Mohon tunggu...
Ely Anis Sofiana
Ely Anis Sofiana Mohon Tunggu... Mahasiswa - saya berasal dari ujung timur pulau jawa

saya membuat akun ini bertepatan dengan saya mengerjakan uas sosiologi ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Produk Ikonik Batik Banyuwangi di Kapuronto Batik untuk Meningkatkan Kecintaan terhadap Kebudayaan Daerah

20 Juli 2021   07:43 Diperbarui: 20 Juli 2021   07:46 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengenal Produk Ikonik Batik Banyuwangi Di Kapuronto Batik Untuk Meningkatkan Kecintaan Terhadap Kebudayaan Daerah 

Banyuwangi merupakan kabupaten paling timur di pulau jawa, Banyuwangi sangat terkenal dengan budaya dan pariwisatanya. budaya dari Banyuwangi sangat beragam mulai dari tari, seni pertunjukan, upacara adat dan berbagai jenis seni rupa. 

Salah satu seni rupa yang terdapat di Banyuwangi yang berupa seni rupa terapan adalah kain batik, kain batik Banyuwangi mempunyai berbagai macam motif diantaranya adalah, gajah oling, kangkung setingkes, kopi pecah, paras gempal, gedekan, alas kobong, moto pitik, glingseng, blarak semplah, semanggian, sekar jagad, ukel, sembruk cacing, garuda cendrawasih, latar putih, sisik papak, maspun, galaran, dilem semplah, jaloan, dan kawung. yang menjadi motif utama dan sering digunakan sebagai lambang dari kota Banyuwangi adalah motif gajah oling, motif gajah oling ini tidak hanya dipakai dalam pembuatan batik saja, namun juga dipakai dalam bidang arsitektur bangunan. 

Motif gajah oling juga biasa disebut sebagai motif ikonik dan menjadi motif tertua di Banyuwangi.

Makna dari motif gajah oling itu sendiri sangat lah dalam, motif gajah oling terdiri dari dua kata utama yakni gajah yang memilki arti kata besar dan dapat dimaknai dengan maha besar, dan oling yang berasal dari kata iling yang memilki arti mengingat, jadi jika dijelaskan secara istilah gajah oling itu sendiri memilki makna bahwa manusia harus selalu mengingat tentang kebesaran tuhan yang maha esa. Dalam motif gajah oling juga memiliki beberapa komponen yakni ada daun manggar dan kupu kupu.

Seiring berkembangnya jaman maka saat ini batik tidak hanya digunakan sebagai pakaian formal saja namun juga sudah berubah menjadi pakaian yang bisa digunakan sebagai pakaian non formal dan cocok dipakai diberbagai acara, hal tersebut salah satunya dilatarbelakangi dengan adanya modifikasi motif dan warna pada kain batik itu sendiri. 

Selain itu dari pihak pemerintah daerah tengah gencar-gencarnya menggalakan ekonomi kreatif, salah satunya dengan mendukung para umkm batik, hal ini dapat dibuktikan dengan sering diadakannya pameran batik yang diikuti oleh berbagai umkm kain batik diseluruh penjuru Banyuwangi. Untuk lebih mengenalkan kain batik ke halayak umum di khususkan pada kaum milenial.

Salah satu umkm yang mengikuti atau menjadi bagian dari umkm batik di Banyuwangi adalah kapuronto batik yang terletak didaerah mojopanggung, lebih tepatnya di jalan Mahakam 1 lingkungan mojoroto, lingkungan cungking rw., mojopangggung, kec. Giri, kab. Banyuwangi jawa timur. 

Didalam umkm kapuronto batik ini tidak hanya menyediakan kain batik saja namun juga terdapat berbagai produk yang terbuat dari kain batik seperti, masker, syal batik, udeng dan juga produk fashion baik untuk laki-laki ataupun perempuan, dan jenis produk yang dihasilkan kapuronto batik tentunya tidak ketinggalan jaman karena baik motif dan warna yang dipakai merupakan warna-warna yang sangat kekinian namun tidak meninggalkan segi budayanya dengan tetap menggunakan motif motif lama namun telah dikreasikan mengikuti selera dan sasaran pasar. H

al tersebut bertujuan untuk menyasar pasar yang bukan hanya dari golongan orang tua namun juga menyasar golongan pasar anak muda.

"pembuatan batik di kapuronto itu sendiri menyesuaikan pasar yang akan dituju misal pasar yang dituju adalah pasar menengah ke atas maka jenis kain dan pewarna yang dipakai bahan yang benar-benar premium, beda lagi kalau yang disasar pasar menengah ke bawah maka jenis kain dan warna juga akan disesuaikan" ujar ibu Fidya Ayu Widanti  pengelola Kapuronto Batik. Dari perbedaan pasar yang dituju tersebut umkm kapuronto batik akan tetap bisa menjual produknya karena telah disesuaikan pasar yang akan dituju.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun