Gunung Tangkuban Parahu adalah sebuah gunung berapi aktif yang terletak sekitar 30 km di utara kota Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Gunung ini terkenal karena bentuknya yang unik menyerupai perahu terbalik, sesuai dengan namanya dalam bahasa Sunda, yaitu "Tangkuban Parahu," yang berarti "perahu terbalik." Gunung ini berada di ketinggian sekitar 2.084 meter di atas permukaan laut dan menjadi salah satu destinasi wisata populer di Jawa Barat, menawarkan pemandangan alam yang indah, udara sejuk, dan kawah-kawah yang menarik untuk dijelajahi.
Keistimewaan dan Kawah-Kawah di Tangkuban Parahu
Gunung Tangkuban Parahu memiliki beberapa kawah yang sering dikunjungi wisatawan, di antaranya:
- Kawah Ratu: Ini adalah kawah terbesar dan paling terkenal. Dari area ini, pengunjung dapat melihat pemandangan yang dramatis dengan uap dan asap belerang yang sering kali mengepul dari kawah. Pemandangan Kawah Ratu terlihat sangat fotogenik dan menjadi ikon utama Tangkuban Parahu.
- Kawah Upas: Berada tidak jauh dari Kawah Ratu, namun jalur ke Kawah Upas lebih sulit dijangkau. Kawah ini juga mengeluarkan gas belerang yang kuat, sehingga pengunjung harus berhati-hati.
- Kawah Domas: Kawah ini berbeda dari Kawah Ratu karena letaknya lebih rendah dan lebih mudah diakses. Di Kawah Domas, pengunjung dapat mendekat dan mencoba pengalaman unik seperti merebus telur di air panas alami yang berasal dari aktivitas vulkanik di dalam kawah.
Aktivitas Vulkanik Gunung Tangkuban Parahu
Gunung Tangkuban Parahu adalah gunung berapi yang masih aktif, sehingga aktivitas vulkaniknya diawasi secara ketat oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Aktivitas vulkanik gunung ini terkadang menyebabkan area wisata ditutup sementara demi keselamatan pengunjung. Letusan-letusan kecil pernah terjadi di masa lalu, seperti pada tahun 2019 ketika gunung ini mengalami erupsi kecil yang menghasilkan abu vulkanik.
Daya Tarik Wisata
Selain kawahnya, Gunung Tangkuban Parahu menawarkan panorama alam yang menakjubkan dan udara pegunungan yang sejuk. Banyak wisatawan yang datang untuk menikmati pemandangan kawah dari ketinggian, mendaki jalur-jalur trekking, atau sekadar bersantai di sekitar area wisata. Di sekitarnya juga terdapat berbagai toko suvenir yang menjual kerajinan lokal dan aneka makanan khas Jawa Barat.
Dengan keindahan alamnya, legenda yang menarik, dan kemudahan akses dari kota Bandung, Gunung Tangkuban Parahu menjadi salah satu destinasi wisata utama di Jawa Barat yang menyuguhkan pengalaman unik dari segi alam dan budaya.
Legenda dan Nilai Budaya
Gunung Tangkuban Parahu erat kaitannya dengan legenda masyarakat Sunda tentang Sangkuriang dan Dayang Sumbi. Legenda ini menjadi salah satu cerita rakyat yang diwariskan turun-temurun dan mengisahkan asal mula terbentuknya gunung ini yang dikisahkan berasal dari perahu yang ditendang oleh Sangkuriang hingga terbalik. Cerita ini tidak hanya menjadi simbol bagi masyarakat Sunda tetapi juga menambah daya tarik wisata budaya bagi pengunjung dari berbagai daerah.
Legenda Gunung Tangkuban Parahu adalah salah satu cerita rakyat Sunda yang sangat terkenal dan diwariskan dari generasi ke generasi. Cerita ini mengisahkan asal mula terbentuknya gunung di Jawa Barat yang menyerupai perahu terbalik. Berikut adalah kisahnya:
Pada zaman dahulu, hiduplah seorang perempuan cantik bernama Dayang Sumbi yang tinggal di sebuah desa terpencil. Dayang Sumbi sangat suka menenun. Suatu hari saat sedang menenun, alat tenunnya jatuh dan ia merasa enggan untuk mengambilnya. Dalam rasa malasnya, ia berdoa kepada para dewa, "Jika ada yang mengambilkan alat tenun ini untukku, aku bersumpah akan menikah dengannya."
Saat itu, tanpa sepengetahuannya, seorang pemuda gagah berani yang bernama Si Tumang datang dan mengambilkan alat tenun tersebut. Si Tumang sebenarnya bukan manusia biasa; ia adalah seekor anjing yang memiliki kekuatan gaib dan bisa berubah wujud menjadi manusia. Karena Dayang Sumbi telah berjanji, ia pun menikahi Si Tumang dan akhirnya melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Sangkuriang.
Sangkuriang tumbuh menjadi pemuda yang tangkas dan gagah. Namun, ia tidak tahu bahwa Si Tumang adalah ayah kandungnya. Suatu hari, Dayang Sumbi meminta Sangkuriang untuk pergi berburu dan membawa pulang hasil buruan. Sangkuriang pergi berburu dengan Si Tumang. Namun, karena tidak mendapatkan hasil buruan, dalam amarahnya, Sangkuriang memanah Si Tumang hingga tewas.
Saat kembali ke rumah, Sangkuriang menceritakan apa yang terjadi pada ibunya. Dayang Sumbi marah besar dan mengusir Sangkuriang setelah mengetahui bahwa putranya telah membunuh ayahnya sendiri. Ia merasa sangat kecewa dan memukul kepala Sangkuriang hingga terluka. Karena malu dan marah, Sangkuriang pun pergi mengembara ke tempat yang jauh.
Setelah bertahun-tahun, Sangkuriang kembali ke desa asalnya tanpa mengenali siapa dirinya dan keluarganya. Ia melihat seorang wanita cantik yang tidak lain adalah Dayang Sumbi, namun karena Dayang Sumbi tetap muda dan cantik berkat kekuatan gaib, Sangkuriang tidak menyadari bahwa wanita tersebut adalah ibunya. Sangkuriang jatuh cinta pada Dayang Sumbi dan ingin menikahinya.
Dayang Sumbi akhirnya menyadari bahwa pria yang melamarnya adalah anaknya sendiri karena melihat bekas luka di kepala Sangkuriang. Dengan rasa ngeri, ia berusaha menggagalkan pernikahan tersebut. Dayang Sumbi pun memberikan syarat yang mustahil kepada Sangkuriang. Ia meminta Sangkuriang untuk membuat sebuah danau dan perahu besar dalam semalam sebelum matahari terbit.
Sangkuriang yang sakti pun memanggil para makhluk gaib untuk membantunya. Dalam semalam, ia hampir berhasil menyelesaikan permintaan tersebut. Namun, Dayang Sumbi menyadari bahwa Sangkuriang hampir berhasil dan segera berdoa kepada dewa-dewa agar matahari cepat terbit. Dewa mengabulkan doanya, dan ayam jantan berkokok lebih awal, menandakan datangnya pagi.
Sangkuriang sangat marah mengetahui usahanya gagal karena akal licik Dayang Sumbi. Dengan penuh amarah, ia menendang perahu yang sudah dibuatnya hingga terbalik. Perahu tersebut kemudian berubah menjadi sebuah gunung, yang kita kenal sekarang sebagai Gunung Tangkuban Parahu.
Legenda ini tidak hanya menjadi cerita rakyat, tetapi juga menjadi simbol ketabahan dan kisah yang penuh pesan moral tentang kebenaran, nasib, dan batasan dalam hubungan manusia. Gunung Tangkuban Parahu kini menjadi salah satu tujuan wisata terkenal di Jawa Barat, dan bentuknya yang menyerupai perahu terbalik selalu mengingatkan pada legenda ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H