Mohon tunggu...
Elya Dz Azizah
Elya Dz Azizah Mohon Tunggu... Guru - Elya Dzurrotul Azizah

nama saya Elya Dzurrotul Azizah, biasa dipanggil Lia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Aku Diam Bukan Berarti Aku Tidak Bisa Apa-apa

7 Desember 2020   14:39 Diperbarui: 7 Desember 2020   14:42 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Buk, kenapa ya kalau aku disuruh maju ke depan sama bu guru selalu gak bisa bicara, apalagi disuruh baca tulisan di papan tulis dan didengarkan teman-teman selalu tidak bisa biacara, padahal aku tau itu hurufnya apa, kan kalau begini terus selalu dihukum bu guru" kataku kepada ibuku ketika aku masih duduk di bangku TK B,  memang pada saat itu aku masih diajar oleh guru yang umurnya sudah dibilang sangat sepuh. 

TK yang lumayan jauh dari rumahku dan dari berbagi desa bersekolah di TK tersebut. Salah satu TK yang berdiri sudah cukup lama dan tidak ada TK selain di daerah tersebut, satu kelas berisi sekitar 30 anak. 

Kami duduk satu bangku bertiga dan bayangkan aja ramenya kayak apa, terkadang krayon kebawa teman, buku gambar sering tertukar dan masih banyak hal lain. 

Banyak kesalahan yang kami perbuat seperti rame di kelas, sering lari-lari ketika bu guru menyampaikan materi atau kesalahan lainnya yang membuat bu guru kami marah, maklum saja bu guru kami sudah sepuh dan sudah seharusnya beliau pensiun dan beristirahat di rumah (mungkin dikarenakan kurangnya tenaga pendidik waktu itu dan hanya beberapa orang saja yang bersedia menjadi guru TK), jadi maklum lah bagi saya kalau beliau sering memarahi kami bahkan menghukum kami jika kami berbuat salah. Salah satu kesalahan yang sering saya perbuat adalah tidak berani berbicara di depan umum. 

Hampir setiap hari saya disuruh berdiri hingga jam istirahat. Dulunya saya adalah anak pendiam dan tak punya teman, berbicara pun jarang, dan paling sering disuruh-suruh oleh teman saya, karena saya tidak berani menolak ajakan teman saya, jadi apapun yang disuruh teman saya, saya selalu mengiyakan. Itulah sekilas cerita masa kecil saya yang menurut saya sangat suram.

Bagaimana cerita waktu TK kalian? Pasti berbalik arah sama aku, ya rata-rata teman-teman saya bercerita sekolah waktu TK dulu mengasyikkan, seru, dll yang tentunya berbalik arah denganku. Mungkin kesalahanku waktu kecil adalah kurangnya kepercayaan diri dan kurang berkembang bahasa. 

Pasti di luar sana juga banyak yang mengalami seperti apa yang saya alami waktu saya kecil dahulu, seperti kurangnya kepercayaan diri dan kurang berkembang bahasa, sebenarnya banyak cara yang perlu dilakukan ketika anak mengalami hal serupa. Metode-metode yang saya ketahui saat ini adalah:

Pertama, orang tua atau guru bisa menggunakan metode bercerita, bercerita bisa menggunakan boneka jari, boneka tangan, bantuan buku bergambar, katu bergambar, yang tentunya hal tersebut memicu anak agar banyak berbicara dan memicu anak agar bisa menyelesaikan masalah yang ada dalam cerita tersebut. 

Pancing anak agar berbicara dan bertanya agar anak bisa menganalisis, bisa juga selipkan pertanyaan kepada anak dalam cerita agar anak bisa terlatih untuk memecahkan masalah dari cerita tersebut.

Untuk membuat boneka tangan atau jari tak perlu mencari barang yang susah di dapat, boneka jari bisa juga dengan mencoret jari dengan bentuk gambar mata dan senyuman, sedangkan boneka tangan bisa menggunakan kertas lalu dilipat atau bisa juga ditambah aksesoris mata atau bisa juga menggunakan kain atau kaos kaki

Kedua, orang tua atau guru jika ingin melatih mental anak atau kepercayaan diri anak bisa dengan cara sering-sering diikutkan lomba atau acara pentas seni akhir semester di TK. Meskipun anak kalah lomba, guru atau orang tua tetap memberi apresiasi dan tetap memberi semangat bahwa kalah bukan akhir dari segalanya atau beri reward tersendiri dari orang tua atau guru kepada anak, agar anak tetap semangat walaupun tidak menang

Ketiga, ajak anak untuk selalu bertemu orang yang baru dikenal dan ajak pula untuk berkenalan, agar anak terbiasa dengan hal-hal yang baru dan terlatih mental anak agar tidak pemalu dan juga bahasa anak akan terlatih untuk berbicara. Mungkin awalnya anak akan malu, tapi lama-kelamaan akan terbiasa. Jika anak menolak untuk berkenalan, berikan pengertian padanya bahwa berkenalan dan mempunyai banyak teman itu penting.

Keempat, ajak anak untuk mereview materi yang diajarkan di kelas tadi, dan pancinglah untuk bercerita, jika di sekolah tadi ada bernyanyi, suruh anak menyanyi ulang di depan keluarga dan berikan apresiasi misal tepuk tangan. Banyak manfaat yang diambil dari mereview ulang seperti melatih bahasa anak, melatih mental anak, dan juga melatih memori anak

Kelima, jadikan tempat ternyaman untuk curhat anak, agar anak bisa bercerita dan orang tua atau guru tau apa alasannya anak tersebut diam, tidak berani, takut. Dan ajarkan lah anak untuk mengungkapkan ekspresinya. Bisa jadi alasan anak diam, tidak berani, dan takut dikarenakan anak takut pada guru atau orang tua yang terlalu menuntut anak agar bisa dan sering memberi kepada anak sebuah hukuman

Tentu saja, hal yang membuat takut anak akan menyebabkan gangguan pada bahasa anak. karena anak akan berfikiran, jika aku salah dan mencoba mengungkapkan nanti pasti aku dimarahi. Maka dari itu, kenali tingkah anak agar anak dan ubah cara memperlakukan anak agar bahasa dan kreativitas anak tidak terhambat. Semoga bermanfaat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun