Best Practice Pembelajaran Mengenal Organ Pencernaan Manusia dengan Media Celemek Organ Pencernaan

 

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice)  Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)

Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran

PPL PPG Daljab Kategori 2

Lokasi

SLB Negeri 1 Bantul

Lingkup Pendidikan

SMPLB

Tujuan yang ingin dicapai

Peserta didik mengetahui nama-nama organ pencernaan manusia.

Penulis

Elwis Latifah

Tanggal

11 November 2022

Situasi: 

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.

Peserta didik kelas VIII SMPLB terdiri dari tiga peserta didik tunarungu dengan salah satu peserta didik disertai dengan low vision. Heward (2013) menjelaskan bahwa orang dengan gangguan pendengaran memiliki modalitas utama belajar dan berkomunikasi menggunakan visual bisa melalui membaca ujaran, tetapi gerakan mulut yang jelas hanya sedikit (Hallahan, Kauffman & Pulen, 2014 :364) dan tidak semua gerak bibir bunyi bahasa dapat diamati dan dipahami (Bintoro, 2011). Adapun Larissa, Bangsa, & Christianna (2016) menerangkan jika anak low vision kurang mampu melihat suatu objek dengan jelas karena pergerakan bola mata yang tidak terkontrol. Dengan demikian, siswa tunarungu-low vision akan kesulitan untuk memahami gerak bibir ketika guru menjelaskan secara lisan (ceramah).

Guru lebih dominan menggunakan metode ceramah dan media gambar yang digunakan guru belum dapat diakses oleh peserta didik tersebut pada pembelajaran IPA dengan materi organ pencernaan manusia. Sehingga peserta didik tunarungu-low vision belum terakomodasi dan peserta didik belum menguasai pengetahuan nama-nama organ pencernaan.

Tantangan : 

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat,

Melihat dari keadaan peserta didik tunarungu -low vision tersebut menjadi tantangan tersendiri untuk dapat mengakomodasi pembelajaran. Tantangan komunikasi yang unik karena gangguan pendengaran dan penglihatan mereka yang bersamaan, terbatasnya kontak anak dengan lingkungan sehingga menjadi terisolasi, hambatan penglihatan dan pendengaran tidak memiliki akses terhadap berbagai kesempatan pembelajaran yang bersifat insidental, informasi yang diterima anak terpecah-pecah (Bachtiar, Taboer dan Erlani, 2022).

Siswa low vision memiliki kecenderungan membangun pengetahuan ataupun konsep melalui pengalaman perabaan, penciuman, perabaan, dan sisa pengelihatan (Saputri, 2016). Dengan demikian, media pembelajaran yang digunakan perlu mempertimbangankan kecenderungan tersebut. Media yang disajikan dapat diraba dan dilihat dengan sisa pengelihatan yang dimiliki. Gambar yang yang dicetak dengan ukuran normal tidak dapat mengakomodasi siswa low vision (Hallahan, Kauffman, & Pullen, 403: 2014). Dengan demikian, guru perlu menyediakan alat peraga pembelajaran yang dapat dilihat oleh peserta didik dengan sisa pengelihatan yang masih dimiliki dan juga dapat diraba sehingga peserta didik mendapat pengalaman langsung. Alat peraga tersebut tidak hanya dapat dimanfaatkan oleh peserta didik tunarungu-low vision tetapi juga dapat dimanfaatkan oleh peserta didik satu kelas.

Aksi : 

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini

Sebagai upaya untuk menghadapi tantangan yang ada, maka perlu perencanaan pembelajaran yang tepat. Pemanfaatan teknologi sebagai salah satu dukungan dengan menanyangkan materi melalui proyektor sehingga materi dapat disajikan dengan ukuran huruf yang besar. Penggunaan magnifier sebagai alat bantu membaca bagi peserta didik tunarungu-low vision. Media celemek organ pencernaan yang berisi organ pencernaan yang terbuat dari kain flanel yang dijahit dan diisi kapas sehingga organ-organ pencernaan yang dibuat dapat diraba oleh semua peserta didik. Warna kain flanel yang beragam dan beraneka warna membantu peserta didik tunarungu-low vision untuk mengenali bentuk dengan sisa pengelihatan yang dimiliki.

Pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran saintifik, dimana peserta didik aktif dalam proses belajar melalui mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan. Adapun dalam pelaksanaannya adalah sebagai berikut:

• Peserta didik mengamati video proses pencernaan yang ditayangkan oleh guru kemudian guru mengulas kembali proses pencernaan makanan yang dibantu dengan celemek organ pencernaan manusia dan paparan materi melalui tayangan power point yang ditampilkan dengan proyektor.
• Peserta didik memperhatikan penyampaian materi pengenalan nama organ pencernaan manusia dikuatkan dengan celemek organ pencernaan animasi nama organ pencernaan manusia.
• Peserta didik dan guru melakukan tanya jawab terkait proses pencernaan dan nama organ pencernaan dibantu celemek organ pencernaan.
• Peserta didik menyebutkan kembali nama organ pencernaan manusia dengan bantuan celemek organ pencernaan.
• Peserta didik mengerjakan LKPD secara bersama-sama dengan melengkapi puzzle organ pencernaan dengan memilih dan menempelkan pada tempatnya dengan tepat.
• Peserta didik mempresentasikan hasil pekerjaan kemudian peserta didik mengerjakan evaluasi untuk mengetahu pemahaman peserta didik terkait materi yang telah disampaikan.

Refleksi Hasil dan dampak 

Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?  Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut

Alat peraga pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dan juga dapat dimanfaatkan oleh peserta didik. Peserta didik untuk mendapatkan pengalaman yang berkesan karena mendapat pengalaman langsung melihat, memegang dan meraba tiruan organ pencernaan manusia. Peserta didik lebih mudah mengenali dan mengingat nama organ pencernaan dengan adanya tulisan penjelas.