Yang kedua adalah bakat, bakat adalah keadaan dimana seseorang dalam mempelajari sesuatu hanya membutuhkan waktu yang singkat dibanding orang-orang lain.
Akan tetapi, bukan berarti mempelajari dalam waktu yang singkat setelah itu selesai untuk mempelajari atau bahkan tidak perlu mempelajari lagi untuk mendapatkan bakat tersebut, semua butuh waktu latihan berulang-ulang agar bakat tersebut terasah dengan baik.
Semua menjadi lebih baik jika minat dan bakat bertemu menjadi satu. Karena bakat akan terasah terus menerus dan dalam mengasah bakat serasa tidak merasakan kelelahan karena tertutupi oleh minat dan senang hati dalam mempelajarinya.
Begitu sebaliknya, jika dalam diri seseorang ada bakat dan tidak pernah digali sama sekali, semua akan terkalahkan dengan orang yang tidak memiliki bakat akan tetapi memiliki minat yang kuat.
Yang keempat atau terakhir adalah intelegensi atau bahasa lainnya adalah kecerdasan. Intelegensi adalah suatu individu yang membedakan individu lain dalam hal kognisi.
Biasa kita mengenalnya dengan kecerdasan majemuk yang menurut kebanyakan para ahli ada delapan yang pernah kita sebut, seperti kecerdasan logis matematis, intrapersonal, interpersonal, naturalis, kinestetik, spasial, dan musikal. Untuk lebih jelasnya bisa lihat artikel saya sebelumnya.
Sudah faham kan? Lanjut ke pertanyaan yang di atas tadi, apakah benar bakat merupakan bawaan dari keturunan? Peneliti yang ahli dalam hal genetika pernah melakukan penelitian tentang bakat seseorang apakah bakat terlahir dari keturunan atau faktor lingkungan?
Penelitian tersebut membuktikan bahwa 50% persen merupakan bawaan dari keturunan atau gen dalam masalah sifat, kepribadian, tingkat stres, dan keinginan kuat untuk mengejar harapan, sisanya merupakan faktor lingkungan. Bahkan juga ada yang mengatakan 70% berasal dari gen dan 30% berasal dari faktor lingkungan.
Tapi jangan berkecil hati dulu bagi yang sedang mencari bakat tapi gak nemu-nemu gegara dengar-dengar bakat harus dari faktor gen. Ini nih ada penelitian yang mengatakan faktor lingkungan memiliki dampak lebih besar dibandingkan faktor gen meskipun faktor gen 70% lebih mempengaruhi.
Karena Professor Spector meneliti selama dua puluh tahun tentang kembar identik menemukan hal berbeda, bahwa lingkungan lebih mempengaruhi. Mungkin ketika kalian melihat anak kembar yang kalian lihat adalah bentuk wajah, tertawanya mereka yang sama.