Mohon tunggu...
Elwin Hilmansyah
Elwin Hilmansyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - wiraswasta

Nama saya elwin hilmansyah , tinggal di lembang kab bandung barat, hobi saya berolahraga, berkebun dan treveling. Konten yang saya sukai adalah berkaitan dengan isu sosial dan politik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kepemimpinan Polri di Era Revolusi Industri 4.0

17 September 2024   06:28 Diperbarui: 17 September 2024   06:32 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto : dok pribadi Asri Delfi, S.T., M.H.

Dalam sebuah wawancara yang dilaksanakan oleh salah seorang Serdik SPPK (Sekolah Pengembangan Profesi Kepolisian, angkatan 1 T.A. 2024 yang bernama : Asri Delfi, S.T., M.H. No Serdik : 202409002011, kepada jurnalist Kompasiana. Beliau, menganalisis dan menjelaskan tentang kepemimpinan Polri di Era Revolusi Industri 4.0. Lebih lanjut beliau menjelaskan bahwa :

Era Revolusi Industri 4.0 ditandai dengan pesatnya perkembangan teknologi digital, otomatisasi, dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang mengubah banyak aspek kehidupan, termasuk dalam dunia kepolisian. Kepolisian Republik Indonesia (Polri) sebagai institusi yang bertugas menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, juga tidak luput dari tuntutan untuk beradaptasi dengan perubahan zaman ini. Dalam konteks ini, kepemimpinan Polri menghadapi tantangan yang kompleks, tetapi juga memiliki peluang besar untuk melakukan transformasi guna meningkatkan efektivitas pelaksanaan tugas.

Tantangan dalam Era Revolusi Industri 4.0

  1. Perubahan Karakter Kejahatan
    Di era ini, kejahatan tidak lagi hanya terjadi di dunia fisik, tetapi juga di dunia maya (cybercrime). Dengan munculnya internet dan teknologi digital, kejahatan seperti peretasan data, pencurian identitas, hingga penipuan online menjadi lebih marak. Polri perlu memperkuat kompetensi dalam bidang teknologi informasi dan mengembangkan unit khusus yang mampu menangani kejahatan dunia maya.
  2. Kebutuhan Kapasitas Digital
    Dalam menghadapi tantangan digital, Polri harus membekali anggotanya dengan kemampuan literasi digital yang memadai. Ini termasuk memahami teknologi terkini, big data, dan penggunaan AI untuk menganalisis pola kejahatan dan melakukan prediksi.
  3. Tuntutan Transparansi dan Akuntabilitas
    Era digital juga membuka akses informasi yang lebih luas bagi masyarakat. Polri harus menghadapi tuntutan untuk lebih transparan dan akuntabel dalam pelaksanaan tugasnya. Kepemimpinan yang efektif harus mampu memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan keterbukaan, misalnya melalui aplikasi pelaporan berbasis masyarakat atau sistem monitoring kinerja berbasis data.
  4. Resistensi terhadap Perubahan
    Sebagaimana institusi besar lainnya, Polri menghadapi tantangan resistensi internal terhadap perubahan. Teknologi baru memerlukan perubahan dalam prosedur kerja, pelatihan, dan pola pikir. Kepemimpinan yang adaptif sangat dibutuhkan untuk mengatasi resistensi ini, serta mengelola transisi dengan baik.

Transformasi yang Dibutuhkan

  1. Pemimpin yang Berbasis Data dan Teknologi
    Kepemimpinan di Polri harus beralih dari pendekatan tradisional ke pendekatan berbasis data. Pemimpin yang mampu memanfaatkan teknologi big data untuk mengambil keputusan yang lebih cepat, akurat, dan berbasis bukti akan sangat diperlukan. Pemimpin juga harus mempromosikan inovasi teknologi untuk meningkatkan efisiensi operasional.
  2. Pengembangan Kompetensi Digital Personel
    Polri perlu mengadakan pelatihan intensif untuk anggotanya dalam memahami dan menggunakan teknologi informasi, khususnya dalam menangani kejahatan siber. Kompetensi ini juga diperlukan untuk pengelolaan informasi publik dan media sosial yang lebih strategis.
  3. Kolaborasi dan Sinergi dengan Institusi Lain
    Era Industri 4.0 memungkinkan sinergi lintas sektor menjadi lebih efektif. Polri harus memperkuat kolaborasi dengan instansi pemerintah lainnya, sektor swasta, dan masyarakat sipil dalam menangani kejahatan yang semakin kompleks dan canggih. Pemanfaatan teknologi keamanan, misalnya CCTV berbasis AI atau platform deteksi dini kriminalitas, bisa diwujudkan melalui kolaborasi dengan pihak-pihak terkait.
  4. Transformasi Budaya Organisasi
    Kepemimpinan Polri harus mampu mendorong transformasi budaya kerja yang lebih adaptif terhadap perubahan teknologi. Budaya inovatif, responsif, dan berbasis data harus menjadi nilai yang dijunjung tinggi oleh seluruh anggota Polri. Pemimpin harus menjadi role model dalam hal penerapan teknologi dalam pelaksanaan tugas sehari-hari.

Kesimpulan

Kepemimpinan Polri di era Revolusi Industri 4.0 tidak hanya ditantang untuk mengatasi berbagai perubahan teknologi dan karakter kejahatan, tetapi juga diberi peluang besar untuk bertransformasi menuju institusi yang lebih modern, responsif, dan berbasis teknologi. Pemimpin yang adaptif, inovatif, dan memiliki visi untuk memanfaatkan teknologi secara maksimal akan mampu membawa Polri ke arah yang lebih baik dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat di era digital ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun