan sendirian. Bisa dikatakan bahwa hidup menjadi single parent itu pasti nya sangat melelahkan, tapi itu semua harus dijalani guna memenuhi kebutuhan hidup dan juga menaikkan taraf hidup keluarganya. 

Dari segi ekonomi, biasanya single parent akan sulit melakukan manajemen pekerjaan. Hal yang biasanya terjadi apabila sang single parent memiliki waktu kerja yang banyak ataupun memiliki beberapa pekerjaan karena upah yang didapat dirasa kurang untuk memenuhi berbagai kebutuhan. 

Ini bukanlah suatu hal yang salah yang dilakukan single parent untuk memenuhi kebutuhan dan juga menaikkan taraf hidup, tapi hal demikian biasanya dapat mempengaruhi anak yang nantinya tumbuh dengan kasih sayang orang tua yang kurang dan membuat anak tumbuh dengan masalah psikologis dalam dirinya yang bisa membuat anak menjadi tempramen, kurang bergaul ataupun berada di jalan yang salah karena kurang dididik.

Masalah yang juga sering dialami oleh para orang tua tunggal adalah masalah psikologis. Seperti yang kita ketahui bahwa para orang tua tunggal harus memainkan peran ganda dalam sebuah keluarga. 

Seorang ibu harus bisa menjadi sosok ayah yang dapat menjadi pelindung bagi anak-anaknya, ataupun seorang ayah yang harus bisa memberikan cinta dan kasih sayang selembut ibu. 

Peran ganda inilah yang menjadi beban psikologis orang tua. Orang tua tunggal yang memiliki anak kecil cenderung lebih mendapatkan beban psikologis karena mereka belum mengerti tentang keluarganya yang tidak lengkap. Lalu anak-anak juga sering mendapat cemoohan oleh teman sebaya nya yang ikut menjadi beban psikologis orang tua tunggal. 

Sedangkan, anak yang sudah beranjak remaja atau dewasa akan jauh lebih mengerti bahwa ketika mereka melakukan kesalahan mereka akan menyakiti  hati orang tua mereka dan cenderung akan menjadi anak yang prihatin ingin membantu orang tuanya untuk menjalankan fungsi keluarga dengan baik.

Pembagian waktu bekerja dan waktu bersama anak di keluarga single parent adalah suatu hal yang sulit bagi beberapa keluarga single parent. Pekerjaan menjadi penghambat komunikasi antar anggota keluarga. 

Para anggota keluarga dari pagi sampai sore waktu dihabiskan untuk bekerja lalu waktu malam dihabiskan untuk beristirahat sehingga tidak ada waktu untuk sekedar berbagi cerita. 

Orang tua single parent yang membuka usaha di rumah memiliki waktu lebih bersama anak sehingga itu tidak menjadi hambatan bagi mereka untuk berinteraksi dengan anak. Ada juga orang tua tunggal, khususnya ibu tunggal yang cenderung menutup diri dari orang lain. Hal ini dapat terjadi karena mereka merasa minder dan malu apalagi ketika mereka tidak bisa membuat anaknya bahagia. 

Orang tua tunggal juga tidak memiliki banyak waktu luang untuk berinteraksi dengan sekitarnya karena mereka harus bekerja dan mengurus rumah tangganya sendirian.

Masalah dalam hal interaksi sosial merupakan permasalahan yang pasti dihadapi oleh seorang single parent. Seperti yang dipaparkan di atas, orang tua tunggal cenderung menutup diri dikarenakan beberapa faktor, sebagai contoh mungkin dikarenakan kesibukan mengurus anak, kesibukan dalam bekerja bahkan bisa jadi karena malu dan minder.

Namun, hal ini bila terus dibiarkan dan tidak dilawan akan menjadi permasalahan baru bagi seorang single parent. Manusia yang pada hakikatnya sebagai makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan orang lain tentu harus bisa berbaur dengan lingkungan sekitar walaupun dengan latar belakang yang berbeda-beda.

Peranan orang tua tunggal (single parent) dalam manajemen keluarga terbilang sulit. Dimana seorang single parent harus bisa menjadi sosok seorang ibu sekaligus ayah bagi anak-anaknya. 

Ketika menjadi seorang ibu beliau harus bisa memberikan kasih sayang layaknya seorang ibu dan ketika menjadi seorang ayah, beliau harus bisa menjadi tulang punggung keluarga layaknya seorang ayah. 

 Agar dapat memenuhi kebutuhan keluarga mereka dari segi perekonomian, seorang single parent harus bekerja dan dari segi kasih sayang, seorang single parent harus bisa memberikan perhatian dalam mengurus anak-anaknya baik dengan kesibukan dan rasa lelah yang beliau rasakan. 

Bagi seorang single parent, hal ini mungkin menjadi tekanan besar bagi dirinya sendiri, rasa emosional, keresahan dan lain-lain tentu akan selalu menghantui diri mereka sendiri.

Fungsi manajemen sumberdaya keluarga adalah untuk mengatur sumber-sumber keluarga dan pekerjaan rumah tangga untuk hidup yang lebih tertib, teratur, aman, dan tentram. Semua anggota keluarga harus aktif dan bertanggung jawab dalam melaksanakan fungsi dan kewajibannya. 

Tujuan dari manajemen sumberdaya keluarga agar keluarga bisa sejahtera dan mampu mengelola, mengatur kehidupan keluarga sehingga mampu memenuhi kebutuhan anggota keluarga dengan seimbang baik kebutuhan fisik, mental, sosial psikologis, meteril, dan nonmaterial. 

Dalam manajemen  sumber daya keluarga dibutuhkan pola pikir yang ingin menjadi lebih baik dan adanya keinginan untuk melakukan perubahan-perubahan dari pola pikir tersebut. Pengelolaan rumah tangga juga harus didasarkan pada pengelolaan waktu, uang, dan tenaga. 

Sejatinya baik keluarga utuh maupun keluarga single parent memiliki tujuan yang sama yaitu mencapai kesejahteraan dan keharmonisan dalam keluarga. 

Namun, setiap keluarga tentu memiliki tantangan dan hambatannya masing-masing. Para orang tua tunggal mungkin mengalami masalah yang lebih kompleks dibandingkan keluarga lainnya. 

Untuk dapat menghadapi hal ini tentu diperlukan manajemen keluarga yang baik khususnya dalam hal manajemen pekerjaan, waktu, komunikasi, dan lain sebagainya. 

Tugas MK Manajemen Sumber Daya Keluarga

Dosen Pengajar:

Irni Rahmayani Johan,SP.,MM., PhD

Dr. Ir. Lilik Noor Yuliati, MSFA

Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen

Fakultas Ekologi Manusia

IPB University

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun